Tak Miliki Kuota Internet, Siswa Ini Terpaksa Numpang Belajar di Kelurahan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Belajar secara online sebagai imbas dari pandemi virus corona (COVID-19), tak selamanya berjalan mulus. Sebab masih ada siswa yang tak punya biaya untuk sekadar membeli kuota internet.
Contohnya tepat pada Hari Anak Nasional, Kamis (23/7), 10 siswa yang meliputi pelajar SD, SMP, hingga SMA di Surabaya terpaksa pergi keluar rumah guna mencari internet gratis.
Sambil mengenakan seragam sekolah masing-masing, mereka beramai-ramai mendatangi Kantor Kelurahan Pucang Sewu, Kecamatan Guberng, Surabaya, Jawa Timur, untuk meminta izin mengakses jaringan internet atau wifi gratis dari kantor pemerintah tersebut. (Baca juga: Keluarga Peserta Didik Tak Mampu, KPAI Dorong Internet Gratis untuk PJJ )
Hasilnya, mereka akhirnya diperbolehkan menggunakan wifi secara gratis, bahkan diizinkan ikut belajar online dari kantor kelurahan tersebut.
Ferdi Surya siswa SMA yang ikut numpang wifi itu mengatakan, biasanya ia belajar dari wakop yang menyediakan internet gratis. Sesekali ia ke rumah teman yang sudah sudah memiliki jaringan internet.
“Biasanya di rumah teman, terkadang di warkop, dan kondisi ini menyulitkan saya untuk belajar. Dengan ada internet di kelurahan sangat membantu bangat,” ujarnya pada Kamis (23/7/2020). (Baca juga: 6 Bulan Tak Digaji, 595 Guru Madrasah di Labuhanbatu Menjerit )
Hal senada juga diungkapkan Nurul Hikmah, pelajar kelas 8 SMP. Ia mengaku terbantu dengan adanya internet yang diberikan pihak kelurahan. “Dulu kalau ada paket internet ya belajar terus, kalau tidak ada kuota ya tidak mengerjakan tugas. Sekarang dengan ada internet di kelurahan, saya bisa terus belajar,” ucapnya.
Sementara Lurah Pucang Sewu Kenny Pieter Tupamahu mengatakan pihaknya cuma sekadar membantu agar anak-anak itu bisa belajar online.
“Tujuan kami, kelurahan, hanya untuk membantu anak-anak sekolah agar dapat terus bersekolah dan belajar secara daring,” tuturnya.
Meski waktu belajar online hanya berlangsung sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, namun Pieter tidak akan memberi batasan waktu bagi para pelajar apabila membutuhkan internet.
Sementara itu, selain membantu memperlancar proses belajar mengajar, diharapkan dengan fasilitas internet gratis yang diberikan pihak kelurahan, juga dapat menghindarkan para pelajar melakukan belajar atau bersekolah di warung kopi.
Contohnya tepat pada Hari Anak Nasional, Kamis (23/7), 10 siswa yang meliputi pelajar SD, SMP, hingga SMA di Surabaya terpaksa pergi keluar rumah guna mencari internet gratis.
Sambil mengenakan seragam sekolah masing-masing, mereka beramai-ramai mendatangi Kantor Kelurahan Pucang Sewu, Kecamatan Guberng, Surabaya, Jawa Timur, untuk meminta izin mengakses jaringan internet atau wifi gratis dari kantor pemerintah tersebut. (Baca juga: Keluarga Peserta Didik Tak Mampu, KPAI Dorong Internet Gratis untuk PJJ )
Hasilnya, mereka akhirnya diperbolehkan menggunakan wifi secara gratis, bahkan diizinkan ikut belajar online dari kantor kelurahan tersebut.
Ferdi Surya siswa SMA yang ikut numpang wifi itu mengatakan, biasanya ia belajar dari wakop yang menyediakan internet gratis. Sesekali ia ke rumah teman yang sudah sudah memiliki jaringan internet.
“Biasanya di rumah teman, terkadang di warkop, dan kondisi ini menyulitkan saya untuk belajar. Dengan ada internet di kelurahan sangat membantu bangat,” ujarnya pada Kamis (23/7/2020). (Baca juga: 6 Bulan Tak Digaji, 595 Guru Madrasah di Labuhanbatu Menjerit )
Hal senada juga diungkapkan Nurul Hikmah, pelajar kelas 8 SMP. Ia mengaku terbantu dengan adanya internet yang diberikan pihak kelurahan. “Dulu kalau ada paket internet ya belajar terus, kalau tidak ada kuota ya tidak mengerjakan tugas. Sekarang dengan ada internet di kelurahan, saya bisa terus belajar,” ucapnya.
Sementara Lurah Pucang Sewu Kenny Pieter Tupamahu mengatakan pihaknya cuma sekadar membantu agar anak-anak itu bisa belajar online.
“Tujuan kami, kelurahan, hanya untuk membantu anak-anak sekolah agar dapat terus bersekolah dan belajar secara daring,” tuturnya.
Meski waktu belajar online hanya berlangsung sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, namun Pieter tidak akan memberi batasan waktu bagi para pelajar apabila membutuhkan internet.
Sementara itu, selain membantu memperlancar proses belajar mengajar, diharapkan dengan fasilitas internet gratis yang diberikan pihak kelurahan, juga dapat menghindarkan para pelajar melakukan belajar atau bersekolah di warung kopi.
(mpw)