Self Progress Learning Permudah Anak Belajar Matematika

Selasa, 06 Juni 2023 - 15:54 WIB
loading...
Self Progress Learning Permudah Anak Belajar Matematika
Merdeka Belajar sebagai gaya belajar baru, memungkinkan siswa mengambil inisiatif dan memberikan ruang bagi guru untuk memahami kebutuhan setiap siswa. Foto/Bennese.
A A A
JAKARTA - Seiring berakhirnya pandemi, dampak Learning Loss semakin tinggi dan besar dampaknya pada pembelajaran. Pendekatan konvensional yang mengajar semua siswa secara serentak tidak lagi efektif dan cenderung menghambat proses belajar proaktif siswa.

Di sinilah peran Merdeka Belajar sangat diperlukan. Merdeka Belajar sebagai gaya belajar baru, memungkinkan siswa mengambil inisiatif dan memberikan ruang bagi guru untuk memahami kebutuhan setiap siswa.

Presiden Direktur PT Benesse Indonesia Tatsunosuke Suzuki mengatakan, pihaknya mengembangkan Shinkenjuku School Reformation untuk solusi gaya belajar baru tersebut.

Baca juga: Pendaftaran PPDB Jabar 2023 Resmi Dibuka Hari Ini, Cek Linknya

"Program ini menitikberatkan pada pemahaman konsep dasar Matematika dan pengembangan sikap belajar dengan mengadopsi Self Progress Learning (SPL) dan esensi dari Kurikulum Merdeka Belajar," katanya, dalam keterangan resmi, Selasa (6/6/2023).

Dia mengatakan, Matematika itu terkenal dengan menghitung, namun sebenarnya dalam Matematika juga sangat penting memahami konsep dan kemampuan logika, termasuk soal cerita.

Menurutnya, pihaknya memiliki materi dan metode yang mengajarkan secara mendalam tentang konsep Matematika selama sekitar 70 tahun di Jepang. Kini materi Shinkenjuku disesuaikan dengan kurikulum Indonesia untuk permudah guru dalam mengajar konsep Matematika.

"Kami berharap Shinkenjuku dapat bekerja sama dengan sekolah membantu anak-anak Indonesia lebih menyukai matematika dan percaya diri mengerjakan soal yang sulit," harapnya.

Baca juga: Dari Kursus Perhotelan, Uki Bisa Bekerja di Kapal Pesiar dan Keliling Dunia

Melalui program Self-progress Learning, sekolah dapat menjamin hak pembelajaran setiap siswa. Semua siswa di sekolah diberikan ruang untuk belajar secara mandiri dan kolaboratif. Hal ini dapat membantu memecahkan masalah Learning Loss dan Learning Gap.

Jiwa pendidik guru juga ditingkatkan melalui dukungan pelatihan khusus dan praktik. Dengan begitu kualitas pelajaran akan berubah, kepemilikan pembelajaran (Learning Ownership) bisa dikembalikan ke siswa sehingga mereka menjadi pembelajar yang otentik.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1252 seconds (0.1#10.140)