Muhammadiyah Nyatakan Tak Terlibat Evaluasi Lanjutan POP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah menegaskan tidak terlibat dalam evaluasi lanjutan Program Organisasi Penggerak (POP). Mereka secara internal ingin fokus untuk peningkatan kapasitas sumber daya pendidikan.
”Dengan sumber daya internal kami akan tetap membantu pemerintah meningkatkan kapasitas sumber daya pendidikan di Indonesia termasuk di lingkungan persarikatan Muhammadiyah ,” kata Ketua Majelis Diksasmen PP Muhammadiyah Baedhowi melalui keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Senin (27/7).
(Baca: FSGI Nilai Program Organisasi Penggerak Tidak Efektif Dilaksanakan di Tengah Pandemi)
POP menjadi polemik karena tiga organisasi besar mundur dari program tersebut. Atas desakan publik yang kian besar termasuk dari Komisi X DPR RI akhirnya Kemendikbud melakukan taklimat media pada Jumat lalu (24/07/20).
Dalam keterangannya Mendikbud akan melakukan evaluasi lanjutan terhadap POP secara intensif selama 3-4 minggu ke depan dengan melibatkan organisasi masyarakat yang selama ini telah berperan dan berkiprah bagi pendidikan Indonesia.
(Baca: Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Mundur dari Organisasi Penggerak)
“Evaluasi Program Organisasi Penggerak merupakan urusan internal Kemendikbud, untuk itu Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah tidak terlibat dan akan fokus pada peningkatan kualitas guru dan siswa termasuk penanganan sekolah di masa pandemic COVID-19,” tegas Baedhowi.
Sebelumnya, Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah menyaatakan mundur dari POP. Salah satu pertimbangan mundur adalah kriteria pemilihan organisasi masyarakat yang ditetapkan lolos evaluasi proposal sangat tidak jelas, karena tidak membedakan antara lembaga CSR yang sepatutnya membantu dana pendidikan dengan organisasi masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah.neneng zubaidah
”Dengan sumber daya internal kami akan tetap membantu pemerintah meningkatkan kapasitas sumber daya pendidikan di Indonesia termasuk di lingkungan persarikatan Muhammadiyah ,” kata Ketua Majelis Diksasmen PP Muhammadiyah Baedhowi melalui keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Senin (27/7).
(Baca: FSGI Nilai Program Organisasi Penggerak Tidak Efektif Dilaksanakan di Tengah Pandemi)
POP menjadi polemik karena tiga organisasi besar mundur dari program tersebut. Atas desakan publik yang kian besar termasuk dari Komisi X DPR RI akhirnya Kemendikbud melakukan taklimat media pada Jumat lalu (24/07/20).
Dalam keterangannya Mendikbud akan melakukan evaluasi lanjutan terhadap POP secara intensif selama 3-4 minggu ke depan dengan melibatkan organisasi masyarakat yang selama ini telah berperan dan berkiprah bagi pendidikan Indonesia.
(Baca: Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Mundur dari Organisasi Penggerak)
“Evaluasi Program Organisasi Penggerak merupakan urusan internal Kemendikbud, untuk itu Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah tidak terlibat dan akan fokus pada peningkatan kualitas guru dan siswa termasuk penanganan sekolah di masa pandemic COVID-19,” tegas Baedhowi.
Sebelumnya, Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah menyaatakan mundur dari POP. Salah satu pertimbangan mundur adalah kriteria pemilihan organisasi masyarakat yang ditetapkan lolos evaluasi proposal sangat tidak jelas, karena tidak membedakan antara lembaga CSR yang sepatutnya membantu dana pendidikan dengan organisasi masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah.neneng zubaidah
(muh)