Upaya Membangun SDM Unggul di Masa Depan melalui Program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA)
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai salah satu implementasi program unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) kembali menyelenggarakan program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Kini, program IISMA telah menunjukkan dampaknya terhadap SDM di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sri Gunani Partiwi selaku Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek menjelaskan bahwa menurut survei yang dilakukan lembaganya, alumni dari program IISMA termasuk yang paling unggul perihal mendapatkan pekerjaan.
"Jika biasanya alumni perguruan tinggi mengalami masa tunggu selama empat bulan sebelum mendapat pekerjaan, alumni IISMA rata-rata hanya menunggu selama 0,3 bulan saja. Bahkan, berkat jejaring selama program IISMA, banyak di antaranya yang sudah mendapatkan pekerjaan sejak sebelum lulus di perguruan tinggi,” ujarnya dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar bertema “Jelajahi Dunia Dunia dan Bentuk Masa Depan dengan Indonesian International Student Mobility Award (IISMA),” pada Kamis (6/7/2023).
“IISMA bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa Indonesia untuk menjadi SDM yang tangguh dan relevan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, serta mampu menghadapi tantangan global di masa depan. Selain itu, program ini pun merupakan langkah diplomasi melalui pendidikan lintas budaya, serta membuka pintu bagi para mahasiswa untuk mengembangkan jaringan profesional Internasional yang dapat bermanfaat dalam kariernya di masa depan,” tuturnya.
Ia pun menambahkan bahwa dengan adanya program IISMA, para mahasiswa tidak hanya diberi kesempatan belajar dan mengembangkan dirinya di kampus ternama secara formal, namun juga dapat meningkatkan jejaring serta beragam pengalaman yang penting untuk memperkuat kompetensi baik secara akademik maupun non akademik.
“Dengan demikian, ke depannya para alumni IISMA sebagai SDM unggul akan memberi kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara, serta mampu menjadi pemimpin yang menjunjung tinggi semangat kebangsaan,” tuturnya.
Senada dengan hal tersebut, Andi Rahardiyan Wijaya selaku Wakil Ketua IISMA mengungkapkan bahwa berkat networking yang bagus, banyak alumni dari program IISMA yang mendapatkan undangan untuk menyelesaikan skripsi serta berkesempatan melanjutkan studi S-2 nya di luar negeri.
Enrique Owen sebagai salah satu alumni IISMA tahun 2022 menyatakan bahwa program Merdeka Belajar ini telah mengubah hidupnya dan mewujudkan mimpinya untuk belajar di luar negeri dengan fasilitas yang sangat baik.
“Melalui IISMA, saya tidak hanya belajar di kelas, namun juga mendapat banyak pelajaran hidup. Mata saya pun terbuka bahwa betapa banyaknya orang pintar di luar sana sehingga mendorong saya untuk terus belajar. Selain itu saya juga mendapatkan banyak jejaring yang bermanfaat untuk kemajuan saya ke depannya,” ucap Enrique yang sempat berkuliah di Universitas Pennsylvania itu.
Pendapat lain juga diungkapkan oleh Tania Bong. Sebagai alumni, ia menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap program Kampus Merdeka ini.
“IISMA adalah program yang berhasil merangkul mahasiswa vokasi dan memberi kesempatan kami untuk melebarkan sayap ke dunia internasional. Program ini pun sangat matang dan fokus dengan memadukan pembelajaran teori dan praktik. Hebatnya, dalam segi fasilitas, IISMA pun memberikan ketenangan karena sudah memberikan dana sejak sebelum kami sampai di luar negeri,” ujar mahasiswa jurusan pariwisata ini.
Andi Rahardiyan pun menambahkan bahwa saat ini, IISMA merupakan salah satu di antara enam program MBKM yang menjadi favorit bagi para mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia.
“Kini IISMA semakin berkembang, bahkan semakin banyak perguruan tinggi top 100 dunia yang menjadi tempat studi. Maka dari itu, pendaftar IISMA dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2021 ke 2022 naik sekitar 300 persen, kemudian dari tahun 2022 ke tahun 2023 naik sekitar 150 persen, sehingga secara keseluruhannya naik sekitar 450 persen,” ujarnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa peningkatan minat tersebut diimbangi dengan peningkatan kualitas dari para pendaftar. “Salah satu bukti peningkatan kualitas yakni melalui skor kemampuan bahasa Inggris yang meningkat 0,5-1 digit dalam format IELTS. Pada tahun 2021 rata-rata pendaftar memiliki skor 6,5, namun tahun ini sudah mencapai 7,5. Hal tersebut menjadi tantangan bagi para pendaftar untuk terus meningkatkan kualitas dirinya karena proses seleksi pasti akan semakin ketat,” tuturnya.
Enrique dan Tania yang saat ini aktif mengelola komunitas IISMA Fighters pun turut merasakan tingginya animo para mahasiswa terhadap IISMA. “Kini IISMA Fighters sudah berisi lebih dari 9.000 orang. Melalui komunitas ini, kami memberikan wawasan terkait program IISMA dari mulai pendaftaran, beragam tips, dan lain-lain. Selain itu kami juga merancang program untuk membantu alumni,” tutur Enrique.
Program IISMA ini telah dilaksanakan sejak 2021 dan diberikan kepada mahasiswa Indonesia program sarjana dari perguruan tinggi akademik dan program diploma dari perguruan tinggi vokasi. Mereka berkesempatan belajar di perguruan tinggi unggul di luar negeri selama satu semester atau selama empat sampai enam bulan.
Perluas Akses dengan Tetap Menjaga Kualitas
Sri Gunani memaparkan bahwa untuk program IISMA tahun ini diterapkan skema baru yakni skema co-founding. Hal ini dilatarbelakangi oleh antusiasme publik yang tinggi terhadap IISMA yang tidak diimbangi dengan ketersediaan dana.
“Melalui jalur co-funding, para mahasiswa Indonesia akan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi luar negeri terbaik selama satu semester dengan pembiayaan bersama antara pemerintah dan pihak mahasiswa secara mandiri,” ujarnya.
Hal ini menurutnya menunjukkan sikap gotong royong dalam pembiayaan program IISMA agar dapat memanfaatkan kuota yang disediakan oleh perguruan tinggi mitra di luar negeri dan tetap menjaga kualitas, khususnya untuk memastikan keberhasilan studi (success rate) dan dampaknya pada capaian pembelajaran mahasiswa yang menjadi peserta.
"Jadi, pemerintah membiayai misalnya dari SPP, biaya registrasi, dan tiket perjalanan internasionalnya. Kemudian dari pihak mahasiswa, misalnya orang tua atau pihak donatur, bisa membiayai living allowance, tiket dalam negeri di negara tempat studi, kemudian asuransi dan visa. Kemarin di pleno dinyatakan untuk tahun ini akan ada 300 mahasiswa yang siap diberangkatkan," ujarnya.
Andi Rahardiyan pun menegaskan bahwa tidak ada pembeda signifikan antara skema reguler ataupun co-funding, termasuk dalam proses seleksi. Skema reguler dan co-funding hanya pada berbeda pada sumber pendanaannya saja.
"Dalam seleksi, kami masih menggunakan merit based system. Juknisnya sama, algoritmanya sama, yang mewawancara juga sama, kemudian kolom penilaiannya juga sama," ucapnya.
Sebagai alumni program IISMA, Tania dan Enrique juga mengajak rekan-rekan sesama mahasiswa yang masih ragu untuk mengikuti IISMA agar tidak takut dan mulai mengambil langkah untuk mempersiapkan syarat-syarat seleksi sejak dini. Tak lupa mereka berbagi tips kepada para mahasiswa peminat program IISMA.
“Sebelum mendaftar, sebaiknya harus melakukan persiapan dengan matang dari jauh-jauh hari. Kita juga harus memperdalam wawasan tentang program IISMA, serta teliti dalam mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan,” ujar Enrique.
Tania juga menambahkan bahwa penting untuk memperhatikan orisinalitas esai, kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni, keaktifan dalam organisasi, serta kesiapan fisik dan mental.
Kini, program IISMA telah menunjukkan dampaknya terhadap SDM di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sri Gunani Partiwi selaku Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek menjelaskan bahwa menurut survei yang dilakukan lembaganya, alumni dari program IISMA termasuk yang paling unggul perihal mendapatkan pekerjaan.
"Jika biasanya alumni perguruan tinggi mengalami masa tunggu selama empat bulan sebelum mendapat pekerjaan, alumni IISMA rata-rata hanya menunggu selama 0,3 bulan saja. Bahkan, berkat jejaring selama program IISMA, banyak di antaranya yang sudah mendapatkan pekerjaan sejak sebelum lulus di perguruan tinggi,” ujarnya dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar bertema “Jelajahi Dunia Dunia dan Bentuk Masa Depan dengan Indonesian International Student Mobility Award (IISMA),” pada Kamis (6/7/2023).
“IISMA bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa Indonesia untuk menjadi SDM yang tangguh dan relevan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, serta mampu menghadapi tantangan global di masa depan. Selain itu, program ini pun merupakan langkah diplomasi melalui pendidikan lintas budaya, serta membuka pintu bagi para mahasiswa untuk mengembangkan jaringan profesional Internasional yang dapat bermanfaat dalam kariernya di masa depan,” tuturnya.
Ia pun menambahkan bahwa dengan adanya program IISMA, para mahasiswa tidak hanya diberi kesempatan belajar dan mengembangkan dirinya di kampus ternama secara formal, namun juga dapat meningkatkan jejaring serta beragam pengalaman yang penting untuk memperkuat kompetensi baik secara akademik maupun non akademik.
“Dengan demikian, ke depannya para alumni IISMA sebagai SDM unggul akan memberi kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara, serta mampu menjadi pemimpin yang menjunjung tinggi semangat kebangsaan,” tuturnya.
Senada dengan hal tersebut, Andi Rahardiyan Wijaya selaku Wakil Ketua IISMA mengungkapkan bahwa berkat networking yang bagus, banyak alumni dari program IISMA yang mendapatkan undangan untuk menyelesaikan skripsi serta berkesempatan melanjutkan studi S-2 nya di luar negeri.
Enrique Owen sebagai salah satu alumni IISMA tahun 2022 menyatakan bahwa program Merdeka Belajar ini telah mengubah hidupnya dan mewujudkan mimpinya untuk belajar di luar negeri dengan fasilitas yang sangat baik.
“Melalui IISMA, saya tidak hanya belajar di kelas, namun juga mendapat banyak pelajaran hidup. Mata saya pun terbuka bahwa betapa banyaknya orang pintar di luar sana sehingga mendorong saya untuk terus belajar. Selain itu saya juga mendapatkan banyak jejaring yang bermanfaat untuk kemajuan saya ke depannya,” ucap Enrique yang sempat berkuliah di Universitas Pennsylvania itu.
Pendapat lain juga diungkapkan oleh Tania Bong. Sebagai alumni, ia menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap program Kampus Merdeka ini.
“IISMA adalah program yang berhasil merangkul mahasiswa vokasi dan memberi kesempatan kami untuk melebarkan sayap ke dunia internasional. Program ini pun sangat matang dan fokus dengan memadukan pembelajaran teori dan praktik. Hebatnya, dalam segi fasilitas, IISMA pun memberikan ketenangan karena sudah memberikan dana sejak sebelum kami sampai di luar negeri,” ujar mahasiswa jurusan pariwisata ini.
Andi Rahardiyan pun menambahkan bahwa saat ini, IISMA merupakan salah satu di antara enam program MBKM yang menjadi favorit bagi para mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia.
“Kini IISMA semakin berkembang, bahkan semakin banyak perguruan tinggi top 100 dunia yang menjadi tempat studi. Maka dari itu, pendaftar IISMA dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2021 ke 2022 naik sekitar 300 persen, kemudian dari tahun 2022 ke tahun 2023 naik sekitar 150 persen, sehingga secara keseluruhannya naik sekitar 450 persen,” ujarnya.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa peningkatan minat tersebut diimbangi dengan peningkatan kualitas dari para pendaftar. “Salah satu bukti peningkatan kualitas yakni melalui skor kemampuan bahasa Inggris yang meningkat 0,5-1 digit dalam format IELTS. Pada tahun 2021 rata-rata pendaftar memiliki skor 6,5, namun tahun ini sudah mencapai 7,5. Hal tersebut menjadi tantangan bagi para pendaftar untuk terus meningkatkan kualitas dirinya karena proses seleksi pasti akan semakin ketat,” tuturnya.
Enrique dan Tania yang saat ini aktif mengelola komunitas IISMA Fighters pun turut merasakan tingginya animo para mahasiswa terhadap IISMA. “Kini IISMA Fighters sudah berisi lebih dari 9.000 orang. Melalui komunitas ini, kami memberikan wawasan terkait program IISMA dari mulai pendaftaran, beragam tips, dan lain-lain. Selain itu kami juga merancang program untuk membantu alumni,” tutur Enrique.
Program IISMA ini telah dilaksanakan sejak 2021 dan diberikan kepada mahasiswa Indonesia program sarjana dari perguruan tinggi akademik dan program diploma dari perguruan tinggi vokasi. Mereka berkesempatan belajar di perguruan tinggi unggul di luar negeri selama satu semester atau selama empat sampai enam bulan.
Perluas Akses dengan Tetap Menjaga Kualitas
Sri Gunani memaparkan bahwa untuk program IISMA tahun ini diterapkan skema baru yakni skema co-founding. Hal ini dilatarbelakangi oleh antusiasme publik yang tinggi terhadap IISMA yang tidak diimbangi dengan ketersediaan dana.
“Melalui jalur co-funding, para mahasiswa Indonesia akan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi luar negeri terbaik selama satu semester dengan pembiayaan bersama antara pemerintah dan pihak mahasiswa secara mandiri,” ujarnya.
Hal ini menurutnya menunjukkan sikap gotong royong dalam pembiayaan program IISMA agar dapat memanfaatkan kuota yang disediakan oleh perguruan tinggi mitra di luar negeri dan tetap menjaga kualitas, khususnya untuk memastikan keberhasilan studi (success rate) dan dampaknya pada capaian pembelajaran mahasiswa yang menjadi peserta.
"Jadi, pemerintah membiayai misalnya dari SPP, biaya registrasi, dan tiket perjalanan internasionalnya. Kemudian dari pihak mahasiswa, misalnya orang tua atau pihak donatur, bisa membiayai living allowance, tiket dalam negeri di negara tempat studi, kemudian asuransi dan visa. Kemarin di pleno dinyatakan untuk tahun ini akan ada 300 mahasiswa yang siap diberangkatkan," ujarnya.
Andi Rahardiyan pun menegaskan bahwa tidak ada pembeda signifikan antara skema reguler ataupun co-funding, termasuk dalam proses seleksi. Skema reguler dan co-funding hanya pada berbeda pada sumber pendanaannya saja.
"Dalam seleksi, kami masih menggunakan merit based system. Juknisnya sama, algoritmanya sama, yang mewawancara juga sama, kemudian kolom penilaiannya juga sama," ucapnya.
Sebagai alumni program IISMA, Tania dan Enrique juga mengajak rekan-rekan sesama mahasiswa yang masih ragu untuk mengikuti IISMA agar tidak takut dan mulai mengambil langkah untuk mempersiapkan syarat-syarat seleksi sejak dini. Tak lupa mereka berbagi tips kepada para mahasiswa peminat program IISMA.
“Sebelum mendaftar, sebaiknya harus melakukan persiapan dengan matang dari jauh-jauh hari. Kita juga harus memperdalam wawasan tentang program IISMA, serta teliti dalam mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan,” ujar Enrique.
Tania juga menambahkan bahwa penting untuk memperhatikan orisinalitas esai, kemampuan bahasa Inggris yang mumpuni, keaktifan dalam organisasi, serta kesiapan fisik dan mental.
(bga)