IPB Buka Prodi Baru S1 Smart Agriculture Kelas Internasional, Kolaborasi dengan Korsel
loading...
A
A
A
JAKARTA - IPB University membuka Program Studi (Prodi) S1 Smart Agriculture di Kelas Internasional. Prodi baru yang juga berkolaborasi dengan Korea Selatan ini membuka pendaftaran pada pertengahan Juli 2023.
Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof drh Deni Noviana menjelaskan, IPB University telah bekerja sama dengan Gyeongsang National University (GNU) Korea Selatan dalam pembukaan Prodi S1 Smart Agriculuture Kelas Internasional ini.
Menurutnya, IPB University juga dibantu oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Korea Selatan selama tujuh tahun. Bantuan meliputi dana, pengembangan staf, kurikulum, staf pengajar dan beasiswa doktor.
“Ada peluang beasiswa pada Prodi Smart Agriculture untuk pelajar yang berasal dari negara-negara yang telah bekerja sama bidang pendidikan dengan IPB University sebelumnya, yaitu Kenya, Bosnia, Kamboja dan Timor Leste,” katanya, melalui siaran pers, Minggu (9/7/2023).
Baca juga: Perluas Jaringan Internasional, MNC University Gandeng Unitar Malaysia
Dia mengatakan, dibukanya jurusan kuliah terbaru jenjang S1 Smart Agriculture untuk Kelas Internasional dilatarbelakangi adanya tantangan sektor pertanian dalam menjawab disrupsi dari Revolusi Industri 4.0. Hal tersebut harus diimbangi dengan pemenuhan sumber daya manusia yang adaptif dan kompeten.
“Adanya Prodi Smart Agriculture ini sebagai upaya IPB University menjawab tantangan pertanian saat ini. Harapannya, prodi ini melahirkan lulusan yang dapat menghadapi era industri 4.0,” ungkapnya.
Baca juga: Tak Lolos UM S1 Undip? Tenang, Jalur Kemitraan Masih Dibuka hingga 18 Juli 2023
Prof Deni menjelaskan, kompetensi lulusan Prodi Smart Agriculture dirancang agar lulusan dapat merencanakan dan merancang secara kritis dan inovatif dalam menerapkan dan mengelola sistem produksi pertanian cerdas yang adaptif terhadap iklim skala perusahaan. Mulai dari input hingga output yang meliputi pascapanen dan pemasaran.
“Selain itu, lulusan Prodi Smart Agriculture diharapkan menguasai pengetahuan dalam memanfaatkan ilmu dan teknologi spasial terkait produksi tanaman, intelligent agricultural technology, artificial intelligence (AI) serta penggunaan sensor dan perangkat,” pungkasnya.
Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof drh Deni Noviana menjelaskan, IPB University telah bekerja sama dengan Gyeongsang National University (GNU) Korea Selatan dalam pembukaan Prodi S1 Smart Agriculuture Kelas Internasional ini.
Menurutnya, IPB University juga dibantu oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Korea Selatan selama tujuh tahun. Bantuan meliputi dana, pengembangan staf, kurikulum, staf pengajar dan beasiswa doktor.
“Ada peluang beasiswa pada Prodi Smart Agriculture untuk pelajar yang berasal dari negara-negara yang telah bekerja sama bidang pendidikan dengan IPB University sebelumnya, yaitu Kenya, Bosnia, Kamboja dan Timor Leste,” katanya, melalui siaran pers, Minggu (9/7/2023).
Baca juga: Perluas Jaringan Internasional, MNC University Gandeng Unitar Malaysia
Dia mengatakan, dibukanya jurusan kuliah terbaru jenjang S1 Smart Agriculture untuk Kelas Internasional dilatarbelakangi adanya tantangan sektor pertanian dalam menjawab disrupsi dari Revolusi Industri 4.0. Hal tersebut harus diimbangi dengan pemenuhan sumber daya manusia yang adaptif dan kompeten.
“Adanya Prodi Smart Agriculture ini sebagai upaya IPB University menjawab tantangan pertanian saat ini. Harapannya, prodi ini melahirkan lulusan yang dapat menghadapi era industri 4.0,” ungkapnya.
Baca juga: Tak Lolos UM S1 Undip? Tenang, Jalur Kemitraan Masih Dibuka hingga 18 Juli 2023
Prof Deni menjelaskan, kompetensi lulusan Prodi Smart Agriculture dirancang agar lulusan dapat merencanakan dan merancang secara kritis dan inovatif dalam menerapkan dan mengelola sistem produksi pertanian cerdas yang adaptif terhadap iklim skala perusahaan. Mulai dari input hingga output yang meliputi pascapanen dan pemasaran.
“Selain itu, lulusan Prodi Smart Agriculture diharapkan menguasai pengetahuan dalam memanfaatkan ilmu dan teknologi spasial terkait produksi tanaman, intelligent agricultural technology, artificial intelligence (AI) serta penggunaan sensor dan perangkat,” pungkasnya.
(nnz)