GMNI dan HMI, Organisasi Ekstra Kampus yang Diikuti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Kamu Gabung Mana?

Sabtu, 15 Juli 2023 - 09:55 WIB
loading...
GMNI dan HMI, Organisasi Ekstra Kampus yang Diikuti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Kamu Gabung Mana?
Kelompok Cipayung Plus, gabungan organisasi ekstra kampus yang juga beranggotakan GMNI dan HMI menggelar demo bersama di Jakarta beberapa waktu lalu. Foto/antara
A A A
JAKARTA - Ini profil GMNI dan HMI, dua organisasi besar ekstra kampus yang diikuti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.Sosok Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, dua dari tiga bakal calon presiden yang maju ke Pemilu 2024 diketahui merupakan alumni organisasi mahasiswa ekstra kampus.

Jika Ganjar merupakan jebolan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) saat mahasiswa, Anies adalah alumni HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).Semua orang tentu sepakat jika Ganjar dan Anies merupakan dua tokoh nasional yang ikut berproses menjadi seperti saat ini berkat kontribusi GMNI dan HMI. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut profil GMNI dan HMI yang bisa dijadikan referensi mahasiswa dalam memilih organisasi ekstra kampus.

Mengenal Organisasi Ekstra Kampus GMNI dan HMI

Gekanan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)

GMNI dan HMI, Organisasi Ekstra Kampus yang Diikuti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Kamu Gabung Mana?

Foto/dok Sindonews

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah organisasi gerakan berwatak nasional yang berasaskan Marhaenisme. Asa yang dimkasud adalah yakni Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

GMNI merupakan hasil peleburan dari tiga organisasi mahasiswa yang sama-sama memegang Marhaenisme ajaran Bung Karno. Tiga organisasi yang dimaksud adalah Gerakan Mahasiswa Marhaenis, berpusat di Yogyakarta, Gerakan Mahasiswa Merdeka, berpusat di Surabaya, dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI), berpusat di Jakarta.

Peleburan tiga organisasi itu bermula pada September 1953 ketika GMDI melakukan pergantian kepengurusan. Pada saat itu GMDI ingin mempersatukan tiga organisasi yang seasas itu dalam satu wadah. Ide itu ternyata mendapat sambutan positif dari dua pimpinan organisasi lainnya.



Setelah melakukan serangkaian pertemuan penjajakan, akhirnya digelar rapat bersama antara tiga organisasi tadi. Rapat besar digelar di rumah dinas Walikota Jakarta Raya Soediro yang terletak di Jalan Taman Suropati.Rapat itu menyepakati lim hal.

Pertama, Ketiga organisasi setuju untuk melakukan fusi. Kedua, Wadah bersama hasil peleburan tiga organisasi ini bernama Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Ketiga, Asas Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) adalah Marhaenisme ajaran Bung Karno. Keempat, Sepakat untuk mengadakan kongres pertama GMNI di Surabaya.

Kongres pertama di Surabaya digelar 23 Maret 1954 dengan dukungan Bung Karno. Tanggal ini kemudian menjadi hari jadi alias Dies Natalis GMNI. Organisasi ekstra kampus ini terkenal dekat dengan dengan partai politik tertentu. Namun, sebenarnya GMNI merupakan organisasi bersifat independen.

Secara organisatoris GMNI memang tidak berafiliasi kepada salah satu kekuatan politik, namun secara personal kader GMNI bebas menyalurkan aspirasi politiknya pada kekuatan sosial politik apapun.

Saat ini organisasi ekstra kampus ini bisa ditemui hampir di seluruh kota dan kabupaten yang memiliki perguruan tinggi. Ganjar Pranowo sendiri tergabung dalam GMNI ketika berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

GMNI dan HMI, Organisasi Ekstra Kampus yang Diikuti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, Kamu Gabung Mana?

Foto/Ist

Asal muasal Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) adalah Persyerikataan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) pada 1946. PMY terdiri dari tiga perguruan tinggi yakni Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI) dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada yang pada waktu itu hanya memiliki Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra.

Kondisi politik saat itu,khususnya di Ibu Kota Yogyakarta terpolarisasi antara Partai Sosialis yang dipimpin Syahrir-Amir dan pihak oposisi yang dipelopori Masyumi pimpinan pimpinan Soekiman – Wali Al-Fatah, PNI pimpinan Ki Sarmidi Mangunsarkoro – Suyono Hadinoto, serta Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka.

Baca juga:PB HMI Apresiasi Kinerja Kapolri dalam Mengatasi Pandemi

Polarisasi itu berdampak pada PMY karena kebanyakan pengurusnya berorientasi pada Partai Sosialis. Sementaa mahasiswa lain yang masih idealis menolak keras polarisasi itu masuk ke dunia mahasiswa. Hal ini mendorong beberapa orang membentuk organisasi baru, termasuk dari mahasiswa-mahasiswa yang memegang nilai Islam.

HMI diprakarsai oleh H Lafran Pane, seorang mahasiswa tingkat I Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Islam (sekarang Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH-UII). Rapat-rapat dilakukan, tapi tidak menghasilkan kesepakatan. Hingga pada akhirnya pada 5 Februari 1947 digelarlah rapat pembentukan HMI di Sekolah Tinggi Islam di Jalan Suryodiningratan 30 Yogyakarta yang sekarang bernama Jalan Senopati.

HMI terus berkembang hingga saat ini memiliki 20 Badan Koordinasi, 233 cabang, dan 51 komisariat.Salah satunya Anies Baswedan yang aktif ketika ia menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Sekadar catatan, HMI terpecah menjadi dua yakni HMI-MPO dan HMI Himpunan Mahasiswa Islam Diponegoro (HMI-DIPO).

Pada kongres tahun 1999, PB HMI yang dikenal sebagai HMI-DIPO mengembalikan asas organisasi menjadi berlandaskan Islam.
Dalam kongres HMI tahun 2008, dibacakan komitmen islah HMI-DIPO dan HMI-MPO dengan disaksikan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla (JK) dan mantan Ketua DPR Rl Akbar Tandjung. Namun, hingga kini masing-masing HMI tetap memiliki sistem dan kepengurusan organisasi yang berbeda.
(wyn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1627 seconds (0.1#10.140)