5 Faktor Penting Sistem Penilaian di Kampus, Calon Mahasiswa Jangan Sampai Tak Tahu
loading...
A
A
A
JAKARTA - 5 hal penting soal sistem penilaian di kampus ini wajib diketahui mahasiswa baru.Sebagai mahasiswa baru , tentu kalian akan cukup asing dengan sistem yang berlaku di kampus bukan? Terutama terkait dengan sistem penilaian. Padahal sistem penilaian ini menjadi hal yang sangat utama untuk kamu ketahui ketika masuk dunia perkuliahan.
Mungkin di antara kalian masih ada yang bertanya-tanya, apakah sistem penilaian di dunia perkuliahan akan sama dengan sistem penilaian di bangku sekolah menengah atau tidak. Jawabannya sudah pasti berbeda. Penasaran apa saja sistem penilaian di kampus? Faktor faktor apa saja yang memengaruhi penilaian? Untuk menjawab hal itu, berikut pemaparannya yang dirangkum dari berbagai sumber
Persentase penilaian di sini umumnya digunakan untuk menentukan nilai dari tiap mata kuliah yang diambil. Persentase penilaian sendiri umumnya terdiri dari beberapa komponen yang berbeda-beda tergantung kebijakan dari tiap kampus, namun secara garis besar hampir sama. Berikut kira-kira persentase penilaian yang berlaku di sebagian besar perguruan tinggi di tanah air:
· Ujian Tengah Semester (UAS): 30%
· Ujian Akhir Semester (UAS): 40%
· Tugas dan kuis: 20%
· Kehadiran: 10%
· Total: 100%
Nah, untuk itu usahakan sebaik mungkin untuk meraih nilai yang tinggi pada setiap persentase yang ada. Apalagi untuk komponen yang memiliki persentase terbesar, usahakan kamu bisa mendapatkan nilai semaksimal mungkin.Karena nilai dari tiap mata kuliah akan didasarkan pada persente penilaian yang akhirnya turut mempengaruhi indeks prestasi (IP) kamu setiap semester nantinya.
Hal penting yang kedua ini mungkin cukup jauh berbeda dengan sistem penilaian kamu ketika duduk di bangku sekolah menengah kemarin. Umumnya nilai yang kamu peroleh di bangku sekolah menengah hanya akan berupa angka saja yakni mulai dari angka 0 hingga 100 atau secara kuantitatif saja.
Sedangkan ketika kamu sudah memasuki jenjang perkuliahan, nilai kamu nantinya juga akan dikonversikan secara kualitatif dalam bentuk huruf dengan rentang tertentu, misalnya:
A = 80-100 = skala 4 (sangat baik)
B = 70-79 = skala 3 (baik)
C = 60-69 = skala 2 (cukup)
D = 50-59 = skala 1 (buruk)
E = 0-49 = skala 0 (sangat buruk)
Nah, rentang nilainya ini sendiri bisa berbeda-beda juga tergantung dari kebijakan kampus. Umumnya, batas kelulusan itu ada pada nilai C dan kalau sudah mendapat nilai D atau E sudah bisa dipastikan kamu gagal dalam mata kuliah tersebut dan kamu harus mengulangnya kembali di semester berikutnya. Jangan sampai hal ini terjadi ya, oleh karena itu belajarlah segiat mungkin mulai dari awal semester.
Biasa disingkat dengan IP, indeks prestasi ini merupakan gabungan nilai rata-rata dari setiap mata kuliah yang kamu ikuti dalam satu semester dan biasanya akan dibuat dalam skala 0-4. Bagi mahasiswa baru mungkin masih belum mengetahui cara menghitung Indeks Prestasi (IP) ini. Nah, perlu kamu ketahui bahwa ada beberapa komponen Indeks Prestasi (IP) yang membentuk rumus menghitung Indeks Prestasi (IP), yakni:
· Nilai tiap mata kuliah
· Kredit/SKS (bobot dan beban tiap mata kuliah)
· Mutu (nilai * kredit)
· IP = total mutu/total SKS
· Nb: SKS = Satuan Kredit Semester
Sebagai informasi tambahan, perlu kamu ketahui bahwa Indeks Prestasi (IP) dan Satuan Kredit Semester (SKS) saling mempengaruhi. Jika Indeks Prestasi (IP) kamu bagus, maka secara bersamaan kamu juga akan diberikan jatah Satuan Kredit Semester (SKS) yang lebih banyak di semester berikutnya.
Biasanya jatah maksimal Satuan Kredit Semester (SKS) ini berjumlah 24 SKS. Apabila kamu semakin cepat menyelesaikan beban Satuan Kredit Semester (SKS), maka kamu pun akan cepat pula menyelesaikan kuliahmu.
Terkadang ada beberapa orang yang masih keliru dan kerap memahami bahwa Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ini adalah hal yang sama. Padahal jelas keduanya berbeda. Jika hal-hal yang diutarakan sebelumnya sudah mewakili secara tidak langsung tentang Indeks Prestasi (IP), tentu kamu juga harus mengenal lebih jauh seputar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Perlu kamu ketahui bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ini merupakan rata-rata Indeks Prestasi (IP) mahasiswa dari semester satu hingga semester akhir.
Sedangkan, Indeks Prestasi (IP) itu hanya indeks prestasi per semesternya saja. Jadi, kalau sudah wisuda maka nilai paling akhir yang akan muncul adalah IPK dan nantinya IPK itu akan menentukan predikat kelulusanmu.
Setelah kamu memahami 4 hal tentang sistem penilaian di kampus sebelumnya, ini ada beberapa tips untuk memaksimalkan Indeks Prestasi (IP).Yang pertama harus kamu lakukan adalah usahakan mendapat nilai A pada persentase penilaian tertinggi.
Kemudian, usahakan juga untuk mendapat nilai A pada mata kuliah dengan Satuan Kredit Semester (SKS) besar. Dan yang terakhir, disarankan mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) sesuai kemampuan diri sendiri sehingga Indeks Prestasi (IP) pun menjadi maksimal. Jangan lupa juga untuk belajar dengan rajin dan tekun
Mungkin di antara kalian masih ada yang bertanya-tanya, apakah sistem penilaian di dunia perkuliahan akan sama dengan sistem penilaian di bangku sekolah menengah atau tidak. Jawabannya sudah pasti berbeda. Penasaran apa saja sistem penilaian di kampus? Faktor faktor apa saja yang memengaruhi penilaian? Untuk menjawab hal itu, berikut pemaparannya yang dirangkum dari berbagai sumber
5 Faktor Penting Sistem Penilaian di Kampus
1. Persentase Penilaian
Persentase penilaian di sini umumnya digunakan untuk menentukan nilai dari tiap mata kuliah yang diambil. Persentase penilaian sendiri umumnya terdiri dari beberapa komponen yang berbeda-beda tergantung kebijakan dari tiap kampus, namun secara garis besar hampir sama. Berikut kira-kira persentase penilaian yang berlaku di sebagian besar perguruan tinggi di tanah air:
· Ujian Tengah Semester (UAS): 30%
· Ujian Akhir Semester (UAS): 40%
· Tugas dan kuis: 20%
· Kehadiran: 10%
· Total: 100%
Nah, untuk itu usahakan sebaik mungkin untuk meraih nilai yang tinggi pada setiap persentase yang ada. Apalagi untuk komponen yang memiliki persentase terbesar, usahakan kamu bisa mendapatkan nilai semaksimal mungkin.Karena nilai dari tiap mata kuliah akan didasarkan pada persente penilaian yang akhirnya turut mempengaruhi indeks prestasi (IP) kamu setiap semester nantinya.
2.Nilai Dikonversikan Jadi Huruf
Hal penting yang kedua ini mungkin cukup jauh berbeda dengan sistem penilaian kamu ketika duduk di bangku sekolah menengah kemarin. Umumnya nilai yang kamu peroleh di bangku sekolah menengah hanya akan berupa angka saja yakni mulai dari angka 0 hingga 100 atau secara kuantitatif saja.
Sedangkan ketika kamu sudah memasuki jenjang perkuliahan, nilai kamu nantinya juga akan dikonversikan secara kualitatif dalam bentuk huruf dengan rentang tertentu, misalnya:
A = 80-100 = skala 4 (sangat baik)
B = 70-79 = skala 3 (baik)
C = 60-69 = skala 2 (cukup)
D = 50-59 = skala 1 (buruk)
E = 0-49 = skala 0 (sangat buruk)
Nah, rentang nilainya ini sendiri bisa berbeda-beda juga tergantung dari kebijakan kampus. Umumnya, batas kelulusan itu ada pada nilai C dan kalau sudah mendapat nilai D atau E sudah bisa dipastikan kamu gagal dalam mata kuliah tersebut dan kamu harus mengulangnya kembali di semester berikutnya. Jangan sampai hal ini terjadi ya, oleh karena itu belajarlah segiat mungkin mulai dari awal semester.
3.Perhitungan Indeks Prestasi (IP)
Biasa disingkat dengan IP, indeks prestasi ini merupakan gabungan nilai rata-rata dari setiap mata kuliah yang kamu ikuti dalam satu semester dan biasanya akan dibuat dalam skala 0-4. Bagi mahasiswa baru mungkin masih belum mengetahui cara menghitung Indeks Prestasi (IP) ini. Nah, perlu kamu ketahui bahwa ada beberapa komponen Indeks Prestasi (IP) yang membentuk rumus menghitung Indeks Prestasi (IP), yakni:
· Nilai tiap mata kuliah
· Kredit/SKS (bobot dan beban tiap mata kuliah)
· Mutu (nilai * kredit)
· IP = total mutu/total SKS
· Nb: SKS = Satuan Kredit Semester
Sebagai informasi tambahan, perlu kamu ketahui bahwa Indeks Prestasi (IP) dan Satuan Kredit Semester (SKS) saling mempengaruhi. Jika Indeks Prestasi (IP) kamu bagus, maka secara bersamaan kamu juga akan diberikan jatah Satuan Kredit Semester (SKS) yang lebih banyak di semester berikutnya.
Biasanya jatah maksimal Satuan Kredit Semester (SKS) ini berjumlah 24 SKS. Apabila kamu semakin cepat menyelesaikan beban Satuan Kredit Semester (SKS), maka kamu pun akan cepat pula menyelesaikan kuliahmu.
4. Perbedaan IP dan IPK
Terkadang ada beberapa orang yang masih keliru dan kerap memahami bahwa Indeks Prestasi (IP) dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ini adalah hal yang sama. Padahal jelas keduanya berbeda. Jika hal-hal yang diutarakan sebelumnya sudah mewakili secara tidak langsung tentang Indeks Prestasi (IP), tentu kamu juga harus mengenal lebih jauh seputar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Perlu kamu ketahui bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ini merupakan rata-rata Indeks Prestasi (IP) mahasiswa dari semester satu hingga semester akhir.
Sedangkan, Indeks Prestasi (IP) itu hanya indeks prestasi per semesternya saja. Jadi, kalau sudah wisuda maka nilai paling akhir yang akan muncul adalah IPK dan nantinya IPK itu akan menentukan predikat kelulusanmu.
5.Tips Memaksimalkan Indeks Prestasi
Setelah kamu memahami 4 hal tentang sistem penilaian di kampus sebelumnya, ini ada beberapa tips untuk memaksimalkan Indeks Prestasi (IP).Yang pertama harus kamu lakukan adalah usahakan mendapat nilai A pada persentase penilaian tertinggi.
Kemudian, usahakan juga untuk mendapat nilai A pada mata kuliah dengan Satuan Kredit Semester (SKS) besar. Dan yang terakhir, disarankan mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) sesuai kemampuan diri sendiri sehingga Indeks Prestasi (IP) pun menjadi maksimal. Jangan lupa juga untuk belajar dengan rajin dan tekun
(wyn)