Singapura-Indonesia Kerja Sama Tingkatkan Kompetensi Guru BK SMK di Jatim
loading...
A
A
A
JAKARTA - Singapore International Foundation (SIF) melakukan kerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur , dan Divisi Pekerjaan Sosial Sekolah dari Asosiasi Pekerja Sosial Singapura (SASW). Tiga institusi ini meluncurkan program Peningkatan Kompetensi Guru BK Jenjang SMK Tingkat Provinsi Jawa Timur.
Direktur Eksekutif SIF Jean Tan mengatakan, sekolah menyediakan ruang yang aman bagi siswa untuk tumbuh dan menavigasi kompleksitas kehidupan.
Menurutnya, guru konselor yang efektif dapat menciptakan lingkungan belajar positif dan penuh perhatian untuk membantu siswa mengatasi rintangan, membangun ketahanan, dan mencapai potensi penuh mereka.
"Kami bersyukur bahwa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan SASW telah bergabung dengan kami untuk meningkatkan pengalaman pendidikan bagi para siswa di Jawa Timur," katanya, melalui siaran pers, Rabu (2/8/2023).
Program tiga tahun ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan dan konseling bagi para siswa di Jawa Timur dengan mengembangkan keterampilan guru bimbingan dan konseling.
Di tingkat global, inisiatif ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN SDG) yang ke-4 – guna memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas untuk semua.
Baca juga: Ini Profil SMA Taruna Nusantara dan SMAT Krida Nusantara, Sekolah Berasrama dan Semimiliter
Proyek T-CARE akan melibatkan tim spesialis Singapore International Volunteers (SIV) untuk melatih dan membimbing 100 guru-guru konselor sekolah SMK dari 100 sekolah di Jawa Timur.
Tim SIV dipimpin oleh Direktur dan Kepala Unit Bantuan Keuangan dan Layanan Keluarga Yishun di Singapore Children's Society Fang Xin Wei, dan terdiri dari para profesional pekerjaan sosial yang merupakan anggota SASW.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai menuturkan, pihaknya sangat senang dapat bekerja sama dengan SIF dan SASW untuk mengatasi tantangan bersama dalam menyediakan layanan konseling yang berkualitas di sekolah-sekolah.
Inisiatif ini dinilai akan meningkatkan keterampilan guru konselor kami dan meningkatkan kesejahteraan siswa secara keseluruhan di Jawa Timur.
"Kami menantikan perspektif baru dari tim Singapura dan membangun hubungan profesional yang lebih kuat dengan mereka," imbuhnya.
Kurikulum proyek ini mencakup serangkaian lokakarya tatap muka dan daring, serta simposium publik untuk para pendidik di Indonesia. Sesi-sesi ini akan berfokus pada bidang-bidang seperti dukungan perencanaan karier, teknik komunikasi orang tua yang efektif, dan strategi untuk membantu kaum muda yang menghadapi masalah kesehatan mental.
Selain itu, 20 guru akan dipilih dari kelompok tersebut untuk menjadi Master Trainer. Pada bulan Mei 2025, mereka akan melakukan studi banding ke Singapura, yang mencakup kunjungan ke organisasi pekerjaan sosial dan kesempatan untuk berinteraksi dengan para profesional di bidang industri.
Baca juga: Seru dan Inspiratif, Ini 6 Rekomendasi Podcast untuk Memperluas Wawasan
Kegiatan itu bertujuan memberikan wawasan yang berharga ke dalam ekosistem dan menunjukkan praktik-praktik teladan yang diadopsi oleh organisasi-organisasi tersebut.
Para Master Trainer akan membagikan pengetahuan yang baru mereka peroleh kepada sesama pendidik di komunitas mereka. Tim SIV juga akan bekerja sama dengan mereka untuk mengembangkan seperangkat pedoman manajemen kasus yang komprehensif dengan tujuan untuk membangun alur kerja konseling yang lebih terstruktur dan efektif di sekolah-sekolah di Indonesia.
Dengan menerapkan pedoman seperti itu, dampak yang lebih luas dan berkelanjutan akan tercipta di dalam komunitas lokal mereka. Diperkirakan sekitar 337.000 guru-konselor, siswa, dan orang tua di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari proyek ini pada 2026.
Co-Chairperson Divisi Pekerjaan Sosial Sekolah di SASW Yum Sin Ting mengatakan, layanan bimbingan dan dukungan siswa yang berkualitas di sekolah berkontribusi pada pertumbuhan siswa secara keseluruhan. Baik secara akademis maupun untuk kesejahteraan pribadi mereka.
"Kami sangat antusias untuk memulai perjalanan pembelajaran dan pertumbuhan bersama dengan rekan-rekan kami di Indonesia. Bersama-sama, kita dapat menciptakan dampak yang berarti dan membangun komunitas yang lebih kuat untuk mendukung kaum muda," pungkasnya.
Direktur Eksekutif SIF Jean Tan mengatakan, sekolah menyediakan ruang yang aman bagi siswa untuk tumbuh dan menavigasi kompleksitas kehidupan.
Menurutnya, guru konselor yang efektif dapat menciptakan lingkungan belajar positif dan penuh perhatian untuk membantu siswa mengatasi rintangan, membangun ketahanan, dan mencapai potensi penuh mereka.
"Kami bersyukur bahwa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur dan SASW telah bergabung dengan kami untuk meningkatkan pengalaman pendidikan bagi para siswa di Jawa Timur," katanya, melalui siaran pers, Rabu (2/8/2023).
Program tiga tahun ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan dan konseling bagi para siswa di Jawa Timur dengan mengembangkan keterampilan guru bimbingan dan konseling.
Di tingkat global, inisiatif ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN SDG) yang ke-4 – guna memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas untuk semua.
Baca juga: Ini Profil SMA Taruna Nusantara dan SMAT Krida Nusantara, Sekolah Berasrama dan Semimiliter
Proyek T-CARE akan melibatkan tim spesialis Singapore International Volunteers (SIV) untuk melatih dan membimbing 100 guru-guru konselor sekolah SMK dari 100 sekolah di Jawa Timur.
Tim SIV dipimpin oleh Direktur dan Kepala Unit Bantuan Keuangan dan Layanan Keluarga Yishun di Singapore Children's Society Fang Xin Wei, dan terdiri dari para profesional pekerjaan sosial yang merupakan anggota SASW.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai menuturkan, pihaknya sangat senang dapat bekerja sama dengan SIF dan SASW untuk mengatasi tantangan bersama dalam menyediakan layanan konseling yang berkualitas di sekolah-sekolah.
Inisiatif ini dinilai akan meningkatkan keterampilan guru konselor kami dan meningkatkan kesejahteraan siswa secara keseluruhan di Jawa Timur.
"Kami menantikan perspektif baru dari tim Singapura dan membangun hubungan profesional yang lebih kuat dengan mereka," imbuhnya.
Kurikulum proyek ini mencakup serangkaian lokakarya tatap muka dan daring, serta simposium publik untuk para pendidik di Indonesia. Sesi-sesi ini akan berfokus pada bidang-bidang seperti dukungan perencanaan karier, teknik komunikasi orang tua yang efektif, dan strategi untuk membantu kaum muda yang menghadapi masalah kesehatan mental.
Selain itu, 20 guru akan dipilih dari kelompok tersebut untuk menjadi Master Trainer. Pada bulan Mei 2025, mereka akan melakukan studi banding ke Singapura, yang mencakup kunjungan ke organisasi pekerjaan sosial dan kesempatan untuk berinteraksi dengan para profesional di bidang industri.
Baca juga: Seru dan Inspiratif, Ini 6 Rekomendasi Podcast untuk Memperluas Wawasan
Kegiatan itu bertujuan memberikan wawasan yang berharga ke dalam ekosistem dan menunjukkan praktik-praktik teladan yang diadopsi oleh organisasi-organisasi tersebut.
Para Master Trainer akan membagikan pengetahuan yang baru mereka peroleh kepada sesama pendidik di komunitas mereka. Tim SIV juga akan bekerja sama dengan mereka untuk mengembangkan seperangkat pedoman manajemen kasus yang komprehensif dengan tujuan untuk membangun alur kerja konseling yang lebih terstruktur dan efektif di sekolah-sekolah di Indonesia.
Dengan menerapkan pedoman seperti itu, dampak yang lebih luas dan berkelanjutan akan tercipta di dalam komunitas lokal mereka. Diperkirakan sekitar 337.000 guru-konselor, siswa, dan orang tua di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari proyek ini pada 2026.
Co-Chairperson Divisi Pekerjaan Sosial Sekolah di SASW Yum Sin Ting mengatakan, layanan bimbingan dan dukungan siswa yang berkualitas di sekolah berkontribusi pada pertumbuhan siswa secara keseluruhan. Baik secara akademis maupun untuk kesejahteraan pribadi mereka.
"Kami sangat antusias untuk memulai perjalanan pembelajaran dan pertumbuhan bersama dengan rekan-rekan kami di Indonesia. Bersama-sama, kita dapat menciptakan dampak yang berarti dan membangun komunitas yang lebih kuat untuk mendukung kaum muda," pungkasnya.
(nnz)