Cerita Menteri Basuki di Depan Mahasiswa Baru UGM: Pernah Jadi Loper Koran di Amerika
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 1.617 mahasiswa baru UGM Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapatkan wejangan dariMenteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono . Dia hadir pada Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) Kesatria UGM di selasar Gedung SGLC Fakultas Teknik, Kamis (3/8/2023).
Alumnus Teknik Geologi angkatan 1973 FT Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menceritakan kisahnya saat menjadi mahasiswa selalu menikmati dengan kegiatan akademik di kampus bahkan Basuki mengaku tidak sekalipun melakukan bolos kuliah.
Agar supaya cepat lulus dan disiplin, ungkapnya, dia sengaja mendapat dosen pembimbing yang galak.
“Kuliah itu dinikmati. Sumpah, baik (kuliah) UGM dan di Amerika, saya tidak pernah sekalipun bolos. Kita harus banyak mendengarkan, meresapi dan mengeluarkan kemampuan kita. Nikmati. Lalu, cari dosen pembimbing yang galak supaya kita juga disiplin," katanya.
"Di Angkatan 1973, saya yang lulus pertama kali karena dosen pembimbing yang saya takuti. Supaya kita lebih cepat, lebih baik, nikmati itu masa kuliah,” tutur Basuki, dikutip dari laman UGM, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: 5 Universitas Jurusan Kuliah Kedokteran Akreditasi Unggul di Sumatera, Ada Kampus Impianmu?
Tidak hanya itu, kata Basuki, sebagai anak tentara dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, dia mengaku bersyukur dulunya bisa masuk kuliah di kampus UGM. Bahkan ia tidak membayangkan bisa melanjutkan kuliah master dan doktor di Colorado State University, Amerika Serikat.
“Saat kecil saya pernah jadi kernet. Di Amerika saya pernah jadi pengantar koran. Kami digembleng oleh alam, namun sekarang Anda dimanjakan oleh komputer dan gadget. Karena itu, generasi muda sekarang militansinya harus digembleng sendiri,” kata Basuki.
Kepada para mahasiswa, Basuki mengatakan bahwa mereka adalah calon insinyur masa depan Indonesia. Meski jumlah peminat sarjana teknik menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun ia senang sekarang ini jumlah peminat calon mahasiswa teknik semakin meningkat.
“Saya melihat beberapa tahun belakangan menurun, namun sekarang antusias peminat untuk menjadi insinyur sudah naik lagi. Peminatnya sudah hampir kembali,” kata Basuki.
Baca juga: 1.695 Mahasiswa Baru IPB Masuk Asrama, Penghuninya Termasuk Penerima KIP Kuliah
Basuki menyebutkan bangsa Indonesia harus meningkatkan jumlah lulusan insinyur sebab rasio jumlah insinyur di Indonesia sekarang ini hanya 5.300 insinyur per satu penduduk. Jumlah ini sangat rendah dibandingkan oleh
negara lain di kawasan ASEAN.
“Jika kita tidak fokus pada program pembangunan, jumlah ini akan disalip Vietnam apalagi banyak investor sudah balik ke Vietnam,” katanya.
Menjadi insinyur itu menurut Basuki tidak hanya cukup dengan pintar secara akademik, namun memiliki integritas dalam kehidupan sehari-hari.
“Orang sekolah itu tujuannya supaya jadi pintar tapi juga juga benar. Orang pintar, ilmunya bermanfaat atau ilmunya mubazir seperti dia pintar tapi dia ngapusi orang, bodohi orang lain," katanya.
"Jangan menjadi alumni yang ilmunya mencelakakan. Kita menjadi orang pintar, supaya sukses dan orang pintar yang memiliki akhlakul karimah,” pungkasnya.
Lihat Juga: Prof Ichlasul Amal Meninggal Dunia, Rektor UGM: Beliau Banyak Memberi Kontribusi untuk Kampus
Alumnus Teknik Geologi angkatan 1973 FT Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menceritakan kisahnya saat menjadi mahasiswa selalu menikmati dengan kegiatan akademik di kampus bahkan Basuki mengaku tidak sekalipun melakukan bolos kuliah.
Agar supaya cepat lulus dan disiplin, ungkapnya, dia sengaja mendapat dosen pembimbing yang galak.
“Kuliah itu dinikmati. Sumpah, baik (kuliah) UGM dan di Amerika, saya tidak pernah sekalipun bolos. Kita harus banyak mendengarkan, meresapi dan mengeluarkan kemampuan kita. Nikmati. Lalu, cari dosen pembimbing yang galak supaya kita juga disiplin," katanya.
"Di Angkatan 1973, saya yang lulus pertama kali karena dosen pembimbing yang saya takuti. Supaya kita lebih cepat, lebih baik, nikmati itu masa kuliah,” tutur Basuki, dikutip dari laman UGM, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: 5 Universitas Jurusan Kuliah Kedokteran Akreditasi Unggul di Sumatera, Ada Kampus Impianmu?
Tidak hanya itu, kata Basuki, sebagai anak tentara dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, dia mengaku bersyukur dulunya bisa masuk kuliah di kampus UGM. Bahkan ia tidak membayangkan bisa melanjutkan kuliah master dan doktor di Colorado State University, Amerika Serikat.
“Saat kecil saya pernah jadi kernet. Di Amerika saya pernah jadi pengantar koran. Kami digembleng oleh alam, namun sekarang Anda dimanjakan oleh komputer dan gadget. Karena itu, generasi muda sekarang militansinya harus digembleng sendiri,” kata Basuki.
Kepada para mahasiswa, Basuki mengatakan bahwa mereka adalah calon insinyur masa depan Indonesia. Meski jumlah peminat sarjana teknik menurun dalam beberapa tahun terakhir, namun ia senang sekarang ini jumlah peminat calon mahasiswa teknik semakin meningkat.
“Saya melihat beberapa tahun belakangan menurun, namun sekarang antusias peminat untuk menjadi insinyur sudah naik lagi. Peminatnya sudah hampir kembali,” kata Basuki.
Baca juga: 1.695 Mahasiswa Baru IPB Masuk Asrama, Penghuninya Termasuk Penerima KIP Kuliah
Basuki menyebutkan bangsa Indonesia harus meningkatkan jumlah lulusan insinyur sebab rasio jumlah insinyur di Indonesia sekarang ini hanya 5.300 insinyur per satu penduduk. Jumlah ini sangat rendah dibandingkan oleh
negara lain di kawasan ASEAN.
“Jika kita tidak fokus pada program pembangunan, jumlah ini akan disalip Vietnam apalagi banyak investor sudah balik ke Vietnam,” katanya.
Menjadi insinyur itu menurut Basuki tidak hanya cukup dengan pintar secara akademik, namun memiliki integritas dalam kehidupan sehari-hari.
“Orang sekolah itu tujuannya supaya jadi pintar tapi juga juga benar. Orang pintar, ilmunya bermanfaat atau ilmunya mubazir seperti dia pintar tapi dia ngapusi orang, bodohi orang lain," katanya.
"Jangan menjadi alumni yang ilmunya mencelakakan. Kita menjadi orang pintar, supaya sukses dan orang pintar yang memiliki akhlakul karimah,” pungkasnya.
Lihat Juga: Prof Ichlasul Amal Meninggal Dunia, Rektor UGM: Beliau Banyak Memberi Kontribusi untuk Kampus
(nnz)