Perpusnas RI Ingatkan Pentingnya Anak Indonesia Cerdas Literasi dan Bermedia Sosial

Senin, 07 Agustus 2023 - 21:00 WIB
loading...
Perpusnas RI Ingatkan...
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), mengingatkan orang tua punya peran penting agar anaknya cerdas literasi dan bermedia sosial. Foto. Freepik
A A A
JAKARTA - Penggunaan gadget pada anak di era digital sudah tidak bisa terelakkan lagi. Agar gadget berdampak positif bagi anak, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), mengingatkan bahwa orang tua punya peran penting menjadikan anaknya cerdas literasi dan bermedia sosial.

Orang tua berperan penting sebagai pendukung utama dalam membekali anak-anak dengan pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan agar cerdas literasi dan bermedia sosial. Dengan bekal tersebut anak-anak akan memiliki peluang yang lebih baik, dalam mengembangkan potensi dalam meraih masa depan.

Hal tersebut menjadi bahasan hangat dalam talkshow The Leader dengan tema “Anak Indonesia Cerdas Literasi dan Bermedia Sosial” di Jakarta, Kamis (3/8/2023). Talkshow tersebut ditayangkan live streaming di MNC Trijaya 104.6 FM, kanal YouTube Sindonews, dan iNews.

Talkshow yang dipandu Nick Wardi menghadirkan narasumber dari Perpusnas RI, yakni Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Agus Sutoyo, dan Pustakawan Layanan Anak Fitriana Ramadhani.

Agus Sutoyo mengatakan, perkembangan teknologi dan gadget yang begitu cepat, membuat anak-anak cenderung melupakan pentingnya peranan buku dalam rutinitas keseharian. Padahal, buku memiliki peran penting bagi generasi bangsa.
Perpusnas RI Ingatkan Pentingnya Anak Indonesia Cerdas Literasi dan Bermedia Sosial

Dok. YouTube MNC Trijaya 104.6 FM

Menyikapi fenomena tersebut, Perpusnas RI sejak 2003 sudah mengkampanyekan pentingnya membaca buku melalui duta baca nasional saat itu, Tantowi Yahya, dengan tagline Ibuku Perpustakaan Pertamaku.

Artinya, orang tua punya peran penting di rumah, sebelum seorang anak bersosialisasi di luar rumah. Orang tua menjadi garda terdepan untuk mendampingi anak-anak mereka mengenal bacaan dan tulis menulis (literasi) sedini mungkin.

Manfaat literasi, kata Agus, memperkaya perbendaharaan kosa kata, mengoptimalkan kinerja otak, memperluas wawasan dan memperoleh informasi baru, hingga meningkatkan kepekaan terhadap informasi di media sosial.

"Kampanye literasi Ibuku Perpustakaan Pertamaku masih terus kita laksanakan. Dengan duta baca nasional yang berganti-ganti. Tujuannya tetap sama yakni mengajak untuk dekat dengan buku sehingga anak cerdas literasi dan bermedia sosial," kata Agus.

Perpusnas RI dengan gedung baru 24 lantai di Jalan Merdeka Selatan 11, Jakarta, memiliki layanan anak, seperti ruang baca yang nyaman bagi anak-anak dan keluarga. Selain itu, dilengkapi dengan ribuan koleksi buku yang beragam, seperti komik, cerita rakyat, board book, dan lainnya.

“Anak-anak harus merasa nyaman saat main di perpustakaan. Disinilah peran dari pustakawan Perpusnas RI membantu bagaimana bisa bermain, berliterasi, sambil membaca. Karena dunia anak tak bisa lepas dari bermain,” tutur Agus.

Layanan Khusus Anak di Perpusnas RI dibuat lebih menyenangkan. Sehingga anak-anak bisa dengan leluasa bermain di Perpustakaan. Kesenangan yang awalnya didapatkan melalui gawai, bisa dialihkan ke perpustakaan.

Literasi Menjadi Faktor Esensial
Di samping itu, Perpusnas RI juga memiliki aplikasi iPusnas, yang merupakan aplikasi perpustakaan digital yang dapat diakses lewat perangkat mobile. Aplikasi ini memudahkan anak, dan masyarakat pada umumnya yang ingin membaca buku, tanpa harus datang ke perpustakaan.

Dengan iPusnas, pemustaka (pengguna perpustakaan) dapat mengakses koleksi digital Perpusnas RI yang berbasis Digital Right Management (DRM) kapan saja dan di mana saja. iPusnas memudahkan anak dalam membaca buku cerita atau buku bergambar lewat gadget mereka.

"Orang tua dan juga guru harus memanfaatkan teknologi tersebut untuk mendorong minat baca pada anak. Jadi, digitalisasi yang kita lakukan lewat iPusnas, mendekatkan anak pada buku, tanpa harus datang ke perpustakaan," kata Agus.

Agus menekankan bahwa literasi menjadi faktor esensial dalam membangun masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, dan kreatif. Peran orang tua agar anak menyukai literasi sangat dibutuhkan. Misalnya, mulai mematikan televisi pada pukul 18.00-19.00 WIB dan mulai membaca buku.

"Sejak dini anak mulai dibiasakan mengenal bahan bacaan. Saat mau tidur juga, anak-anak paling suka bacaan dongeng. Nah, mematikan televisi pada jam 18.00-19.00 WIB juga akan melatih anak untuk membudayakan membaca,” tandasnya.

Dalam upaya meningkatkan layanan perpustakaan dan mendorong minat baca di kalangan anak-anak, Perpusnas RI yang genap berusia 43 tahun pada 17 Mei 2023 lalu, konsisten memberikan bantuan mobil perpustakaan keliling, perpustakaan motor keliling, hingga kapal perpustakaan keliling untuk masyarakat di pulau-pulau terluar dan terpencil.

"Kami menjalankan tugas sesuai amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Sebagaimana yang dikatakan Kepala Perpustakaan Nasional, Bapak Muhammad Syarif Bando bahwa Pustakawan bisa mengambil peran dan pengabdian dalam bidang perpustakaan dan menumbuhkan minat baca di tengah masyarakat," ujar Agus.

Pustakawan Khusus Anak Harus Kreatif
Perpusnas RI Ingatkan Pentingnya Anak Indonesia Cerdas Literasi dan Bermedia Sosial

Dok. YouTube MNC Trijaya 104.6 FM

Dalam upaya meningkatkan minat baca pada anak di tengah tantangan era digital saat ini, tak luput juga dari peran seorang pustakawan. Fitriana Ramadhani tak memungkiri tantangan menumbuhkan minat baca di kalangan anak pada era digital.

"Kita di pustakawan layanan anak di perpustakaan, tidak memungkiri ya akan dampak perkembangan digital dan juga media sosial pada anak-anak. Nah, tapi kami sebagai pustakawan harus tetap kreatif membuat kegiatan membaca pada anak menjadi lebih menyenangkan," katanya.

Fitriana mengatakan, menjadi pustakawan khusus anak dituntut memiliki daya kreativitas tinggi. Agar mereka bisa diarahkan untuk melakukan kegiatan literasi. Saat membaca misalnya, tapi tidak seperti membaca.

"Story telling, read aloud, read a book, yang membuat kegiatan literasi pada anak menjadi lebih menyenangkan. Lewat metode ini anak dapat mendengar huruf, kosakata, bunyi, dan mendapat pengetahuan tentang huruf sekaligus," tutur Fitriana.

Lebih lanjut ia mengatakan, misalnya, saat kegiatan story telling anak-anak ditanya soal cita-cita. Mereka membaca dulu, baru menulis apa cita-cita mereka saat dewasa. Dengan cara ini, buku menjadi hidup. Tidak lagi selesai membaca, lalu tutup buku. Jadi menciptakan sesuatu dari membaca.

Dalam upaya peningkatan literasi pada anak, dibutuhkan kerjasama dan sinergi dengan banyak pihak. Salah satunya komunitas dan pegiat literasi. Untuk itu, dibutuhkan strategi dalam mencapai tujuan tersebut, yakni mendorong pemanfaatan perpustakaan.

"Kami juga berkolaborasi dengan pustakawan dari luar negeri, seperti NLCY di Korea dan juga di negara ASEAN. Kami berkomitmen untuk membudayakan budaya bacaan anak gitu. Tahun ini kita pustakawan akan ada yang training ke Korea, untuk peningkatan kompeten, sekalian studi banding juga," tutur Fitriana.

Agus mengatakan, Perpusnas RI sangat mendukung pustakawan untuk berkolaborasi dengan penggiat literasi dan komunitas. Tidak hanya di dalam negeri, tapi juga hingga ke mancanegara.

"Kita memang mendukung peningkatan kompetensi pustakawan kita. Jadi memang kegiatan ini lebih konsentrasinya ke Korea, karena Korea itu betul-betul sangat fokus khusus Perpustakaan Nasional Anak. Itu yang ada di dunia itu, hanya di Korea untuk Perpustakaan Nasional Anak," tuturnya.

Dalam upaya menumbuhkan minat baca di tengah masyarakat, dan mewujudkan bangsa yang cerdas, Perpusnas RI juga menyelenggarakan Festival Literasi di berbagai daerah.

Festival Literasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Melalui transformasi perpustakaan dengan kolaborasi yang melibatkan seluruh stakeholders.

Keberhasilan berbagai program strategis yang digalakkan Perpusnas RI agar anak Indonesia cerdas literasi dan bermedia sosial, tentu tidak luput dari peran orang tua, guru, dan seluruh stakeholders sebagai garda terdepan dalam menumbuhkan minat baca dan cerdas bermedia sosial.
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1339 seconds (0.1#10.140)