Viral Video Curhatan Santri, UIN Walisongo: Katering di Ma’had Permudah Santriwati Baru
loading...
A
A
A
SEMARANG - Jagat media sosial dihebohkan dengan video viral keluhan Santri Mahad UIN Walisongo Semarang .Dalam video yang dibagikan dari akun TikTok @mimshw03 berdurasi satu menitan memperlihatkan curhatan empat santri yang diduga mondok di Mahad Al-Jamiah UIN Walisongo mengenai makanan tak layak konsumsi
Sontak saja peristiwa itu menimbulkan kabar simpang siur. Terkait hal tersebut UIN Walisongo langsung memberikan pernyataan klarifikasi. Merespons kabar yang beredar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Walisongo Dr.Achmad Arief Budiman,M.Ag menyampaikan sejumlah poin pernyataan resmi, Kamis (10/8/2023).
1.Program pema’hadan bagi mahasiswa baru UIN merupakan program mandatori dari Kementerian Agama melalui Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 7272 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Moderasi Beragama pada Pendidikan Islam.
Dalam keputusan tersebut dijelaskan bahwa pengembangan moderasi beragama dilakukan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dengan demikian perlu dipertahankan dan diperkuat dengan manajemen mutu dan pengawasan serta evaluasi yang terukur.
2.Mengenai temuan buruknya mutu layanan katering sebagaimana tergambar dalam video yang viral, pihak UIN Walisongo menyatakan informasi yang tersebar itu tidak sepenuhnya benar.
Namun bagi UIN hal ini merupakan pengingat yang perlu direspons secara positif. Sehingga telah dilakukan evaluasi terhadap mutu layanan katering dan memberlakukan uji petik secara rutin sebagai upaya penjaminan mutu untuk periode selanjutanya.
3.Layanan katering bagi santri Ma’had Al Jamiah bukanlah program wajib.
Santri boleh memilih untuk meneruskan berlangganan katering pada bulan kedua atau berhenti berlangganan dan berupaya belanja sendiri untuk keperluan makan.
Adapun untuk bulan pertama diputuskan disediakan katering sebagai upaya membantu memfasilitasi santri baru yang datang dari luar daerah, luar propinsi, luar pulau yang dimungkinkan belum cukup mengenali medan dan lingkungan kampus. Sehingga jika tidak dibantu penyediaan makanan, mereka akan kesulitan. Bulan berikutnya dipersilahkan untuk memutuskan antara dua pilihan tersebut.
4.Pelibatan pondokan di sekitar kampus sebagai mitra pema’hadan tahun ini adalah tahun pertama dan baru saja berjalan, bahkan belum waktunya untuk dilakukan monev yang sudah dijadwalkan di akhir bulan Agustus.
Namun demikian, momentum ini akan dipergunakan secara positif untuk segera dilakukan evaluasi secara komprehensif, serta dilakukan koordinasi dengan pihak mitra dalam rangka memperbaiki dan melengkapi fasilitas yang ada.
Humas UIN Walisongo Astri Amanati menyampaikan pelaksanaan katering disediakan bagi 2.000 santri putri dengan biaya Rp450.000 setiap bulannya dengan fasilitas dua kali makan. "UIN Walisongo berkomitmen untuk memberikan mutu layanan yang lebih baik dan untuk mengantisipasi adanya kelalaian, mahasiswa bisa mengadukan melalui website PPID atau Hotline 0895606791616,” ungkapnya.
Lihat Juga: Sekolah Bisnis Pesantren Didorong Lahirkan Santripreneur untuk Perkokoh Perjuangan Para Kiai
Sontak saja peristiwa itu menimbulkan kabar simpang siur. Terkait hal tersebut UIN Walisongo langsung memberikan pernyataan klarifikasi. Merespons kabar yang beredar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Walisongo Dr.Achmad Arief Budiman,M.Ag menyampaikan sejumlah poin pernyataan resmi, Kamis (10/8/2023).
1.Program pema’hadan bagi mahasiswa baru UIN merupakan program mandatori dari Kementerian Agama melalui Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 7272 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Moderasi Beragama pada Pendidikan Islam.
Dalam keputusan tersebut dijelaskan bahwa pengembangan moderasi beragama dilakukan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dengan demikian perlu dipertahankan dan diperkuat dengan manajemen mutu dan pengawasan serta evaluasi yang terukur.
2.Mengenai temuan buruknya mutu layanan katering sebagaimana tergambar dalam video yang viral, pihak UIN Walisongo menyatakan informasi yang tersebar itu tidak sepenuhnya benar.
Namun bagi UIN hal ini merupakan pengingat yang perlu direspons secara positif. Sehingga telah dilakukan evaluasi terhadap mutu layanan katering dan memberlakukan uji petik secara rutin sebagai upaya penjaminan mutu untuk periode selanjutanya.
3.Layanan katering bagi santri Ma’had Al Jamiah bukanlah program wajib.
Santri boleh memilih untuk meneruskan berlangganan katering pada bulan kedua atau berhenti berlangganan dan berupaya belanja sendiri untuk keperluan makan.
Adapun untuk bulan pertama diputuskan disediakan katering sebagai upaya membantu memfasilitasi santri baru yang datang dari luar daerah, luar propinsi, luar pulau yang dimungkinkan belum cukup mengenali medan dan lingkungan kampus. Sehingga jika tidak dibantu penyediaan makanan, mereka akan kesulitan. Bulan berikutnya dipersilahkan untuk memutuskan antara dua pilihan tersebut.
4.Pelibatan pondokan di sekitar kampus sebagai mitra pema’hadan tahun ini adalah tahun pertama dan baru saja berjalan, bahkan belum waktunya untuk dilakukan monev yang sudah dijadwalkan di akhir bulan Agustus.
Namun demikian, momentum ini akan dipergunakan secara positif untuk segera dilakukan evaluasi secara komprehensif, serta dilakukan koordinasi dengan pihak mitra dalam rangka memperbaiki dan melengkapi fasilitas yang ada.
Humas UIN Walisongo Astri Amanati menyampaikan pelaksanaan katering disediakan bagi 2.000 santri putri dengan biaya Rp450.000 setiap bulannya dengan fasilitas dua kali makan. "UIN Walisongo berkomitmen untuk memberikan mutu layanan yang lebih baik dan untuk mengantisipasi adanya kelalaian, mahasiswa bisa mengadukan melalui website PPID atau Hotline 0895606791616,” ungkapnya.
Lihat Juga: Sekolah Bisnis Pesantren Didorong Lahirkan Santripreneur untuk Perkokoh Perjuangan Para Kiai
(wyn)