Apakah Benar Skripsi Itu Susah Sehingga Sekarang Tidak Diwajibkan Lagi? Ini Penjelasannya

Jum'at, 01 September 2023 - 10:07 WIB
loading...
Apakah Benar Skripsi...
Apakah membuat skripsi itu susah? Susah atau tidaknya membuat skripsi ternyata dipengaruhi banyak faktor salah satunya faktor kebiasaan membaca mahasiswa. Foto/laman Unair
A A A
JAKARTA - Apakah membuat skripsi bagi mahasiswa itu susah?Jika jawabannya iya, apakah karena faktor itu salah satu yang membuat Kemendikbudristek saat ini sudah tidak mewajibkan lagi skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan jenjang Sarjana?

Analisis adanya kaitan antara penghapusan skripsi sebagai syarat kelulusan dengan sulitnya membuat skripsi bisa saja berkaitan meskipun hal itu perlu dibuktikan secara ilmiah. Terlepas dari hal itu, muncul juga pernyataan siapa bilang skripsi itu susah?

Bukannya banyak cerita mahasiswa Indonesia yang berhasil lulus cepat dan berusia muda pada tingkat diploma maupun sarjana?
Kalau benar begitu realitanya, kenapa masih ada anggapan bahwa skripsi itu susah?

Secara umum susah atau tidaknya membuat skripsi dipengaruhi banyak faktor sehingga tidak tepat apabila disimpulkan bahwa membuat tugas skripsi itu sulit. Untuk menjawab hal itu artikel kali akan membahasnya secara tuntas terkait anggapan bahwa skripsi itu sulit.

Skripsi Itu Susah Apabila Mengabaikan 8 Hal Ini

1. Keberadaan Dosen Pembimbing


Faktor pertama yang bisa bikin skripsi itu susah adalah meremehkan keberadaan dosen pembimbing. Percaya atau tidak, sebagian mahasiswa menganggap bahwa dosen pembimbing sebatas ada hanya untuk memberi perizinan sidang ataupun presentasi saja.

Padahal, benarkah seperti itu? Tentu saja tidak! Dosen pembimbing justru punya peranan besar yang selayaknya tidak diremehkan dan dianggap sepele oleh mahasiswa. Lebih-lebih buat kamu yang ingin lulus cepat dan IPK-nya tinggi, pastikan kamu tidak meremehkan dosen pembimbing.

Sikap yang selayaknya mahasiswa miliki terhadap dosen pembimbing adalah interaktif dan totalitas. Mahasiswa yang sukses menyelesaikan skripsi biasanya cenderung aktif dalam menjalin interaksi dengan dosen pembimbing, memaksimalkan setiap peluang maupun kesempatan konsultasi, dan bersikap sungguh-sungguh dalam menerima segala macam arahan dari dosen pembimbing.

Sebaliknya, mahasiswa yang malas berkomunikasi dan melaporkan progress berkala pada dosen pembimbing lebih riskan berakhir kerepotan dan terjebak dalam mindset “skripsi itu susah”.

2. Malas Berdiskusi dengan Kakak Tingkat maupun Teman Angkatan


Berikutnya, faktor yang kerap membuat skripsi itu susah adalah meremehkan aktivitas diskusi dengan teman satu jurusan. Baik teman dari satu angkatan yang sama maupun berbeda tahun, mereka semua adalah salah satu kunci kesuksesan skripsi yang bisa kita manfaatkan!

Baca juga: Skripsi Dihapus, Mahasiswa: Kelulusan Berbasis Proyek Lebih Berdampak ke Masyarakat

Bagaimana cara memanfaatkannya? Pastinya bukan dengan sembarangan nongkrong ria dan menghabiskan waktu secara sia-sia. Melainkan, ajaklah mereka untuk sesekali rutin berdiskusi secara santai sekaligus serius mengenai bahasan yang berkaitan dengan skripsi kita.

Diskusi bersama kakak tingkat maupun teman angkatan bisa jadi solusi skripsi di masa-masa pandemi ini. Dari diskusi kecil-kecilan, banyak ide brilian yang bisa tercipta dan dieksekusi menjadi sebuah karya luar biasa; termasuk skripsi.

3. Meninggalkan Habit Membaca


Ketiga, faktor yang bisa bikin skripsi itu susah buat sebagian mahasiswa adalah meninggalkan kebiasaan membaca. Seringkali mahasiswa pejuang skripsi hanya ingin menulis dan menyusun skripsi secepat mungkin, tanpa harus capek-capek melakukan aktivitas fundamental semacam membaca.

Padahal, kebiasaan membaca justru adalah salah satu kunci dasar sekaligus pembeda utama antara orang-orang yang sukses skripsian dengan yang gagal selesai tepat waktu. Kebiasaan membaca tidak boleh diremehkan bagi mahasiswa manapun yang ingin lulus secepat dan setepat mungkin.

Hanya saja, membaca pun tidak harus selalu terbatas pada jurnal ilmiah saja. Kebiasaan membaca karya tulis ilmiah setiap hari memang termasuk habit yang bagus, namun tidak semua orang bisa cocok dengan habit tersebut. Mengembangkan kebiasaan membaca bisa sesederhana dengan membaca artikel web yang ringan-ringan, maupun tulisan jurnalistik dari media massa yang reputable.

4. Lemah Dalam Manajemen Waktu


Mengelola atau memanajemen waktu terkadang dianggap terlalu mengekang kebebasan diri dalam menikmati kehidupan di masa kini. Kalau pengaturannya terlalu ketat, memang hasilnya akan seperti itu. Namun, hidup setiap hari tanpa punya softskill manajemen waktu justru bisa menyebabkan bahaya yang lebih parah; waktu terbuang habis dengan percuma tanpa progress apa-apa.

Manajemen waktu mampu mempengaruhi seberapa cepat seorang mahasiswa dalam menyusun dan menyelesaikan skripsinya. Terlepas dari faktor apapun yang terlibat, keahlian manajemen waktu hampir bisa dipastikan selalu berbanding lurus dengan tingkat kecepatan atau kesuksesan skripsi pada seorang mahasiswa.

Kendati begitu, bukan berarti mahasiswa yang sudah “terlambat” jadi tak butuh belajar manajemen waktu. Justru, mahasiswa yang “terlambat” skripsian-nya makin butuh belajar manajemen waktu supaya tidak tertinggal lebih jauh lagi.

5.Kurang Minat Terhadap Penelitian


Sebagus apapun bakat seseorang, jika tidak memiliki minat maka akan dirasakan sangat kurang. Antusiasme atau minat yang tinggi akan mengajak seseorang untuk memperoleh jawaban atas segala pertanyaan. Mungkin termasuk mengapa dirimu diputuskan terlalu cepat.

Baca juga: Ini Penemu Skripsi yang Kini Tak Lagi Jadi Syarat Wajib Kelulusan di Indonesia

Hindari diri sudah mengetahui segalanya karena ini akan menutup diri menerima informasi penting yang sebelumnya kamu belum tau. Minat akan mendorong seseorang untuk terus bertanya mengapa begini, mengapa begitu.. hingga akhirnya dia telah menguasai ilmunya bahkan tanpa disadari.

6.Jarang Update Kondisi Terkini


Bisakah kamu merasakan topik skripsi itu sedikit membosankan karena memiliki judul yang itu itu saja? Padahal skripsi itu adalah penelitian, bisa penelitian unik asalkan masih sesuai dengan bidang ilmu yang kamu miliki.

Mengapa tidak memilih analisis kelayakan usaha tempe mendoan, dibanding harus preferensi konsumen terhadap produk? Ya, keduanya memang tidak masalah.. tetapi preferensi konsumen biasanya sedikit mudah ditebak hasilnya.

7.Tidak Mengetahui Format Penelitian


Rasa ketakutan sebelum memulai membuat mahasiswa biasanya malah menghindar. Padahal, tidak ada cara lain yang lebih tepat kecuali dengan mengenal lebih jauh dengan skripsi. Makin kenal maka makin cepat kamu akan melewati proses ini. Makin kenal maka status sarjana akan semakin mudah didapat.

Meskipun keliatannya membosankan, sebenarnya format laporan penelitian seperti skripsi mempunyai format baku. Format ini justru akan salah jika tidak dicontek. Seperti isi pendahuluan, metode, pembahasan, dan lain – lain. Jika kamu menulis isi bab metode yang seharusnya diisi di bab pembahasan, tentu akan salah.

8.Kurang Paham Tujuan Skripsi


Tujuan skripsi adalah untuk melatih mahasiswa merasakan proses dunia penelitian sehingga mental untuk kritis itu bisa muncul. Dalam proses skripsi, kamu akan dinilai bagaimana pemecahan masalah dan mengorganisasikan sesuatu. Ini pendapat saya pribadi lho

Jadi, jika kamu menemui masalah data baik dalam pengumpulan maupun pengolahan, jangan dulu berpikir dunia akan runtuh. Nikmati proses itu dan diskusikanlah kepada teman atau yang ahli. Karena dosen pun seharusnya tidak akan memaksakan sebuah penelitian yang memang tidak bisa dilanjutkan.
(wyn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
UUM dan Uhamka Perpanjang...
UUM dan Uhamka Perpanjang Kerja Sama Strategis Bidang Pendidikan
Gaji Dosen Honorer Ternyata...
Gaji Dosen Honorer Ternyata Segini! Cek Kisaran Terbarunya di Sini
Untar Siapkan Lulusan...
Untar Siapkan Lulusan Berkualitas lewat Sertifikasi Profesi
Perbedaan 3 Nama Panggilan...
Perbedaan 3 Nama Panggilan Pelajar Sekolah Kedinasan, Taruna, Praja, dan Mahasiswa
Mahasiswa DKV MNC University...
Mahasiswa DKV MNC University Kunjungi IDDC, Perluas Pengetahuan tentang Desain dan Industri Kreatif
Kapan Dana KJMU 2025...
Kapan Dana KJMU 2025 Cair? Ini Jadwal Resmi dan Syarat Penerimanya
Mahasiswi ITB Ditangkap...
Mahasiswi ITB Ditangkap Gara-gara Meme Prabowo dan Jokowi
Pentingnya Literasi,...
Pentingnya Literasi, Mahasiswa Didorong Hindari Produk Keuangan Ilegal
50 Mahasiswa Pakuan...
50 Mahasiswa Pakuan Bogor Dapat Pelatihan dan Materi tentang Tata Udara
Rekomendasi
Daftar Lengkap Susunan...
Daftar Lengkap Susunan Komisaris dan Direksi BSI usai Perombakan
Melawan India Perkuat...
Melawan India Perkuat Popularitas Militer Pakistan di Dalam dan Luar Negeri
Warga Desak Satgas Anti...
Warga Desak Satgas Anti Premanisme Tindak Tegas Ormas Palang Jalan di Cikarang
Data Positif Meriahkan...
Data Positif Meriahkan Bursa Pekan Ini: IHSG Naik 4,01%, Kapitalisasi Pasar Rp12.318 Triliun
Saul Canelo Alvarez...
Saul Canelo Alvarez vs Terence Crawford Mahakarya Seni Tinju
Turnamen Biliar Internasional...
Turnamen Biliar Internasional ORCA 10 Ball Siap Digelar di Jakarta, Total Hadiah Capai Rp 403 Juta
Berita Terkini
SPMB DKI Jakarta 2025...
SPMB DKI Jakarta 2025 Resmi Dibuka, Ini Jalur, Kuota, dan Jadwal Lengkapnya
Cara Daftar SPMB DKI...
Cara Daftar SPMB DKI Jakarta 2025, Ini 6 Langkah Mudahnya!
SPMB DKI Jakarta Resmi...
SPMB DKI Jakarta Resmi Dibuka 19 Mei 2025, Catat Jadwal Penerimaan SD, SMP, SMA, dan SMK
Universitas Kristen...
Universitas Kristen Maranatha Buka Prodi Baru Program Sarjana Arsitektur
Wisuda UPH 2025: 1.921...
Wisuda UPH 2025: 1.921 Lulusan Diutus untuk Menjadi Pemimpin Berintegritas dan Berdampak
FSRD IKJ dan KEHATI...
FSRD IKJ dan KEHATI Bangun Laboratorium Pewarna Alam dari Tanaman Lokal Indonesia
Infografis
Ini 3 Negara Musuh AS...
Ini 3 Negara Musuh AS yang Tidak Terkena Tarif Impor Trump
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved