Negara Penghasil Jurnal Ilmiah Terindeks Scopus Terbanyak di 2022, Indonesia Posisi Berapa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ini negara yang paling banyak menerbitkan jurnal ilmiah terindeks Scopus . Jurnal ilmiah menjadi salah satu tolok ukur penting dalam menilai produktivitas riset suatu negara. Dan salah satu ukuran sebuah jurnal ilmiah itu bagus atau tidak adalah terindeks di Scopus.
Scopus memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh jurnal yang ingin terindeks, seperti memiliki proses review yang ketat, memiliki tim review terdiri dari ahli di bidang yang sesuai, dan memiliki akreditasi atau keanggotaan di organisasi jurnal ilmiah terkemuka
Berdasarkan data Scimago Journal & Country Rank, China menjadi negara yang paling banyak menghasilkan jurnal ilmiah terindeks Scopus di dunia pada 2022.
1. China (1.004.745 jurnal)
2. Amerika Serikat (697.695 jurnal)
3. India (273.913 jurnal)
4. Inggris (234.085 jurnal)
5. Jerman (201.649 jurnal)
6. Italia (151.743 jurnal)
7. Jepang (139.382 jurnal)
8. Kanada (129.698 jurnal)
23. Malaysia (44.439 jurnal)
*jumlah negara yang disurvei sebanyak 243 negara
2. Berdasarkan data UNESCO, anggaran riset yang dimiliki Indonesia hanya setara 0,28% dari total produk domesik bruto (PDB).
3. Idealnya, anggaran riset dan pengembangan suatu negara sebesar 1% dari total PDB.
4. Bahkan, beberapa negara kecil di dunia sudah memiliki proporsi anggaran riset lebih dari 2% terhadap PDB.
5. Israel menjadi negara dengan proporsi anggaran riset terhadap PDB paling besar di dunia, yakni 5,44%.
6. Korea Selatan berada di urutan kedua dengan persentase anggaran riset sebesar 4,81% terhadap PDB.
7. Proporsi anggaran riset Swedia terpantau sebesar 3,53% terhadap PDB.
8. Di bawah Swedia ada Belgia dan Amerika Serikat yang masing-masing anggaran risetnya terhadap PDB sebesar 3,48% dan 3,45%.
9. Kemudian ada Jepang yang memiliki proporsi anggaran riset sebesar 3,26% terhadap PDB.
10. Dua negara Eropa, Austria dan Swiss berada di bawah Jepang dengan anggaran riset masing-masing sebesar 3,2% dan 3,15% dari PDB
Lihat Juga: Seminar BSKLN: Strategi Pengembangan Jurnal Hubungan Luar Negeri sebagai Media Diplomasi
Scopus memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh jurnal yang ingin terindeks, seperti memiliki proses review yang ketat, memiliki tim review terdiri dari ahli di bidang yang sesuai, dan memiliki akreditasi atau keanggotaan di organisasi jurnal ilmiah terkemuka
Berdasarkan data Scimago Journal & Country Rank, China menjadi negara yang paling banyak menghasilkan jurnal ilmiah terindeks Scopus di dunia pada 2022.
8 Negara dengan Jurnal Ilmiah Terindeks Scopus Terbanyak di 2022*
1. China (1.004.745 jurnal)
2. Amerika Serikat (697.695 jurnal)
3. India (273.913 jurnal)
4. Inggris (234.085 jurnal)
5. Jerman (201.649 jurnal)
6. Italia (151.743 jurnal)
7. Jepang (139.382 jurnal)
8. Kanada (129.698 jurnal)
23. Malaysia (44.439 jurnal)
25. Indonesia (43.300 jurnal)
*jumlah negara yang disurvei sebanyak 243 negara
Persentase Anggaran Riset Indonesia dan Global Terhadap PDB
1. Anggaran riset dan pengembangan di Indonesia termasuk yang paling rendah di dunia.2. Berdasarkan data UNESCO, anggaran riset yang dimiliki Indonesia hanya setara 0,28% dari total produk domesik bruto (PDB).
3. Idealnya, anggaran riset dan pengembangan suatu negara sebesar 1% dari total PDB.
4. Bahkan, beberapa negara kecil di dunia sudah memiliki proporsi anggaran riset lebih dari 2% terhadap PDB.
5. Israel menjadi negara dengan proporsi anggaran riset terhadap PDB paling besar di dunia, yakni 5,44%.
6. Korea Selatan berada di urutan kedua dengan persentase anggaran riset sebesar 4,81% terhadap PDB.
7. Proporsi anggaran riset Swedia terpantau sebesar 3,53% terhadap PDB.
8. Di bawah Swedia ada Belgia dan Amerika Serikat yang masing-masing anggaran risetnya terhadap PDB sebesar 3,48% dan 3,45%.
9. Kemudian ada Jepang yang memiliki proporsi anggaran riset sebesar 3,26% terhadap PDB.
10. Dua negara Eropa, Austria dan Swiss berada di bawah Jepang dengan anggaran riset masing-masing sebesar 3,2% dan 3,15% dari PDB
Lihat Juga: Seminar BSKLN: Strategi Pengembangan Jurnal Hubungan Luar Negeri sebagai Media Diplomasi
(wyn)