Sabet Medali di Olimpiade Sains Dunia, 6 Siswa SMP Ini Raih Beasiswa Indonesia Maju
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siswa SMP Indonesia berhasil membawa pulang 6 medali perak dan perunggu di The 20th International Junior Science Olympiad (IJSO) di Bangkok, Thailand awal Desember 2023 ini. Kemendikbudristek pun akan memfasilitasi para pemenang untuk mendapatkan Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
International Junior Science Olympiad (IJSO) adalah ajang Olimpiade Sains untuk siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang bertaraf internasional. Olimpiade Sains ini melingkupi kemampuan sains siswa-siswi SMP yang meliputi kemampuan teoritis yang bersifat individual dan kemampuan eksperimental sains yang bersifat kelompok atau tim dengan anggota tiga orang.
Baca juga: OPSI 2023 Resmi Ditutup, Ini Daftar Siswa dan Sekolah Peraih Medali Emas
Kemampuan teoritis meliputi keterpaduan mata pelajaran Biologi, Fisika dan Kimia. Untuk kemampuan eksperimental meliputi kemampuan eksperimental Biologi, Fisika dan Kimia dan keterpaduan ketiga mata pelajaran tersebut. Tahun ini IJSO diikuti oleh 304 peserta dari 54 negara.
Total ada enam medali yang didapatkan, medali perak diraih oleh Renault Tjandera dari SMP Santa Laurensia, Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya, lima medali perunggu diraih oleh Juan Howard Wijaya dari SMP Darma Yudha Pekanbaru, Danish Riziq Khairan Siregar dari SMP As Shofa Pekanbaru, Ahmad Kautsar Al Ramadhani dari MTsN 1 Kota Malang, Matthew Tjandra dari SMPK 6 PENABUR DKI Jakarta, dan Faizah Adriansyah dari MTsN 6 Kota Padang.
Baca juga: Hebat, 8 Pelajar Indonesia Borong 13 Medali di Olimpiade Ilmu Kebumian Dunia
“Selamat untuk adik-adik yang telah menorehkan prestasi dengan meraih satu perak dan lima perunggu di ajang IJSO. Tahun ini semua siswa masing-masing dapat membawa pulang medali. Harapannya pada IJSO mendatang di Rumania bisa mendapatkan banyak medali emas,” ujar Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek Maria Irene Veronica Herdjiono, , melalui siaran pers, dikutip Selasa (12/12/2023).
Sebagai apresiasi, Kemendikbudristek melalui Puspresnas akan mendata prestasi-prestasi yang telah diraih oleh peserta didik baik di Ajang Talenta Nasional dan Ajang Talenta Internasional melalui Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT).
Selain itu, SIMT dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengikuti seleksi Beasiswa yang difasilitasi Kemendikbudristek salah satunya yaitu, Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
“Prestasi para siswa nantinya akan terdata di SIMT. Kemudian, selain memberikan fasilitasi pembinaan Ajang Talenta Internasional kita juga mengembangkan prestasi siswa-siswa melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Itu merupakan salah satu upaya kita untuk mengembangkan dan mengapresiasi talenta berprestasi,” tambah Maria.
Peraih medali perak IJSO, Renault Tjandera dari SMP Santa Laurensia, Kota Tangerang Selatan, mengungkapkan rasa bahagianya setelah berhasil menorehkan medali perak di IJSO. “Seru dan menantang sekali mengikuti IJSO. Jujur saya sangat bahagia karena meraih prestasi di salah satu ajang bergengsi di tingkat internasional. Akhirnya saya bisa membanggakan orang tua, sekolah, dan Indonesia,” tutur siswa yang bercita-cita jadi peneliti itu.
Ke depannya, Renault ingin terus meningkatkan prestasinya. “Saat jenjang SMA nanti saya ingin kembali ikut OSN di bidang Kimia dan mudah-mudahan bisa mewakili Indonesia di ajang International Chemistry Olympiad (IChO),” katanya.
Siswa berprestasi lainnya, Danish Riziq Khairan Siregar dari SMP As Shofa Pekanbaru, peraih medali perunggu IJSO, sangat bangga dan bersyukur bisa mendapatkan banyak pengalaman di IJSO. “Berkat Kemendikbudristek dan Puspresnas saya bisa mendapatkan banyak pengalaman melalui IJSO. Saya dapat melatih kemampuan akademik di bidang sains sekaligus melatih kemampuan komunikasi saya dalam bahasa Inggris untuk berteman dengan pelajar lainnya dari seluruh dunia,” ungkapnya.
“Terima kasih kepada Kemendikbudristek dan Puspresnas yang telah membina dan melatih kami sehingga saya dan teman-teman akhirnya bisa mendapatkan prestasi di tingkat internasional,” ucap Danish.
Lihat Juga: Mendikti Sains dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro Lakukan Perbaikan secara Perlahan
International Junior Science Olympiad (IJSO) adalah ajang Olimpiade Sains untuk siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang bertaraf internasional. Olimpiade Sains ini melingkupi kemampuan sains siswa-siswi SMP yang meliputi kemampuan teoritis yang bersifat individual dan kemampuan eksperimental sains yang bersifat kelompok atau tim dengan anggota tiga orang.
Baca juga: OPSI 2023 Resmi Ditutup, Ini Daftar Siswa dan Sekolah Peraih Medali Emas
Kemampuan teoritis meliputi keterpaduan mata pelajaran Biologi, Fisika dan Kimia. Untuk kemampuan eksperimental meliputi kemampuan eksperimental Biologi, Fisika dan Kimia dan keterpaduan ketiga mata pelajaran tersebut. Tahun ini IJSO diikuti oleh 304 peserta dari 54 negara.
Total ada enam medali yang didapatkan, medali perak diraih oleh Renault Tjandera dari SMP Santa Laurensia, Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya, lima medali perunggu diraih oleh Juan Howard Wijaya dari SMP Darma Yudha Pekanbaru, Danish Riziq Khairan Siregar dari SMP As Shofa Pekanbaru, Ahmad Kautsar Al Ramadhani dari MTsN 1 Kota Malang, Matthew Tjandra dari SMPK 6 PENABUR DKI Jakarta, dan Faizah Adriansyah dari MTsN 6 Kota Padang.
Baca juga: Hebat, 8 Pelajar Indonesia Borong 13 Medali di Olimpiade Ilmu Kebumian Dunia
“Selamat untuk adik-adik yang telah menorehkan prestasi dengan meraih satu perak dan lima perunggu di ajang IJSO. Tahun ini semua siswa masing-masing dapat membawa pulang medali. Harapannya pada IJSO mendatang di Rumania bisa mendapatkan banyak medali emas,” ujar Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek Maria Irene Veronica Herdjiono, , melalui siaran pers, dikutip Selasa (12/12/2023).
Sebagai apresiasi, Kemendikbudristek melalui Puspresnas akan mendata prestasi-prestasi yang telah diraih oleh peserta didik baik di Ajang Talenta Nasional dan Ajang Talenta Internasional melalui Sistem Informasi Manajemen Talenta (SIMT).
Selain itu, SIMT dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengikuti seleksi Beasiswa yang difasilitasi Kemendikbudristek salah satunya yaitu, Beasiswa Indonesia Maju (BIM).
“Prestasi para siswa nantinya akan terdata di SIMT. Kemudian, selain memberikan fasilitasi pembinaan Ajang Talenta Internasional kita juga mengembangkan prestasi siswa-siswa melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Itu merupakan salah satu upaya kita untuk mengembangkan dan mengapresiasi talenta berprestasi,” tambah Maria.
Peraih medali perak IJSO, Renault Tjandera dari SMP Santa Laurensia, Kota Tangerang Selatan, mengungkapkan rasa bahagianya setelah berhasil menorehkan medali perak di IJSO. “Seru dan menantang sekali mengikuti IJSO. Jujur saya sangat bahagia karena meraih prestasi di salah satu ajang bergengsi di tingkat internasional. Akhirnya saya bisa membanggakan orang tua, sekolah, dan Indonesia,” tutur siswa yang bercita-cita jadi peneliti itu.
Ke depannya, Renault ingin terus meningkatkan prestasinya. “Saat jenjang SMA nanti saya ingin kembali ikut OSN di bidang Kimia dan mudah-mudahan bisa mewakili Indonesia di ajang International Chemistry Olympiad (IChO),” katanya.
Siswa berprestasi lainnya, Danish Riziq Khairan Siregar dari SMP As Shofa Pekanbaru, peraih medali perunggu IJSO, sangat bangga dan bersyukur bisa mendapatkan banyak pengalaman di IJSO. “Berkat Kemendikbudristek dan Puspresnas saya bisa mendapatkan banyak pengalaman melalui IJSO. Saya dapat melatih kemampuan akademik di bidang sains sekaligus melatih kemampuan komunikasi saya dalam bahasa Inggris untuk berteman dengan pelajar lainnya dari seluruh dunia,” ungkapnya.
“Terima kasih kepada Kemendikbudristek dan Puspresnas yang telah membina dan melatih kami sehingga saya dan teman-teman akhirnya bisa mendapatkan prestasi di tingkat internasional,” ucap Danish.
Lihat Juga: Mendikti Sains dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro Lakukan Perbaikan secara Perlahan
(nnz)