Kisah Amira Syafana, Wisudawan Berprestasi UMM dari Jurusan PGSD dengan IPK 4,00
loading...
A
A
A
JAKARTA - Amira Syafana Wisudawan dari program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) menjadi salah satu wisudawan berprestasi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) . Menariknya, ia juga memiliki segudang prestasi.
Amira, begitu sapaan akrabnya, pernah menjadi best announcer podcast, runner up 2 putri pendidikan jawa Timur 2023, menerbitkan delapan buku, hingga mendapatkan beasiswa Kalimantan Timur.
Tak hanya itu, Amira pun terjun magang di rumah terapi autis hingga membuat kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus (ABK).
Butuh waktu lama hingga Amira bisa mencapai hal ini. Sejak masih menjadi mahasiswa baru ia memiliki ambisi untuk menorehkan prestasi selama berkuliah.
Namun, karena adanya wabah Covid-19 yang melanda di akhir 2019, akhirnya ia mengubah segala rencana yang dibuat.
baca juga: Biaya Kuliah S1 Kedokteran Mahasiswa Baru UMM Tahun 2023/2024, Ini Rinciannya
Pada 2021 ia mulai bangkit dan mencoba mendirikan program Teacher for Charity. Berdirinya program ini didasari atas nilai kemanusiaan dan keinginannya untuk memajukan pendidikan anak.
Program yang ia jalankan sendiri kini telah berjalan hampir tiga tahun dan akan terus bergerak untuk memajukan pendidikan anak Indonesia. Program ini telah terlaksana di Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan akan dicoba menjelajah ke Jawa Tengah.
Bentuk programnya yaitu berupa bagi-bagi buku dan sesi pembelajaran yang joyfull dan meaningfull mengenai pembelajaran umum dan edukasi seks.
Wisudawan dengan IPK 4,00 itu mengaku bahwa dana yang digunakan untuk membuat program Teacher for Charity didapat dari hasil beasiswa Kalimantan Timur Tuntas.
Amira, begitu sapaan akrabnya, pernah menjadi best announcer podcast, runner up 2 putri pendidikan jawa Timur 2023, menerbitkan delapan buku, hingga mendapatkan beasiswa Kalimantan Timur.
Tak hanya itu, Amira pun terjun magang di rumah terapi autis hingga membuat kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus (ABK).
Butuh waktu lama hingga Amira bisa mencapai hal ini. Sejak masih menjadi mahasiswa baru ia memiliki ambisi untuk menorehkan prestasi selama berkuliah.
Namun, karena adanya wabah Covid-19 yang melanda di akhir 2019, akhirnya ia mengubah segala rencana yang dibuat.
baca juga: Biaya Kuliah S1 Kedokteran Mahasiswa Baru UMM Tahun 2023/2024, Ini Rinciannya
Pada 2021 ia mulai bangkit dan mencoba mendirikan program Teacher for Charity. Berdirinya program ini didasari atas nilai kemanusiaan dan keinginannya untuk memajukan pendidikan anak.
Program yang ia jalankan sendiri kini telah berjalan hampir tiga tahun dan akan terus bergerak untuk memajukan pendidikan anak Indonesia. Program ini telah terlaksana di Kalimantan Timur, Jawa Timur, dan akan dicoba menjelajah ke Jawa Tengah.
Bentuk programnya yaitu berupa bagi-bagi buku dan sesi pembelajaran yang joyfull dan meaningfull mengenai pembelajaran umum dan edukasi seks.
Wisudawan dengan IPK 4,00 itu mengaku bahwa dana yang digunakan untuk membuat program Teacher for Charity didapat dari hasil beasiswa Kalimantan Timur Tuntas.