Teliti Politik Muslim di Indonesia, Istiqomah Raih Gelar Doktor

Rabu, 12 Agustus 2020 - 13:46 WIB
loading...
Teliti Politik Muslim di Indonesia, Istiqomah Raih Gelar Doktor
Sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Istiqomah, secara daring melalui media zoom, pada Kamis 6 Agustus 2020 lalu. Foto/ui.ac.id
A A A
JAKARTA - Istiqomah, mahasiswa pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih gelar Doktor ke-157 yang dihasilkan oleh Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI).

Gelar itu diperoleh Istiqomah setelah menjalani sidang terbuka Promosi Doktor atas nama Istiqomah secara daring melalui media zoom, pada Kamis 6 Agustus 2020 lalu.

Dikutip dari situs resmi UI, yakni ui.ac.id, sidang Promosi Doktor ini diketuai oleh Dr Tjut Rifameutia Umar Ali MA, Psikolog dengan Promotor Prof Dr Hamdi Muluk MSi.

Disertasi yang diangkat oleh Promovendus Tipologi Ideologi Politik Muslim di Indonesia. Peran Totalisme Islam, Motivasi Epistemik, Right Wing Authoritarianism, Social Dominance Orientation dalam Ideologi Politik”.

Sebagai gambaran, peristiwa bom Bali pada Oktober 2002 membuat perhatian dunia meningkat ke Indonesia. Masyarakat Indonesia dipilah menjadi muslim "baik" dan "buruk", padahal komunitas muslim di Indonesia terlalu kompleks untuk dikategorisasi dalam "baik" dan "buruk", atau "moderat" dan "radikal".

Islam modern sering menggunakan label fundamentalis, modernis dan sekuler, sedangkan di negara barat, terutama Amerika Serikat menggunakan kategorisasi liberal-konservatif untuk menggambarkan ideologi politik.

Pembuktian empiris liberalisme dan konservatisme kadang mengabaikan kompleksitas dalam makna dan struktur sehingga gagal mendeteksi beberapa aspek penting dari penentu ideologi.

Sejumlah peneliti berpendapat lebih dari satu dimensi diperlukan untuk menjelaskan struktur sikap politik warga negara.

Ideologi adalah seperangkat sikap yang saling terkait antara nilai, dan kepercayaan, kognitif, afektif, dan sifat motivasional. Beberapa penelitian telah menemukan motivasi epistemik sebagai disposisi ideologi politik.

Motivasi epistemik didefinisikan sebagai dorongan untuk motivasi pribadi untuk mengurangi ketidakpastian dunia sosial yang mengancam, ambigu, dan kompleks.

Peningkatan perasaan ketidakpastian diketahui dengan mengukur kebutuhan akan penutupan kognitif (need for cognitive closure). Orientasi pribadi seperti otoritarianisme sayap kanan atau right wing authoritarianism (RWA) dan social dominance orientation (SDO) juga telah terbukti memprediksi ideologi politik.

Individu dengan skor yang lebih tinggi dalam RWA cenderung melihat dunia sebagai tempat yang berbahaya sedangkan individu dengan skor yang lebih tinggi di SDO cenderung melihat dunia sebagai tempat yang penuh persaingan antar kelompok.

Selain faktor psikologi, faktor agama diduga dapat menjadi faktor disposisi ideologi politik karena agama dan politik mempunyai akar kebutuhan psikologi yang sama dan ditemukan agama berkorelasi dengan need cognitive closure, dan dogmatism.

"Penelitian ini bertujuan menyelidiki secara empiris apakah komunitas Muslim di Indonesia mengelompok lebih dari satu kelompok politik tunggal. Penulis menduga kompeksitas ideologi politik Muslim berdasarkan sikap politik dan faktor diposisinya (faktor psikologi dan faktor agama)," tulis situs ui.ac.id.

Studi pendahuluan dilakukan dengan mewawancarai 12 partisipan dari organisasi Islam untuk menggambarkan perbedaan sikap politik dan faktor yang menjadi latar belakang perbedaan sikap politik.

Dengan menggunakan latent class analysis, didapat enam kelompok ideologi politik dengan perbedaan karakteristik pada motivasi epsitemik, right wing authoritarianism, social dominance orientaiton dan totalisme Islam.

( Baca juga: KSAD Tegaskan Siap Bantu Tangani Prajurit dan Keluarga Positif Covid-19 )

Penelitian ini membuktikan spektrum ideologi tunggal tidak memadai untuk menjelaskan kompleksitas ideologi politik muslim di Indonesia.

Setelah mempertahankan disertasinya, Tim Penguji memutuskan mengangkat Istiqomah sebagai Doktor ke-157 yang dihasilkan oleh Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, merupakan Doktor Kedua yang lulus di tahun akademik Genap 2019/2020, dan Doktor ke-115 yang lulus setelah Program Studi Ilmu Psikologi jenjang Doktor dikembalikan ke Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dengan predikat sangat memuaskan.
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1955 seconds (0.1#10.140)