Dosen ITS Jawara Pioneers 4.0 Hackathon Series Abu Dhabi
loading...
A
A
A
SURABAYA - Dosen ITS Muhammad Luthfi Shahab berhasil meraih juara 1 pada kompetisi Pioneers 4.0 Hackathon Series yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dosen matematika dan timnya meneliti optimalisasi jadwal produksi teh di industry.
Pioneers 4.0 Hackathon Series merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Ministry of Industry and Advanced Technology Uni Emirat Arab dengan menggandeng Edge Learning and Innovation Factory dan Lipton Teas and Infusions. Kompetisi yang diikuti oleh beberapa tim ini mengharuskan peserta membuat solusi dari permasalahan nyata di dunia industri dengan tujuan mengoptimalisasi jadwal produksi pada industri tersebut.
Baca juga: Kembangkan Penelitian Langka, Dosen ITS Raih Beasiswa Bergengsi di Jerman
Shahab bersama lima rekannya dari beberapa universitas di Uni Emirat Arab yang tergabung dalam satu tim mencoba menyelesaikan permasalahan optimalisasi jadwal produksi teh pada industri minuman herbal tersebut.
Tim tersebut terdiri dari Siti Maghfirotul Ulyah (PhD Mathematics, Khalifa University), Sebastian Cavada (MSc Computer Vision, Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence), Sara Abdulbasit (BSc Networking Security, Ajman University), Mariam Alzaabi (MSc Computer Science, Khalifa University), dan Segni Desalegn (BSc Computer Science, Khalifa University).
Awalnya, Shahab dan tim mencoba untuk menganalisis permasalahan yang diberikan dan mencari metode untuk dapat menyelesaikannya. “Akhirnya proses metode rule-based (berbasis aturan, red) dipilih dibandingkan metode pemrograman linear,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (13/3/2024).
Baca juga: Dosen ITS Terpilih sebagai Pendesain Interior dan Eksterior LRT Jabodebek
Shahab melanjutkan, metode ini dipilih karena data yang diberikan dalam permasalahan tersebut cukup besar dan memiliki banyak constraint atau batasan. Selain itu, setiap tim harus menjadwalkan secara detail proses produksi teh yang dimulai dari gudang, tempat penampungan bahan baku, hingga tahap pengemasan produk.
Alumnus S2 Matematika ITS tersebut menerangkan, metode rule-based bekerja dengan cara memberikan syarat atau aturan agar kegiatan dapat berjalan. Tak hanya itu, metode ini juga dapat menentukan kegiatan berikutnya apabila suatu kegiatan telah selesai.
“Dengan metode ini, penjadwalan produksi dapat disusun lebih simpel tanpa mengesampingkan constraint atau batasan yang ada,” ujar Shahab yang bertindak sebagai programmer utama di tim.
Baca juga: ITS Buka Lowongan Dosen Tetap Non PNS, Berikut Syarat dan Cara Mendaftarnya
Alhasil, Shahab dan tim berhasil menginovasikan model optimasi berbasis aturan yang mampu mengintegrasikan semua kondisi sesuai kebutuhan pihak industri. Pada kompetisi yang digelar selama tiga hari ini, dosen asal Malang tersebut bersama timnya berhasil meraih juara pertama dan berhak memperoleh hadiah sebesar 25 ribu Dirham atau kurang lebih setara dengan Rp105 juta.
Dosen yang kini menempuh program S3 di Khalifa University, Abu Dhabi tersebut memaknai pencapaian ini sebagai upayanya dalam menambah pengalaman dan meningkatkan kompetensi. Baginya, penghargaan tersebut merupakan pembuktian bahwa matematika dibutuhkan di seluruh bidang, termasuk dunia industri.
Lihat Juga: Mengenal Metode Penelitian Kuantitatif, Jenis, Tahapan, dan Contohnya, Mahasiswa Wajib Tahu
Pioneers 4.0 Hackathon Series merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Ministry of Industry and Advanced Technology Uni Emirat Arab dengan menggandeng Edge Learning and Innovation Factory dan Lipton Teas and Infusions. Kompetisi yang diikuti oleh beberapa tim ini mengharuskan peserta membuat solusi dari permasalahan nyata di dunia industri dengan tujuan mengoptimalisasi jadwal produksi pada industri tersebut.
Baca juga: Kembangkan Penelitian Langka, Dosen ITS Raih Beasiswa Bergengsi di Jerman
Shahab bersama lima rekannya dari beberapa universitas di Uni Emirat Arab yang tergabung dalam satu tim mencoba menyelesaikan permasalahan optimalisasi jadwal produksi teh pada industri minuman herbal tersebut.
Tim tersebut terdiri dari Siti Maghfirotul Ulyah (PhD Mathematics, Khalifa University), Sebastian Cavada (MSc Computer Vision, Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence), Sara Abdulbasit (BSc Networking Security, Ajman University), Mariam Alzaabi (MSc Computer Science, Khalifa University), dan Segni Desalegn (BSc Computer Science, Khalifa University).
Awalnya, Shahab dan tim mencoba untuk menganalisis permasalahan yang diberikan dan mencari metode untuk dapat menyelesaikannya. “Akhirnya proses metode rule-based (berbasis aturan, red) dipilih dibandingkan metode pemrograman linear,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (13/3/2024).
Baca juga: Dosen ITS Terpilih sebagai Pendesain Interior dan Eksterior LRT Jabodebek
Shahab melanjutkan, metode ini dipilih karena data yang diberikan dalam permasalahan tersebut cukup besar dan memiliki banyak constraint atau batasan. Selain itu, setiap tim harus menjadwalkan secara detail proses produksi teh yang dimulai dari gudang, tempat penampungan bahan baku, hingga tahap pengemasan produk.
Alumnus S2 Matematika ITS tersebut menerangkan, metode rule-based bekerja dengan cara memberikan syarat atau aturan agar kegiatan dapat berjalan. Tak hanya itu, metode ini juga dapat menentukan kegiatan berikutnya apabila suatu kegiatan telah selesai.
“Dengan metode ini, penjadwalan produksi dapat disusun lebih simpel tanpa mengesampingkan constraint atau batasan yang ada,” ujar Shahab yang bertindak sebagai programmer utama di tim.
Baca juga: ITS Buka Lowongan Dosen Tetap Non PNS, Berikut Syarat dan Cara Mendaftarnya
Alhasil, Shahab dan tim berhasil menginovasikan model optimasi berbasis aturan yang mampu mengintegrasikan semua kondisi sesuai kebutuhan pihak industri. Pada kompetisi yang digelar selama tiga hari ini, dosen asal Malang tersebut bersama timnya berhasil meraih juara pertama dan berhak memperoleh hadiah sebesar 25 ribu Dirham atau kurang lebih setara dengan Rp105 juta.
Dosen yang kini menempuh program S3 di Khalifa University, Abu Dhabi tersebut memaknai pencapaian ini sebagai upayanya dalam menambah pengalaman dan meningkatkan kompetensi. Baginya, penghargaan tersebut merupakan pembuktian bahwa matematika dibutuhkan di seluruh bidang, termasuk dunia industri.
Lihat Juga: Mengenal Metode Penelitian Kuantitatif, Jenis, Tahapan, dan Contohnya, Mahasiswa Wajib Tahu
(nnz)