Ketatnya Persaingan Masuk Jurusan Kedokteran Gigi UGM, Satu Kursi Diperebutkan 8 Pendaftar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) mempunyai prodi Kedokteran Gigi yang tingkat persaingannya sedemikian ketat. Namun prodi ini bisa dipilih bagi yang ingin berkarier sebagai dokter gigi.
Peminat calon mahasiswa yang mau kuliah ke jurusan kuliah Kedokteran Gigi UGM terbilang cukup ketat setiap tahunnya. Pada penerimaan mahasiswa baru 2023 misalnya, jumlah pendaftar untuk prodi S1 Kedokteran Gigi ada 1.260 orang dengan daya tampung 150 orang. Artinya, hanya ada satu pendaftar yang diterima dari 8 orang pendaftar.
Salah satu mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM Khalisa Assyura Varandra mengaku sangat menikmati kuliah di fakultas ini karena ingin mewujudkan cita-citanya menjadi dokter gigi.
Baca juga: Daya Tampung Fakultas Kedokteran Umum, Gigi, dan Hewan di 41 Universitas di Indonesia Jalur SNBT 2024
Sasa, demikian ia akrab disapa, ingin menjadi dokter gigi karena ingin mempunyai karier yang dekat dan berdampak kepada masyarakat. Salah satu mata kuliah yang paling ia sukai adalah mata kuliah konservasi gigi.
“Di mata kuliah ini, kita belajar cara menambal gigi, aku suka karena menurutku sangat applicable aja di kehidupan sehari-hari,” ujarnya, dikutip dari laman UGM, Jumat (19/4/2024).
Terkait rencana setelah lulus dan dilantik menjadi dokter gigi kelak, Sasa mengaku ingin mencoba untuk kerja di rumah sakit dan di sela itu ia juga ingin membuka praktik sendiri.
Hal yang sama juga diakui oleh Siti Aina Nurhaliza (20). Ia sangat menyukai mata kuliah yang berkaitan dengan konservasi gigi dan biomaterial kedokteran gigi. “Aku suka yang praktikumnya. Seru sih. Soalnya praktikum bisa bantu memahami materi-materi yang dipelajari di kelas juga,” ujar Aina.
Baca juga: Segini Biaya yang Harus Dikeluarkan Jika Diterima di Kedokteran Gigi UM Surabaya
Selain kuliah, Aina ternyata aktif di kegiatan organisasi mahasiswa atau aktif mengikuti kegiatan summer course yang diadakan oleh kampus. Menurutnya, program summer course yang mendatangkan mahasiswa asing memberi kesempatan dirinya untuk menimba pengalaman internasional dan menambah jejaring.
“Ikut summer course atau winter course memberi kita kesempatan dalam berdiskusi dan mempelajari materi-materi kedokteran gigi dari berbagai dokter gigi dan mahasiswa FKG dari negara lain,” pungkasnya.
Tangga karier menjadi dokter gigi itu dimulai dengan kuliah S1 Kedokteran Gigi selama empat tahun. Setelah lulus, mahasiswa Kedokteran Gigi akan meraih gelar Sarjana Kedokteran Gigi (S.K.G).
Selanjutnya kamu harus menempuh pendidikan koasistensi selama 1,5 tahun untuk mendapat gelar profesi dokter gigi (drg). Namun menjadi dokter gigi tidak hanya sebatas mengobati gigi yang rusak, tetapi juga sebagai tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam merawat dan mempromosikan kesehatan gigi dan mulut.
Dekan FKG UGM Suryono menjelaskan, S1 Kedokteran Gigi UGM memfasilitasi pendidikan akademik bagi mahasiswa calon sarjana kedokteran gigi dengan metode kuliah interaktif, praktik laboratorium, laboratorium keterampilan pra-klinik, diskusi berbasis kasus, dan proyek berbasis tim yang sudah berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Gigi.
Dia melanjutkan, FKG UGM sejak berdirinya 76 tahun lalu terus berkomitmen menjaga standar keunggulan dalam pendidikan, penelitian, dan pelayanan masyarakat di bidang kedokteran gigi. “Kami terus berinovasi, berkolaborasi, dan berupaya memberikan kontribusi yang bermakna bagi masyarakat dan ilmu kedokteran gigi,” kata Suryono.
Dalam sistem pembelajaran, FKG UGM melaksanakan sistem pembelajaran berupa metode Student Centered Learning (SCL) dengan pendekatan collaborative-cooperative learning.
Peminat calon mahasiswa yang mau kuliah ke jurusan kuliah Kedokteran Gigi UGM terbilang cukup ketat setiap tahunnya. Pada penerimaan mahasiswa baru 2023 misalnya, jumlah pendaftar untuk prodi S1 Kedokteran Gigi ada 1.260 orang dengan daya tampung 150 orang. Artinya, hanya ada satu pendaftar yang diterima dari 8 orang pendaftar.
Salah satu mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UGM Khalisa Assyura Varandra mengaku sangat menikmati kuliah di fakultas ini karena ingin mewujudkan cita-citanya menjadi dokter gigi.
Baca juga: Daya Tampung Fakultas Kedokteran Umum, Gigi, dan Hewan di 41 Universitas di Indonesia Jalur SNBT 2024
Sasa, demikian ia akrab disapa, ingin menjadi dokter gigi karena ingin mempunyai karier yang dekat dan berdampak kepada masyarakat. Salah satu mata kuliah yang paling ia sukai adalah mata kuliah konservasi gigi.
“Di mata kuliah ini, kita belajar cara menambal gigi, aku suka karena menurutku sangat applicable aja di kehidupan sehari-hari,” ujarnya, dikutip dari laman UGM, Jumat (19/4/2024).
Terkait rencana setelah lulus dan dilantik menjadi dokter gigi kelak, Sasa mengaku ingin mencoba untuk kerja di rumah sakit dan di sela itu ia juga ingin membuka praktik sendiri.
Hal yang sama juga diakui oleh Siti Aina Nurhaliza (20). Ia sangat menyukai mata kuliah yang berkaitan dengan konservasi gigi dan biomaterial kedokteran gigi. “Aku suka yang praktikumnya. Seru sih. Soalnya praktikum bisa bantu memahami materi-materi yang dipelajari di kelas juga,” ujar Aina.
Baca juga: Segini Biaya yang Harus Dikeluarkan Jika Diterima di Kedokteran Gigi UM Surabaya
Selain kuliah, Aina ternyata aktif di kegiatan organisasi mahasiswa atau aktif mengikuti kegiatan summer course yang diadakan oleh kampus. Menurutnya, program summer course yang mendatangkan mahasiswa asing memberi kesempatan dirinya untuk menimba pengalaman internasional dan menambah jejaring.
“Ikut summer course atau winter course memberi kita kesempatan dalam berdiskusi dan mempelajari materi-materi kedokteran gigi dari berbagai dokter gigi dan mahasiswa FKG dari negara lain,” pungkasnya.
Tahapan Menjadi Dokter Gigi
Tangga karier menjadi dokter gigi itu dimulai dengan kuliah S1 Kedokteran Gigi selama empat tahun. Setelah lulus, mahasiswa Kedokteran Gigi akan meraih gelar Sarjana Kedokteran Gigi (S.K.G).
Selanjutnya kamu harus menempuh pendidikan koasistensi selama 1,5 tahun untuk mendapat gelar profesi dokter gigi (drg). Namun menjadi dokter gigi tidak hanya sebatas mengobati gigi yang rusak, tetapi juga sebagai tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam merawat dan mempromosikan kesehatan gigi dan mulut.
Dekan FKG UGM Suryono menjelaskan, S1 Kedokteran Gigi UGM memfasilitasi pendidikan akademik bagi mahasiswa calon sarjana kedokteran gigi dengan metode kuliah interaktif, praktik laboratorium, laboratorium keterampilan pra-klinik, diskusi berbasis kasus, dan proyek berbasis tim yang sudah berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Gigi.
Dia melanjutkan, FKG UGM sejak berdirinya 76 tahun lalu terus berkomitmen menjaga standar keunggulan dalam pendidikan, penelitian, dan pelayanan masyarakat di bidang kedokteran gigi. “Kami terus berinovasi, berkolaborasi, dan berupaya memberikan kontribusi yang bermakna bagi masyarakat dan ilmu kedokteran gigi,” kata Suryono.
Dalam sistem pembelajaran, FKG UGM melaksanakan sistem pembelajaran berupa metode Student Centered Learning (SCL) dengan pendekatan collaborative-cooperative learning.
(nnz)