Cerita Nadya, Mahasiswa Difabel Tunarungu yang Lulus Cumlaude di ITS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nadya Andini, seorang penyandang disabilitas tunarungu tidak kehilangan semangat menempuh pendidikan. Bahkan Nadya pun bisa lulus dengan predikat cumlaude di ITS.
Nadya lahir dengan kondisi kurang dengar (low of hearing). Namun keterbatasannya itu tidak menjadi halangan ia untuk meraih prestasi.
Nadya merupakan mahasiswa ITS Departemen Studi Pembangunan. Sebagai mahasiswa berkebutuhan khusus ia harus duduk di bangku paling depan untuk merekam penjelasan dosen dengan ponselnya.
Baca juga: Anak Tukang Bubur Ini Lulus Cum Laude di ITB, Penuhi Janji ke Mendiang Ibu
Nadya mengaku ia memang memakai alat bantu dengar namun alat tersebut kurang mampu membantu telinganya untuk menangkap suara secara sempurna, terlebih saat kuliah di dalam kelas.
“Di rumah, saya minta bantuan mama untuk mendengarkan rekaman tadi dan menjelaskannya ulang,” katanya, melalui siaran pers, Minggu (21/4/2024).
Tak hanya itu, belajar di lingkungan dengan mayoritas orang berkondisi normal membuat Nadya sedikit kesulitan untuk beradaptasi. Gadis berkacamata tersebut tak jarang merasa kewalahan ketika berkomunikasi dengan teman-temannya.
“Teman-teman terkadang susah menangkap kalimat saya karena pelafalan yang kurang jelas, saya pun lumayan sulit untuk mendengar hal yang mereka sampaikan,” ungkap Nadya bercerita.
Meski menemui kendala namun tantangan yang ia temui tak menyurutkan semangatnya untuk terus menimba ilmu di universitas negeri yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur ini.
“Karena kurang bisa memahami materi di kelas, saya memaksimalkan pemahaman dengan menambah sesi belajar mandiri di rumah setiap hari,” tuturnya.
Gadis kelahiran Pamekasan, 24 Mei 2001 ini juga banyak mencoba hal baru di luar akademik, salah satunya yakni mengikuti perlombaan. Ia pernah berpartisipasi dalam Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) Karya Tulis Ilmiah sebanyak dua kali dengan membawa rancangan aplikasi tunarungu.
Baca juga: Mau Raih IPK Raih Cumlaude, Magna Cumlaude, dan Summa Cumlaude? Ini Nilai Minimalnya
Nadya lahir dengan kondisi kurang dengar (low of hearing). Namun keterbatasannya itu tidak menjadi halangan ia untuk meraih prestasi.
Kendala Bukan Masalah
Nadya merupakan mahasiswa ITS Departemen Studi Pembangunan. Sebagai mahasiswa berkebutuhan khusus ia harus duduk di bangku paling depan untuk merekam penjelasan dosen dengan ponselnya.
Baca juga: Anak Tukang Bubur Ini Lulus Cum Laude di ITB, Penuhi Janji ke Mendiang Ibu
Nadya mengaku ia memang memakai alat bantu dengar namun alat tersebut kurang mampu membantu telinganya untuk menangkap suara secara sempurna, terlebih saat kuliah di dalam kelas.
“Di rumah, saya minta bantuan mama untuk mendengarkan rekaman tadi dan menjelaskannya ulang,” katanya, melalui siaran pers, Minggu (21/4/2024).
Tak hanya itu, belajar di lingkungan dengan mayoritas orang berkondisi normal membuat Nadya sedikit kesulitan untuk beradaptasi. Gadis berkacamata tersebut tak jarang merasa kewalahan ketika berkomunikasi dengan teman-temannya.
“Teman-teman terkadang susah menangkap kalimat saya karena pelafalan yang kurang jelas, saya pun lumayan sulit untuk mendengar hal yang mereka sampaikan,” ungkap Nadya bercerita.
Ambisi Berbuah Prestasi
Meski menemui kendala namun tantangan yang ia temui tak menyurutkan semangatnya untuk terus menimba ilmu di universitas negeri yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur ini.
“Karena kurang bisa memahami materi di kelas, saya memaksimalkan pemahaman dengan menambah sesi belajar mandiri di rumah setiap hari,” tuturnya.
Gadis kelahiran Pamekasan, 24 Mei 2001 ini juga banyak mencoba hal baru di luar akademik, salah satunya yakni mengikuti perlombaan. Ia pernah berpartisipasi dalam Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) Karya Tulis Ilmiah sebanyak dua kali dengan membawa rancangan aplikasi tunarungu.
Baca juga: Mau Raih IPK Raih Cumlaude, Magna Cumlaude, dan Summa Cumlaude? Ini Nilai Minimalnya