Cerita Nadya, Mahasiswa Difabel Tunarungu yang Lulus Cumlaude di ITS

Minggu, 21 April 2024 - 14:27 WIB
loading...
Cerita Nadya, Mahasiswa Difabel Tunarungu yang Lulus Cumlaude di ITS
Nadya Andini saat menerima ijazah dari Rektor ITS Prof M Ashari, Minggu (21/4/2024). Foto/Humas ITS.
A A A
JAKARTA - Nadya Andini, seorang penyandang disabilitas tunarungu tidak kehilangan semangat menempuh pendidikan. Bahkan Nadya pun bisa lulus dengan predikat cumlaude di ITS.

Nadya lahir dengan kondisi kurang dengar (low of hearing). Namun keterbatasannya itu tidak menjadi halangan ia untuk meraih prestasi.

Kendala Bukan Masalah


Nadya merupakan mahasiswa ITS Departemen Studi Pembangunan. Sebagai mahasiswa berkebutuhan khusus ia harus duduk di bangku paling depan untuk merekam penjelasan dosen dengan ponselnya.

Baca juga: Anak Tukang Bubur Ini Lulus Cum Laude di ITB, Penuhi Janji ke Mendiang Ibu

Nadya mengaku ia memang memakai alat bantu dengar namun alat tersebut kurang mampu membantu telinganya untuk menangkap suara secara sempurna, terlebih saat kuliah di dalam kelas.

“Di rumah, saya minta bantuan mama untuk mendengarkan rekaman tadi dan menjelaskannya ulang,” katanya, melalui siaran pers, Minggu (21/4/2024).

Tak hanya itu, belajar di lingkungan dengan mayoritas orang berkondisi normal membuat Nadya sedikit kesulitan untuk beradaptasi. Gadis berkacamata tersebut tak jarang merasa kewalahan ketika berkomunikasi dengan teman-temannya.

“Teman-teman terkadang susah menangkap kalimat saya karena pelafalan yang kurang jelas, saya pun lumayan sulit untuk mendengar hal yang mereka sampaikan,” ungkap Nadya bercerita.

Ambisi Berbuah Prestasi


Meski menemui kendala namun tantangan yang ia temui tak menyurutkan semangatnya untuk terus menimba ilmu di universitas negeri yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur ini.

“Karena kurang bisa memahami materi di kelas, saya memaksimalkan pemahaman dengan menambah sesi belajar mandiri di rumah setiap hari,” tuturnya.

Gadis kelahiran Pamekasan, 24 Mei 2001 ini juga banyak mencoba hal baru di luar akademik, salah satunya yakni mengikuti perlombaan. Ia pernah berpartisipasi dalam Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) Karya Tulis Ilmiah sebanyak dua kali dengan membawa rancangan aplikasi tunarungu.

Baca juga: Mau Raih IPK Raih Cumlaude, Magna Cumlaude, dan Summa Cumlaude? Ini Nilai Minimalnya

Selain aktif dalam kegiatan nonakademik, Nadya juga giat mengikuti program magang yang diselenggarakan di dalam maupun di luar kampus.

Program yang diikutinya antara lain adalah Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) 2021 - Short Course Pemetaan Sosial, proyek independen antara Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital (FDKBD) ITS dengan Intako, serta magang mandiri di PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.

Motivasi Ibu untuk Bangkit dan Berjuang


di balik semua kegiatan yang ia ikuti terselip doa dan dukungan dari orang-orang terdekat. Gadis yang hobi menggambar tersebut menuturkan, langkahnya selalu diiringi dengan motivasi dari sang ibu untuk terus bangkit dan berjuang. “Mama selalu mendukung untuk bisa berkembang meski dengan segala keterbatasan saya,” ucap Nadya penuh syukur.

Nadya pun merasa bersyukur, usaha dan kerja kerasnya sejak awal terbayarkan dengan status kelulusan yang diperolehnya saat ini. Ia berharap kisahnya selama menimba ilmu di Kampus Pahlawan ini dapat menjadi inspirasi bagi orang-orang yang tengah berusaha mengejar mimpi.

Baca juga: Cerita Radit, Penyandang Tuna Netra yang Lulus Cum Laude dari Sastra Arab UI

“Keterbatasan hanyalah awal perjalanan, jangan menyerah dan teruslah melangkah untuk meraih cita-cita pendidikan,” pesan gadis asal Kabupaten Pamekasan tersebut menyemangati.

Wisudawan Cumlaude ITS


Di hari minggu yang cerah ini, (21/4/2024), Nadya pun berhasil menyelesaikan kuliah sarjananya hanya dalam waktu 3,5 tahun. Nadya pun mendapat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mendekati sempurna, 3,88.

Saat memberikan pesan dan kesan di hadapan para hadirin di prosesi wisuda kali ini ia mengungkapkan, berkuliah di ITS memang bukan merupakan hal yang mudah bagi para disabilitas.

"Dukungan dan motivasi dari para dosen dan teman-teman membawa energi positif bagi saya untuk terus berjuang meraih impian," pungkasnya.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1789 seconds (0.1#10.140)