President University Siap Luncurkan Konsentrasi K-Wave di Festival Seoul Beats on Campus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rektor President University (Presuniv) Handa S. Abidin mengatakan jangan terkecoh dengan hanya melihat fenomena K-Wave di tataran permukaan. Dia memberikan contoh misalnya heboh BTS Meal yang berkolaborasi dengan salah satu produk makanan cepat saji, serunya drama-drama Korea, atau terus bertumbuhnya berbagai resto dan makanan dari Negeri Ginseng.
Menurutnya, ada hal yang lebih penting dari sekadar fenomena tersebut, yakni bagaimana Korea Selatan menjadikan K-Wave menggeser perekonomiannya dari yang semula berbasis manufaktur ke sektor jasa, dan sekaligus untuk menyelamatkan negeri itu dari krisis ekonomi 1998.
Handa memaparkan hal tersebut terkait dengan rencana Presuniv membuka konsentrasi K-Wave yang akan bernaung di bawah Program Studi (Prodi) Business Administration. Pembukaan konsentrasi ini akan ditandai dengan event Seoul Beats on Campus Festival yang akan digelar di area terbuka di President University Convention Center, Jalan H. Usmar Ismail, Kota Jababeka, Cikarang, Sabtu, 7 Juni 2024.
Festival yang ditargetkan dihadiri oleh ribuan partisipan tersebut juga akan melibatkan berbagai perusahaan asal Korea Selatan, termasuk menawarkan peluang karier di sana. Handa mengungkapkan, K-Wave adalah sebuah gelombang besar yang terencana dan diorkestrasi negaranya dengan sangat rapi.
“Ketika sudah terpikat dengan K-Pop atau K-Drama, kita akan membeli produk turunannya, seperti merchandise, makanan dan minuman, kosmetik, produk kecantikan, atau produk apa pun yang mereka tampilkan,” ujar Handa di ruang kerjanya, Rabu (3/4/2024).
“Lalu, kita akan datang ke berbagai konsernya, atau ke Korea Selatan untuk mengunjungi tempat syuting dan berbagai lokasi wisata lainnya, serta membeli aneka produknya. Itulah gelombang besar dari K-Wave,” sambungnya.
Dia melanjutkan, itu sudah terbukti bahwa banyak produk Korea Selatan yang kini mendominasi bukan hanya pasar Indonesia, tetapi juga dunia. Dia mengataan, faktor kunci dari keberhasilan K-Wave adalah inovasi.
“Inilah yang akan kita pelajari habis-habisan melalui konsentrasi K-Wave di Presuniv. Indonesia ingin industri kreatifnya berperan penting bagi perekonomian nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, kita bisa belajar dari cara Korea Selatan mengorkestrasi K-Wave,” tuturnya.
Salah satu topik yang akan dipelajari dalam konsentrasi K-Wave adalah tentang BTS atau Bangtan Sonyeondan, boyband asal Korea Selatan. BTS memang fenomenal. Mereka menjadi satu-satunya grup band yang pernah diundang berpidato dalam Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada 24 September 2018.
Dalam kesempatan tersebut, Kim Nam-joon alias RM, yang mewakili koleganya, mengatakan: “Cinta sejati dimulai dari mencintai diri kita sendiri.”
International Chancelor Presuniv Prof. Ki-chan Kim menjelaskan lebih jauh soal materi perkuliahan dalam konsentrasi K-Wave yang menawarkan semangat utama yang ditawarkan oleh BTS. “Pesan penting dari grup band ini adalah ‘cintailah dirimu sendiri, dan cintailah sesamamu’. Konsep utama dari pesan tersebut adalah persaudaraan atau brotherhood,” ungkapnya.
Semangat persaudaraan itulah yang menjadi inti dari pesan-pesan kemanusiaan atau humanity yang selalu disampaikan oleh BTS. “Konsep itulah yang membuat BTS disukai dan begitu populer di kalangan anak-anak muda. Popularitas BTS dan pesannya yang menginspirasi anak-anak muda itulah yang membuat BTS bahkan diundang untuk memberikan pidatonya di Sidang Umum PBB,” tutur Prof.Kim.
Dia berharap dengan membuka konsentrasi K-Wave, mahasiswa Presuniv bisa mempelajari semangat BTS tersebut. “Semangat untuk mencintai diri sendiri dan mencintai sesama. Semangat persaudaraan,” ucapnya.
Salah satu topik penting lainnya dari konsentrasi K-Wave adalah entrepreneurship. Menurut Prof. Kim, ada semangat entrepreneurship yang berbeda dari konsentrasi ini. Ia kemudian memaparkan lebih detail.
Kunci utama dari entrepreneurship adalah inovasi. Untuk mendorong munculnya inovasi, para pemimpin mesti berorientasi pada people, pada sumber daya manusia. “Kuncinya adalah beri mereka inspirasi untuk berani bermimpi. Lalu, berdayakan kemampuan mereka, dan dorong untuk kolaborasi agar setiap orang dapat mencapai kinerja terbaiknya saat berinovasi,” kata Prof. Kim.
Dengan semangat seperti itu, tutur Prof. Kim, bisnis bukan saja akan terus maju, tetapi dunia pun akan berkembang ke arah yang lebih baik. “Jadi, melalui topik BTS yang akan dipelajari dalam konsentrasi K-Wave, kita bukan hanya membangun semangat tentang pentingnya humanity atau kemanusiaan, tetapi juga keinginan untuk mewujudkan dunia yang lebih baik bagi semua orang melalui inovasi,” imbuhnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, para pemimpin tidak boleh membatasi kebebasan orang dalam berpikir. “Kemerdekaan untuk berpikir, dan kebebasan dalam membangun peradaban baru, harus tetap dijaga,” tegas Prof. Kim.
Dalam rancangan pembelajarannya, materi K-Wave akan dipelajari mahasiswa dengan berbagai cara yang menyenangkan. Di antaranya, akan ada banyak pembicara dari kalangan praktisi bisnis, field trips dan tur, mengerjakan proyek-proyek kreatif, workshop, dialog lintas budaya, pemanfaatan teknologi digital, dan lainnya.
Menurutnya, ada hal yang lebih penting dari sekadar fenomena tersebut, yakni bagaimana Korea Selatan menjadikan K-Wave menggeser perekonomiannya dari yang semula berbasis manufaktur ke sektor jasa, dan sekaligus untuk menyelamatkan negeri itu dari krisis ekonomi 1998.
Handa memaparkan hal tersebut terkait dengan rencana Presuniv membuka konsentrasi K-Wave yang akan bernaung di bawah Program Studi (Prodi) Business Administration. Pembukaan konsentrasi ini akan ditandai dengan event Seoul Beats on Campus Festival yang akan digelar di area terbuka di President University Convention Center, Jalan H. Usmar Ismail, Kota Jababeka, Cikarang, Sabtu, 7 Juni 2024.
Festival yang ditargetkan dihadiri oleh ribuan partisipan tersebut juga akan melibatkan berbagai perusahaan asal Korea Selatan, termasuk menawarkan peluang karier di sana. Handa mengungkapkan, K-Wave adalah sebuah gelombang besar yang terencana dan diorkestrasi negaranya dengan sangat rapi.
“Ketika sudah terpikat dengan K-Pop atau K-Drama, kita akan membeli produk turunannya, seperti merchandise, makanan dan minuman, kosmetik, produk kecantikan, atau produk apa pun yang mereka tampilkan,” ujar Handa di ruang kerjanya, Rabu (3/4/2024).
“Lalu, kita akan datang ke berbagai konsernya, atau ke Korea Selatan untuk mengunjungi tempat syuting dan berbagai lokasi wisata lainnya, serta membeli aneka produknya. Itulah gelombang besar dari K-Wave,” sambungnya.
Dia melanjutkan, itu sudah terbukti bahwa banyak produk Korea Selatan yang kini mendominasi bukan hanya pasar Indonesia, tetapi juga dunia. Dia mengataan, faktor kunci dari keberhasilan K-Wave adalah inovasi.
“Inilah yang akan kita pelajari habis-habisan melalui konsentrasi K-Wave di Presuniv. Indonesia ingin industri kreatifnya berperan penting bagi perekonomian nasional. Untuk mewujudkan hal tersebut, kita bisa belajar dari cara Korea Selatan mengorkestrasi K-Wave,” tuturnya.
Semangat BTS
Salah satu topik yang akan dipelajari dalam konsentrasi K-Wave adalah tentang BTS atau Bangtan Sonyeondan, boyband asal Korea Selatan. BTS memang fenomenal. Mereka menjadi satu-satunya grup band yang pernah diundang berpidato dalam Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, pada 24 September 2018.
Dalam kesempatan tersebut, Kim Nam-joon alias RM, yang mewakili koleganya, mengatakan: “Cinta sejati dimulai dari mencintai diri kita sendiri.”
International Chancelor Presuniv Prof. Ki-chan Kim menjelaskan lebih jauh soal materi perkuliahan dalam konsentrasi K-Wave yang menawarkan semangat utama yang ditawarkan oleh BTS. “Pesan penting dari grup band ini adalah ‘cintailah dirimu sendiri, dan cintailah sesamamu’. Konsep utama dari pesan tersebut adalah persaudaraan atau brotherhood,” ungkapnya.
Semangat persaudaraan itulah yang menjadi inti dari pesan-pesan kemanusiaan atau humanity yang selalu disampaikan oleh BTS. “Konsep itulah yang membuat BTS disukai dan begitu populer di kalangan anak-anak muda. Popularitas BTS dan pesannya yang menginspirasi anak-anak muda itulah yang membuat BTS bahkan diundang untuk memberikan pidatonya di Sidang Umum PBB,” tutur Prof.Kim.
Dia berharap dengan membuka konsentrasi K-Wave, mahasiswa Presuniv bisa mempelajari semangat BTS tersebut. “Semangat untuk mencintai diri sendiri dan mencintai sesama. Semangat persaudaraan,” ucapnya.
Salah satu topik penting lainnya dari konsentrasi K-Wave adalah entrepreneurship. Menurut Prof. Kim, ada semangat entrepreneurship yang berbeda dari konsentrasi ini. Ia kemudian memaparkan lebih detail.
Kunci utama dari entrepreneurship adalah inovasi. Untuk mendorong munculnya inovasi, para pemimpin mesti berorientasi pada people, pada sumber daya manusia. “Kuncinya adalah beri mereka inspirasi untuk berani bermimpi. Lalu, berdayakan kemampuan mereka, dan dorong untuk kolaborasi agar setiap orang dapat mencapai kinerja terbaiknya saat berinovasi,” kata Prof. Kim.
Dengan semangat seperti itu, tutur Prof. Kim, bisnis bukan saja akan terus maju, tetapi dunia pun akan berkembang ke arah yang lebih baik. “Jadi, melalui topik BTS yang akan dipelajari dalam konsentrasi K-Wave, kita bukan hanya membangun semangat tentang pentingnya humanity atau kemanusiaan, tetapi juga keinginan untuk mewujudkan dunia yang lebih baik bagi semua orang melalui inovasi,” imbuhnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, para pemimpin tidak boleh membatasi kebebasan orang dalam berpikir. “Kemerdekaan untuk berpikir, dan kebebasan dalam membangun peradaban baru, harus tetap dijaga,” tegas Prof. Kim.
Dalam rancangan pembelajarannya, materi K-Wave akan dipelajari mahasiswa dengan berbagai cara yang menyenangkan. Di antaranya, akan ada banyak pembicara dari kalangan praktisi bisnis, field trips dan tur, mengerjakan proyek-proyek kreatif, workshop, dialog lintas budaya, pemanfaatan teknologi digital, dan lainnya.
(rca)