Diskusi BEM UNJ: Kemajuan Teknologi Digital RRC Hadirkan Peluang Sekaligus Ancaman

Selasa, 23 April 2024 - 12:47 WIB
loading...
Diskusi BEM UNJ: Kemajuan...
Dosen Hubungan Internasional UI, Ali Abdullah Wibisono, Ph.D (kiri) dan dosen Program Magister Ilmu Komunikasi UPH, Dr. Johanes Herlijanto (tengah) dalam diskusi di UNJ, Senin (22/4/2024). Foto/Ist.
A A A
JAKARTA - Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, perlu merespons secara bijak kemajuan teknologi informasi di Republik Rakyat China (RRC) . Meski dapat membawa peluang bagi peningkatan kapasitas digital, China dipandang dapat pula membawa ancaman siber bagi negara-negara lain, termasuk tetangga China di kawasan Asia Tenggara.

Kesimpulan di atas terangkum dalam diskusi bertajuk “China dan Keamanan Siber di Asia Tenggara: Peluang dan Tantangan bagi Indonesia” yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (BEM FIS UNJ) bersama dengan Forum Sinologi Indonesia (FSI), di Jakarta, Senin (22/4/2024)

Diskusi yang dipandu oleh ketua BEM FIS UNJ Ibra Fabian Dwinata itu menghadirkan Ali Abdullah Wibisono, Ph.D, dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) dan Ketua FSI yang juga dosen pada Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan (UPH), Dr. Johanes Herlijanto.

Dalam paparannya, Ali Abdullah Wibisono menjelaskan bagaimana China di era kekinian makin mengandalkan kekuatan digitalnya. “China menjalankan operasi siber untuk melakukan peretasan ke negara-negara Barat,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Selasa (23/4/2024).



Namun Wibisono juga menjelaskan mengapa China menganggap perlu melakukan pertempuran siber semacam itu. “China meningkatkan kekuatan digitalnya sebagai respons terhadap penetrasi terhadap sistem di China yang dilakukan oleh negara-negara Barat. Informasi yang dibocorkan oleh Edward Snowden pada tahun 2013 ini menciptakan persepsi ancaman dalam diri pemerintah China terhadap potensi ancaman dari Amerika Serikat,” tuturnya.

Meski target siber China kebanyakan adalah negara-negara Barat, Wibisono mengakui bahwa negeri tirai bambu pernah pula melakukan penetrasi siber terhadap negara-negara anggota Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di masa lalu, khususnya ketika para pejabat negara-negara tersebut sedang mengadakan pertemuan mengenai Laut China Selatan (LCS).

Namun, China dinilai akan menghormati aturan main yang diterapkan oleh otoritas negara-negara tetangga termasuk Indonesia. “Bisa saja China melakukan upaya percobaan untuk melakukan penetrasi di Indonesia, namun bila otoritas kita secara tegas menyampaikan keberatannya, kemungkinan besar China akan menghormati dan berhenti melakukan upaya-upaya itu,” katanya.

Itulah sebabnya, ia menghimbau otoritas terkait untuk bersikap tegas terhadap segala ancaman siber, baik dari China maupun dari negara-negara lainnya.

"Indonesia tidak bisa mengandalkan norma siber global yang belum secara eksplisit melarang serangan siber oleh satu negara terhadap negara lain. Pencegahan dan pemulihan pasca serangan siber adalah tanggung-jawab masing-masing negara," kata Ali lagi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
UBM Hadirkan Pakar Global...
UBM Hadirkan Pakar Global Bahas Bisnis Ritel Berkelanjutan
MNC University dan Gaoxin...
MNC University dan Gaoxin Education Group Jajaki Peluang Kerja Sama
Sekolah Pascasarjana...
Sekolah Pascasarjana UNJ Terima Mahasiswa China di Kelas Internasional 2025
Kiai Said Aqil Siroj:...
Kiai Said Aqil Siroj: Segera Wujudkan Jalur Sutera Islam Indonesia-China
Hadirkan Dua Pakar,...
Hadirkan Dua Pakar, FISIP UPNVJ Bedah Ragam Riset Big Data dalam Ilmu Komunikasi
Pertama di Indonesia,...
Pertama di Indonesia, Terbentuk Asosiasi Mahasiswa Internasional China di President University
Seminar Unhan dan FSI:...
Seminar Unhan dan FSI: Pertahanan RI Perlu Ditingkatkan Antisipasi Ancaman di Laut China Selatan
Seminar FSI dan Paramadina:...
Seminar FSI dan Paramadina: Perkembangan Militer China Tingkatkan Ketegangan di Kawasan
Gelar Talkshow Interaktif,...
Gelar Talkshow Interaktif, Talentlytica Kenalkan Solusi Asesmen Pekerja Kerah Biru
Rekomendasi
Libur Lebaran, Polisi...
Libur Lebaran, Polisi Terapkan One Way Menuju Jalur Wisata Pantai Carita dan Anyer
13 Rudal dan Drone Iran...
13 Rudal dan Drone Iran yang Bisa Hapus Pangkalan AS di Timur Tengah dari Peta
Libur Lebaran, Ayu Ting...
Libur Lebaran, Ayu Ting Ting Boyong Keluarga ke Jepang
IMF Abaikan Ancaman...
IMF Abaikan Ancaman Resesi dari Kebijakan Tarif Trump
Ratusan Pemudik dari...
Ratusan Pemudik dari Sumatera Mulai Kembali ke Pulau Jawa
Ini Sosok Penting di...
Ini Sosok Penting di Balik Keputusan Mualaf Ruben Onsu
Berita Terkini
Profil Pendidikan Ray...
Profil Pendidikan Ray Sahetapy, Aktor Legendaris Indonesia
19 menit yang lalu
FKH Unair Masuk 100...
FKH Unair Masuk 100 Besar Dunia di QS WUR 2025: Satu-Satunya di Indonesia!
2 jam yang lalu
7 Perguruan Tinggi di...
7 Perguruan Tinggi di Indonesia yang Punya Hutan Kampus, Luasnya Berhektare-hektare
3 jam yang lalu
Riwayat Pendidikan Maxime...
Riwayat Pendidikan Maxime Bouttier, Aktor Tampan yang Baru Melamar Luna Maya
20 jam yang lalu
Bestie, Ini 10 Ucapan...
Bestie, Ini 10 Ucapan Lebaran Hari Raya Idulfitri 2025 untuk Teman Kuliah
21 jam yang lalu
Berapa Passing Grade...
Berapa Passing Grade untuk Lolos UTBK SNBT 2025 di UIN Bandung? Cek Bocorannya
1 hari yang lalu
Infografis
3 Ancaman Terbesar Militer...
3 Ancaman Terbesar Militer AS, Paling Utama Adalah China
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved