Anak Petani dari Samosir Ini Diterima di UGM Tanpa Tes dan Kuliah Gratis, Orang Tua Terharu Bahagia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Johan Vylvius Rajaguguk asal Samosir diterima di UGM tanpa tes bahkan akan kuliah gratis. Keberhasilan Johan pun sukses membuat orang tuanya yang seorang petani terharu dan bahagia.
Selasa, 26 Maret 2024 menjadi hari yang bersejarah bagi keluarga kecil ini. Sang anak, Johan menyampaikan ia menerima notifikasi biru pada pengumuman Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024.
Baca juga: Kisah Ulfa, Alumnus SMK Anak Tukang Ukir Lulus S2 UGM dengan IPK 3,89
Johan memeluk kedua orang tuanya ketika tahu ia lolos SNBP 2024 dan diterima di Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Sindak Manahara Rajaguguk dan Tiurma Lumban Raja pun tak pernah menyangka mereka yang hidup di Desa Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara pada akhirnya bisa melihat anaknya mengenyam pendidikan hingga tingkat pendidikan tinggi.
Bukan cuma diterima di salah satu kampus terbaik di Indonesia ini, namun Johan Johan pun dinyatakan sebagai penerima Uang Kuliah Tunggal Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen (UKT 0) dari UGM sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah. Bahkan Johan pun juga dinyatakan sebagai kandidat kuat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dari pemerintah.
Baca juga: Viral! Perempuan Lulusan UGM Rela Kerja Jadi Cleaning Service di Australia, Ternyata Ini Alasannya
“Ini mimpi Johan, saya senang mendengar itu. Kami orang tua ini hanya selalu berdoa untuk keberhasilannya,” ucap Sindak Manahara, dikutip dari laman UGM, Jumat (5/7/2024).
Meski bukan berasal dari keluarga orang berada, dan sehari-hari hanya bekerja mengurus sawah warisan orang tua namun soal pendidikan, Sindak Manahara Rajaguguk dan Tiurma Lumban Raja memang bertekad mengusahakan semua anaknya bisa sekolah sampai bangku perguruan tinggi. Apapun cara dan sekuat yang bisa dilakukan, keduanya berkeinginan agar anak-anak tidak berhenti sekolah seperti dialami oleh keduanya.
“Saya dan istri hanya lulusan SMP. Sudah cukup kami orang tua yang gagal, janganlah anak-anak seperti kami. Jadi bagaimanapun caranya kami dorong anak-anak bisa sekolah dengan baik hingga perguruan tinggi,” paparnya saat ditemui di kediamannya belum lama ini.
Dengan mimpinya itu, Sindak sesungguhnya mengaku memiliki kekhawatiran. Ia sadar hanya petani yang menggarap sawah warisan orang tua tak seberapa. Di saat musim penghujan menanam padi dan di musim kemarau menanam jagung.
Begitulah kebiasaanya dalam bertani selama ini. Penjualan hasil panen pun tidak seberapa, dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Sementara sang istri membantu perekonomian keluarga dengan berjualan jus di rumah.
Selasa, 26 Maret 2024 menjadi hari yang bersejarah bagi keluarga kecil ini. Sang anak, Johan menyampaikan ia menerima notifikasi biru pada pengumuman Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024.
Baca juga: Kisah Ulfa, Alumnus SMK Anak Tukang Ukir Lulus S2 UGM dengan IPK 3,89
Johan memeluk kedua orang tuanya ketika tahu ia lolos SNBP 2024 dan diterima di Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Anak Petani Asal Samosir Sukses Kalahkan Ribuan Pesaing di UGM
Sindak Manahara Rajaguguk dan Tiurma Lumban Raja pun tak pernah menyangka mereka yang hidup di Desa Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara pada akhirnya bisa melihat anaknya mengenyam pendidikan hingga tingkat pendidikan tinggi.
Bukan cuma diterima di salah satu kampus terbaik di Indonesia ini, namun Johan Johan pun dinyatakan sebagai penerima Uang Kuliah Tunggal Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen (UKT 0) dari UGM sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah. Bahkan Johan pun juga dinyatakan sebagai kandidat kuat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dari pemerintah.
Baca juga: Viral! Perempuan Lulusan UGM Rela Kerja Jadi Cleaning Service di Australia, Ternyata Ini Alasannya
“Ini mimpi Johan, saya senang mendengar itu. Kami orang tua ini hanya selalu berdoa untuk keberhasilannya,” ucap Sindak Manahara, dikutip dari laman UGM, Jumat (5/7/2024).
Meski bukan berasal dari keluarga orang berada, dan sehari-hari hanya bekerja mengurus sawah warisan orang tua namun soal pendidikan, Sindak Manahara Rajaguguk dan Tiurma Lumban Raja memang bertekad mengusahakan semua anaknya bisa sekolah sampai bangku perguruan tinggi. Apapun cara dan sekuat yang bisa dilakukan, keduanya berkeinginan agar anak-anak tidak berhenti sekolah seperti dialami oleh keduanya.
“Saya dan istri hanya lulusan SMP. Sudah cukup kami orang tua yang gagal, janganlah anak-anak seperti kami. Jadi bagaimanapun caranya kami dorong anak-anak bisa sekolah dengan baik hingga perguruan tinggi,” paparnya saat ditemui di kediamannya belum lama ini.
Dengan mimpinya itu, Sindak sesungguhnya mengaku memiliki kekhawatiran. Ia sadar hanya petani yang menggarap sawah warisan orang tua tak seberapa. Di saat musim penghujan menanam padi dan di musim kemarau menanam jagung.
Begitulah kebiasaanya dalam bertani selama ini. Penjualan hasil panen pun tidak seberapa, dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Sementara sang istri membantu perekonomian keluarga dengan berjualan jus di rumah.