Cerita 2 Kepala Sekolah Kris dan Deni, Semangat Mengajar di Pelosok Perkebunan Sawit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tak ada yang pernah mengira bahwa dua SD yang berada di tengah-tengah perkebunan sawit di pelosok Kalimantan dapat memancarkan harapan baru akan pendidikan yang lebih baik berkat semangat mengajar dari para guru. Dua SD itu adalah SD Perdana Sukamara, Kalimantan Tengah dan SD Perdana Ketapang, Kalimantan Barat.
Kedua sekolah ini berjarak cukup jauh dari pusat kota, membuat peningkatan kualitas belajar dan mengajar menjadi terbatas. Para guru harus menyediakan waktu yang panjang untuk mendapatkan pelatihan di kota, para siswa juga kurang mendapatkan wadah untuk menyalurkan bakat di luar akademis mereka.
Baca juga: Kisruh PPDB 2024, Anak Pasutri Miskin Tuna Netra Ditolak Daftar Sekolah Negeri di Semarang
Akses informasi mengenai inovasi pendidikan yang tidak segera sampai kepada manajemen sekolah juga menimbulkan pemahaman yang tidak sempurna akan kurikulum terkini.
Banyaknya tantangan tersebut membuat Krisdiana, Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara, dan Deny Ariyanto, Kepala Sekolah SD Perdana Ketapang, gigih memperjuangkan akses pendidikan yang layak bagi rekan-rekan guru, serta agar prestasi anak didiknya semakin baik di sekolah yang didirikan PT Sampoerna Agro Tbk ini.
Kris ingin rekan-rekan sejawatnya bisa memiliki pengetahuan terkini, terutama tentang Kurikulum Merdeka yang memang seharusnya dipahami dan diimplementasikan dalam proses pengajaran kepada siswa.
SD Perdana Sukamara yang terletak di tengah-tengah kebun sawit membatasi komunikasi dengan komunitas pendidikan yang kebanyakan berada di kota. Hal ini membuat informasi mengenai program pendidikan terbaru seringkali terlambat didapatkan.
Baca juga: Plus Minus Sekolah Negeri Vs Swasta, Orang Tua dan Siswa Perlu Tahu Sebelum Daftar PPDB 2024
Tahun 2022 menjadi momen perubahan besar bagi Kris dan SD Perdana Sukamara. Kris menemukan jalan keluar untuk mengurai masing-masing tantangan pendidikan. Untuk menjawab kebutuhan akan akses pelatihan guru, Kris dan guru-guru lainnya berkesempatan meningkatkan kompetensi guru secara daring sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang akrab, interaktif dan efektif.
Selain itu, Kris berkesempatan mendapatkan pelatihan dan pembinaan menyeluruh agar mempermudah akses peningkatan pendidikan di SD Perdana Sukamara.
Dua tahun kemudian, Kris dan para guru SD Perdana Sukamara lebih mudah beradaptasi dan berpacu dengan perkembangan penerapan Kurikulum Merdeka, para siswa lebih komunikatif, mampu mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah, dan mengasah minat serta bakat dalam after school programme.
Pelatihan yang telah diikuti oleh Kris dan para guru selama dua tahun membuatnya untuk memberanikan diri mengikuti lomba Guru dan Kepala Sekolah Berprestasi se-Sukamara. Alhasil, Kris dan rekan gurunya, Cut Maharani, dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Berprestasi dan Guru Berprestasi se-Sukamara oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukamara.
Prestasi ini juga memacu semangat para guru agar lebih percaya diri untuk meningkatkan kompetensi dalam mengajar.
“Ketika kami mengikuti lomba Guru dan Kepala Sekolah Berprestasi se-Sukamara, kami mencoba mengenalkan bahwa menjadi guru dan kepala sekolah saat ini bukan lagi momok yang perlu ditakutkan. Justru jika menginginkan perubahan, kepala sekolah dan guru berperan besar dalam memulainya karena jika tidak, bagaimana dengan anak-anaknya kelak? Itulah pemikiran awal yang saya tuangkan dari hasil pelatihan dan pembinaan di sekolah, sehingga membantu saya dan bu Cut, juga mudah-mudahan guru lainnya semakin percaya diri dengan kompetensi mereka,” jelas Kris, melalui siaran pers, Jumat (19/7/2024).
Selain itu, pembangunan dan pengelolaan perpustakaan di SD Perdana Sukamara juga membuahkan hasil, dimana SD Perdana Sukamara melakukan penandatanganan dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusda) Kabupaten Sukamara sebagai bentuk penguatan literasi di sekolah.
Penandatanganan SD Perdana Sukamara dengan Perpusda bertujuan mempermudah akses bacaan bagi para siswa dan mendukung kreativitas siswa, salah satunya melalui lomba mendongeng.
Di SD Perdana Ketapang kondisinya tak kalah menantang. Deny selaku kepala sekolah bertanggung jawab merekrut tenaga guru yang tidak hanya mumpuni dalam mengajar, tetapi juga mempunyai persepsi yang sama dalam menempa karakter siswa dan menjalankan sistem manajemen di sekolah.
Lokasi sekolah yang di pelosok membuat banyak guru tidak tertarik untuk meniti kariernya di SD Sukamara Ketapang. Masalah lain yang dihadapi adalah orang tua yang masih acuh akan proses belajar dan koneksi listrik dan internet yang sering padam.
Akhirnya di tahun 2022, Deny mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki sistem manajemen di sekolah sekaligus mencari guru-guru muda yang bersedia belajar dan mengajar di Ketapang melalui pelatihan dan pembinaan secara intensif.
Guru-guru muda ini tertarik untuk berkarya di SD Perdana Ketapang karena melihat potensi sekolah untuk berkembang. Mereka juga tertarik karena melihat banyak kesempatan untuk mendapatkan pelatihan peningkatan kompetensi. Sesuatu yang sangat jarang mereka dapatkan.
Selama pelatihan dan pembinaan berlangsung di SD Perdana Ketapang, para guru antusias meluangkan waktu setelah jam sekolah untuk mengikuti pelatihan secara efektif. Hasilnya, Deny dan segenap manajemen sekolah lebih tertib administrasi dan mantap mempersiapkan akreditasi sekolah.
Melalui pelatihan ini, para guru juga juga lebih terbuka untuk berinteraksi dengan wali murid melalui program komite. Di sini orang tua mendapat tips dari para guru untuk mendampingi proses belajar anak mereka secara intensif.
“Pelatihan dan pembinaan yang kami dapatkan di sekolah selama dua tahun terakhir memberikan imbas yang lebih besar dari yang saya bayangkan. Kami mempelajari banyak hal terkait pengelolaan sekolah yang lebih tertib dan mempersiapkan akreditasi. Dari segi tenaga pendidik, jumlah guru yang berminat untuk mengajar di Ketapang bertambah, sehingga saya makin semangat untuk berbagi ilmu ke ruang lingkup yang lebih luas lagi dengan berbagai strategi pembelajaran yang telah kami pelajari,” ungkap Deny.
Keberhasilan Kris dan Deny dalam membangun manajemen sekolah yang lebih baik untuk SD Perdana Sukamara dan SD Perdana Ketapang mulai dirasakan setelah mereka mengikuti Lighthouse School Program. Program sekolah mercusuar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah secara holistik dan intensif yang bertujuan mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel.
LSP merupakan kolaborasi antara Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui inisiatif School Development Outreach (SDO) bersama PT Sampoerna Agro Tbk melalui Yayasan Perdana Cemerlang. Selama dua tahun, SD Perdana Sukamara dan SD Perdana Ketapang tidak hanya menerima pelatihan secara intensif dalam program Lighthouse School Program, tetapi juga pembinaan yang menyeluruh baik kepada guru-guru, manajemen sekolah, siswa, serta orang tua.
Mulai dari pembangunan dan pengelolaan perpustakaan di sekolah, leadership camp bagi para siswa, seminar berkala bagi orang tua, serta pelatihan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan), pembelajaran berdiferensiasi, ragam media pembelajaran, literasi dan numerasi bagi para guru yang berlandaskan Kurikulum Merdeka.
Program ini telah memberikan imbas kepada 20 guru dan 399 siswa di Sukamara dan Ketapang, dan akan terus berkembang dengan dukungan penuh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan masing-masing daerah.
Selain di Sukamara dan Ketapang, Lighthouse School Program masih berlangsung di Tompobulu, Sulawesi Selatan dan Baubau, Sulawesi Tenggara, dan telah menjangkau 17 sekolah, lebih dari 400 guru, 6.700 siswa, 3.100 manajemen sekolah, dan 2.800 orang tua.
Kedua sekolah ini berjarak cukup jauh dari pusat kota, membuat peningkatan kualitas belajar dan mengajar menjadi terbatas. Para guru harus menyediakan waktu yang panjang untuk mendapatkan pelatihan di kota, para siswa juga kurang mendapatkan wadah untuk menyalurkan bakat di luar akademis mereka.
Baca juga: Kisruh PPDB 2024, Anak Pasutri Miskin Tuna Netra Ditolak Daftar Sekolah Negeri di Semarang
Akses informasi mengenai inovasi pendidikan yang tidak segera sampai kepada manajemen sekolah juga menimbulkan pemahaman yang tidak sempurna akan kurikulum terkini.
Banyaknya tantangan tersebut membuat Krisdiana, Kepala Sekolah SD Perdana Sukamara, dan Deny Ariyanto, Kepala Sekolah SD Perdana Ketapang, gigih memperjuangkan akses pendidikan yang layak bagi rekan-rekan guru, serta agar prestasi anak didiknya semakin baik di sekolah yang didirikan PT Sampoerna Agro Tbk ini.
Perjuangan akan Akses Peningkatan Pendidikan yang Mumpuni di Sukamara
Kris ingin rekan-rekan sejawatnya bisa memiliki pengetahuan terkini, terutama tentang Kurikulum Merdeka yang memang seharusnya dipahami dan diimplementasikan dalam proses pengajaran kepada siswa.
SD Perdana Sukamara yang terletak di tengah-tengah kebun sawit membatasi komunikasi dengan komunitas pendidikan yang kebanyakan berada di kota. Hal ini membuat informasi mengenai program pendidikan terbaru seringkali terlambat didapatkan.
Baca juga: Plus Minus Sekolah Negeri Vs Swasta, Orang Tua dan Siswa Perlu Tahu Sebelum Daftar PPDB 2024
Tahun 2022 menjadi momen perubahan besar bagi Kris dan SD Perdana Sukamara. Kris menemukan jalan keluar untuk mengurai masing-masing tantangan pendidikan. Untuk menjawab kebutuhan akan akses pelatihan guru, Kris dan guru-guru lainnya berkesempatan meningkatkan kompetensi guru secara daring sehingga mampu menciptakan suasana belajar yang akrab, interaktif dan efektif.
Selain itu, Kris berkesempatan mendapatkan pelatihan dan pembinaan menyeluruh agar mempermudah akses peningkatan pendidikan di SD Perdana Sukamara.
Dua tahun kemudian, Kris dan para guru SD Perdana Sukamara lebih mudah beradaptasi dan berpacu dengan perkembangan penerapan Kurikulum Merdeka, para siswa lebih komunikatif, mampu mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah, dan mengasah minat serta bakat dalam after school programme.
Pelatihan yang telah diikuti oleh Kris dan para guru selama dua tahun membuatnya untuk memberanikan diri mengikuti lomba Guru dan Kepala Sekolah Berprestasi se-Sukamara. Alhasil, Kris dan rekan gurunya, Cut Maharani, dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Berprestasi dan Guru Berprestasi se-Sukamara oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukamara.
Prestasi ini juga memacu semangat para guru agar lebih percaya diri untuk meningkatkan kompetensi dalam mengajar.
“Ketika kami mengikuti lomba Guru dan Kepala Sekolah Berprestasi se-Sukamara, kami mencoba mengenalkan bahwa menjadi guru dan kepala sekolah saat ini bukan lagi momok yang perlu ditakutkan. Justru jika menginginkan perubahan, kepala sekolah dan guru berperan besar dalam memulainya karena jika tidak, bagaimana dengan anak-anaknya kelak? Itulah pemikiran awal yang saya tuangkan dari hasil pelatihan dan pembinaan di sekolah, sehingga membantu saya dan bu Cut, juga mudah-mudahan guru lainnya semakin percaya diri dengan kompetensi mereka,” jelas Kris, melalui siaran pers, Jumat (19/7/2024).
Selain itu, pembangunan dan pengelolaan perpustakaan di SD Perdana Sukamara juga membuahkan hasil, dimana SD Perdana Sukamara melakukan penandatanganan dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusda) Kabupaten Sukamara sebagai bentuk penguatan literasi di sekolah.
Penandatanganan SD Perdana Sukamara dengan Perpusda bertujuan mempermudah akses bacaan bagi para siswa dan mendukung kreativitas siswa, salah satunya melalui lomba mendongeng.
Jalan Panjang Memperbaiki Sistem Manajemen dan Pendidik di Ketapang
Di SD Perdana Ketapang kondisinya tak kalah menantang. Deny selaku kepala sekolah bertanggung jawab merekrut tenaga guru yang tidak hanya mumpuni dalam mengajar, tetapi juga mempunyai persepsi yang sama dalam menempa karakter siswa dan menjalankan sistem manajemen di sekolah.
Lokasi sekolah yang di pelosok membuat banyak guru tidak tertarik untuk meniti kariernya di SD Sukamara Ketapang. Masalah lain yang dihadapi adalah orang tua yang masih acuh akan proses belajar dan koneksi listrik dan internet yang sering padam.
Akhirnya di tahun 2022, Deny mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki sistem manajemen di sekolah sekaligus mencari guru-guru muda yang bersedia belajar dan mengajar di Ketapang melalui pelatihan dan pembinaan secara intensif.
Guru-guru muda ini tertarik untuk berkarya di SD Perdana Ketapang karena melihat potensi sekolah untuk berkembang. Mereka juga tertarik karena melihat banyak kesempatan untuk mendapatkan pelatihan peningkatan kompetensi. Sesuatu yang sangat jarang mereka dapatkan.
Selama pelatihan dan pembinaan berlangsung di SD Perdana Ketapang, para guru antusias meluangkan waktu setelah jam sekolah untuk mengikuti pelatihan secara efektif. Hasilnya, Deny dan segenap manajemen sekolah lebih tertib administrasi dan mantap mempersiapkan akreditasi sekolah.
Melalui pelatihan ini, para guru juga juga lebih terbuka untuk berinteraksi dengan wali murid melalui program komite. Di sini orang tua mendapat tips dari para guru untuk mendampingi proses belajar anak mereka secara intensif.
“Pelatihan dan pembinaan yang kami dapatkan di sekolah selama dua tahun terakhir memberikan imbas yang lebih besar dari yang saya bayangkan. Kami mempelajari banyak hal terkait pengelolaan sekolah yang lebih tertib dan mempersiapkan akreditasi. Dari segi tenaga pendidik, jumlah guru yang berminat untuk mengajar di Ketapang bertambah, sehingga saya makin semangat untuk berbagi ilmu ke ruang lingkup yang lebih luas lagi dengan berbagai strategi pembelajaran yang telah kami pelajari,” ungkap Deny.
Lighthouse School Program
Keberhasilan Kris dan Deny dalam membangun manajemen sekolah yang lebih baik untuk SD Perdana Sukamara dan SD Perdana Ketapang mulai dirasakan setelah mereka mengikuti Lighthouse School Program. Program sekolah mercusuar ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah secara holistik dan intensif yang bertujuan mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel.
LSP merupakan kolaborasi antara Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui inisiatif School Development Outreach (SDO) bersama PT Sampoerna Agro Tbk melalui Yayasan Perdana Cemerlang. Selama dua tahun, SD Perdana Sukamara dan SD Perdana Ketapang tidak hanya menerima pelatihan secara intensif dalam program Lighthouse School Program, tetapi juga pembinaan yang menyeluruh baik kepada guru-guru, manajemen sekolah, siswa, serta orang tua.
Mulai dari pembangunan dan pengelolaan perpustakaan di sekolah, leadership camp bagi para siswa, seminar berkala bagi orang tua, serta pelatihan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan), pembelajaran berdiferensiasi, ragam media pembelajaran, literasi dan numerasi bagi para guru yang berlandaskan Kurikulum Merdeka.
Program ini telah memberikan imbas kepada 20 guru dan 399 siswa di Sukamara dan Ketapang, dan akan terus berkembang dengan dukungan penuh dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan masing-masing daerah.
Selain di Sukamara dan Ketapang, Lighthouse School Program masih berlangsung di Tompobulu, Sulawesi Selatan dan Baubau, Sulawesi Tenggara, dan telah menjangkau 17 sekolah, lebih dari 400 guru, 6.700 siswa, 3.100 manajemen sekolah, dan 2.800 orang tua.
(nnz)