Ditjen Vokasi Maksimalkan Program Unggulan untuk Tekan Pengangguran Lulusan SMK

Minggu, 01 Desember 2024 - 14:18 WIB
loading...
Ditjen Vokasi Maksimalkan...
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin. Foto/Kemendikdasmen.
A A A
JAKARTA - Ditjen Pendidikan Vokasi memaksimalkan sejumlah program unggulan untuk mendukung program vokasi, khususnya di SMK. Hal ini dilakukan untuk menekan tingkat pengangguran terbuka lulusan SMK.

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa pendidikan vokasi merupakan salah satu fokus utama dalam RPJMN IV 2020-2024.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, menurut Tatang, memiliki sejumlah program untuk mendorong pembelajaran yang unggul dan relevan, mulai dari Dana Padanan, Dana Kompetitif, Teaching Factory (Tefa), SMK Pusat Keunggulan, dan sebagainya.

“Meskipun laporan BPS ini fluktuatif, tapi untuk beberapa hal seperti pengangguran lulusan vokasi, kita melihat adanya penurunan secara konstan. Ini menunjukkan adanya dampak dari program-program tersebut,” ujar Tatang, melalui siaran pers, Minggu (1/12/2024).

Pada kesempatan tersebut, Tatang juga menyoroti terkait pelaksanaan Tefa yang mampu mendorong kebekerjaan lulusan vokasi.

Menurutnya, dengan Tefa di mana para siswa dapat belajar dalam kondisi yang menyerupai lingkungan industri, baik dalam prosedur maupun standar yang digunakan, telah mendorong para peserta didik untuk jauh lebih siap menghadapi dunia kerja, utamanya dari sisi soft skills yang selama ini dinilai menjadi persoalan lulusan vokasi.

“Berdasarkan data Rapor Pendidikan pada indikator Kualitas Pembelajaran dalam Teaching Factory, setidaknya terdapat 11.514 SMK (84,50%) berada pada kategori Baik dan Sedang,” kata Tatang.

Selain itu, menurut Tatang, pembelajaran Tefa yang berorientasi atau berbasis produk mendorong SMK bisa mengembangkan diri menjadi Badan Layanan Umum (BLU), termasuk melaksanakan usaha hilirisasi produk barang dan jasa secara terpadu antara SMK dan DUDI.

Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Badan Pusat Statistik (BPS), Ali Said mengatakan, mengatakan bahwa meskipun masih menghadapi beberapa tantangan, sejumlah tren positif terkait kondisi kebekerjaan lulusan vokasi dapat terlihat dari indikator kebekerjaan lulusan pendidikan vokasi, baik level perguruan tinggi vokasi (PTV) maupun sekolah menengah kejuruan (SMK).

“Kondisi kebekerjaan lulusan vokasi, terutama perguruan tinggi vokasi menunjukkan kondisi yang cukup baik. Kontribusi lulusan SMK dan PTV dalam pasar kerja juga cukup tinggi jika dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Bahkan, untuk lulusan SMK, tren partisipasinya meningkat selama periode 2022 sampai 2024 ini,” ujar Ali Said.

Terkait dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan vokasi, menurut Ali, meskipun TPT SMK masih cukup tinggi, TPT lulusan PTV cukup rendah bahkan hampir sama dengan TPT lulusan perguruan tinggi umum. TPT lulusan PTV juga lebih rendah dari TPT secara umum yang sebesar 4,91 persen.

“Jika melihat distribusi pengangguran menurut pendidikan, persentase pengangguran lulusan SMK dan perguruan tinggi vokasi justru lebih rendah. Persentase penganggur lulusan SMK lebih rendah dibandingkan dengan lulusan SMA,” kata Ali Said.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2165 seconds (0.1#10.140)