Inovasi Skrining Kanker Serviks Berbasis AI Mahasiswa UI dan ITB Raih Juara di Qatar

Selasa, 10 Desember 2024 - 08:22 WIB
loading...
Inovasi Skrining Kanker...
Inovasi skrining kanker serviks hasil karya gabungan mahasiswa UI dan ITB berhasil menyabet juara Young Innovators Award. Foto/UI.
A A A
JAKARTA - Inovasi skrining kanker serviks hasil karya gabungan mahasiswa UI dan ITB berhasil menyabet juara Young Innovators Award di ajang WISH yang digelar di Doha, Qatar. Inovasi berbasis AI ini diharapkan menekan kasus kanker serviks di Indonesia.

World Innovation Summit for Health (WISH) adalah konferensi ilmiah kesehatan tahunan yang diselenggarakan oleh Qatar Foundation dan Qatar Research Development and Innovation Council (QRDI).

Baca juga: Cinta Penelope Teteskan Air Mata Cerita Kanker di Tubuhnya Tak Kunjung Sembuh

Dari ribuan proposal yang diterima, hanya tujuh tim dari berbagai negara yang berhasil meraih penghargaan dalam kategori Young Innovators Award. Selain Indonesia, tim lainnya berasal dari Singapura, Italia, India, Qatar, Lebanon, dan Inggris.

Teknologi Skrining Kanker Serviks Berbasis AI


Skrining kanker serviks dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan ini dinamakan Cervivai. Para pembuatnya adalah alumni Fakultas Kedokteran UI Mutiara Auliya Firdausy; mahasiswa FKUI Sandra Princessa; dan mahasiswa Fakultas Teknik (FT) UI Karmila Putri M. Tiga mahasiswa dari ITB dalam tim tersebut adalah Ayya Azzahra, Nur Mutmainna Rahim, dan Ines Siti Sarah.

Karya inovasi yang telah mereka ciptakan berjudul “Cervivai: AI Enhanced Cervical Cancer Detection Speculum with VIA Testing”, dikerjakan dengan bimibingan staf pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Junita Indarti.

Baca juga: 7 Ciri-ciri Keputihan Kanker Serviks, Waspada Bau Menyengat

Mutiara menjelaskan, Cervivai merupakan inovasi skrining kanker serviks menggunakan spekulum berbahan silikon yang terintegrasi dengan kamera berbasis AI. Teknologi ini mampu memprediksi tingkat keparahan kanker serviks berdasarkan hasil pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).

Ia dan tim pun berharap inovasi ini mampu memberikan alternatif yang lebih nyaman, akurat, dan mudah diakses bagi perempuan untuk melakukan skrining kanker serviks secara rutin.

“Alhamdulillah, saat ini penelitian Cervivai sedang dalam tahap peningkatan akurasi diagnosis teknologi AI dan pengembangan model spekulum. Rencana kedepannya, Cervivai akan mulai melakukan pilot project di pertengahan tahun 2025," katanya, melalui siaran pers, Selasa (10/12/2024).

Baca juga: Kanker Serviks Jadi Salah Satu Penyebab Kematian Tertinggi, Wanita Diminta Skrining sejak Dini

Ia berharap, inovasi yang mereka rancang itu diharapkan mampu memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi perempuan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Hal ini agar skrining penyakit tersebut bisa lebih massif sehingga kasus kanker serviks bisa ditekan.

Mutiara menuturkan, pengembangan Cervivai dimulai pada Januari 2024 dengan fokus pada peningkatan akurasi diagnosis berbasis AI dan pengembangan model spekulum. Tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah pengumpulan data dengan jumlah yang dibutuhkan untuk pembuatan AI agar memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi.

“Terkait hal tersebut, hingga saat ini tim masih terus berupaya meningkatkan akurasi prediksi,” kata dr. Mutiara.

Adapun, Sandra Princessa menceritakan latar belakang pengembangan inovasi ini didorong oleh fakta bahwa cakupan skrining kanker serviks di Indonesia masih rendah, padahal saran untuk melakukan skrining kanker serviks seharusnya rutin setiap tiga tahun sekali.

“Perempuan merasa takut untuk skrining kanker serviks karena dalam metodenya melibatkan aktivitas memasukkan spekulum berbahan logam atau plastik yang menyebabkan nyeri dan rasa tidak nyaman. Maka dari itu, kami mengembangkan spekulum berbahan silikon untuk membuat perempuan lebih nyaman melakukan skrining kanker serviks rutin,” kata Sandra Princessa.

Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam menyampaikan, prestasi tim Cervivai di ajang WISH 2024 tidak hanya menjadi kebanggaan FKUI, tetapi juga menunjukkan kekuatan kolaborasi multidisiplin dalam menciptakan solusi inovatif di bidang kesehatan.

"Kami sangat mengapresiasi kerja sama luar biasa antara mahasiswa dari berbagai bidang seperti kedokteran, teknik, dan bisnis. Terima kasih juga kepada Prof. Dr. dr. Junita Indarti, Sp.OG(K), yang telah membimbing tim ini dengan dedikasi penuh,” tandasnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2126 seconds (0.1#10.140)