Bangun Tradisi Mendongeng, KGSB Luncurkan Buku Cerita Anak Khatulistiwa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) kembali menghadirkan karya inspiratif melalui peluncuran buku berjudul Cerita Anak Khatulistiwa. Buku hasil karya 27 guru dari berbagai daerah di Indonesia dan Timor Leste ini ini dimaksudkan juga untuk membangun tradisi mendongeng di Indonesia.
Buku Antologi Cerita Anak Khatulistiwa berisi dongeng penuh imajinasi yang mengangkat nilai moral, tradisi lokal, dan kisah-kisah budaya yang jarang dikenal. Setiap cerita menyajikan nilai moral yang relevan bagi anak-anak, sekaligus memperkenalkan mereka pada kekayaan budaya yang ada di sekitar mereka.
Baca juga: Kampanyekan Urus Izin Sendiri Mudah melalui Lomba Mendongeng
Melalui cerita-cerita yang diangkat, KGSB berharap dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
Sebagai bagian dari persiapan peluncuran, KGSB telah mendistribusikan donasi buku melalui program 'Berbagi Buku untuk Sekolah' kepada lebih dari 200 sekolah anggota KGSB yang tersebar di Indonesia dan Timor Leste. Buku Cerita Anak dari Khatulistiwa ditujukan untuk anak usia 10-13 tahun dan dirancang sebagai media pembelajaran yang menarik, mendidik, serta memperkenalkan kekayaan budaya lokal.
Founder KGSB, Ruth Adriani mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi atas kontribusi para guru yang berpartisipasi dalam penyusunan buku antologi ini.
“Dengan penuh kebanggaan, kami persembahkan buku Cerita Anak Khatulistiwa sebagai hasil kerja keras para guru hebat di KGSB. Kami berharap buku ini dapat menjadi upaya untuk melestarikan budaya lokal Indonesia serta budaya membaca sejak dini pada anak”, ujar Ruth, melalui siaran pers, Minggu (15/12/2024).
Secara khusus, ia memberikan apresiasi kepada para guru yang dengan dedikasi tinggi berhasil menyelesaikan tugas menulis cerita anak berbasis budaya lokal. Proses kreatif buku Cerita Anak Katulistiwa berjalan selama 3 bulan, dimulai sejak September 2024 melalui seminar, presentasi outline, hingga bimbingan intensif pada Oktober 2024.
Melalui riset budaya dan sejarah lokal, para guru telah berhasil menciptakan karya sastra yang tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga melengkapi proses pembelajaran di sekolah.
Ruth berharap karya para guru anggota KGSB ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk terus mendukung gerakan literasi di Indonesia. Ia berharap, buku Cerita Anak Katulistiwa bisa menjadi awal dari lebih banyak kontribusi nyata dalam memajukan pendidikan dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi penerus.
Wakil Kepala Sekolah SDN Lenteng Agung 09, Elly Putriandari selaku tuan rumah acara, turut mengungkapkan rasa terima kasih atas kontribusi KGSB. Ia menyampaikan harapannya agar program Klub Literasi KGSB dapat memotivasi lebih banyak penulis dari kalangan guru dan siswa.
“Kami berharap kerja sama ini dapat melahirkan lebih banyak penulis baru. Guru sebagai figur teladan memiliki peran penting dalam menanamkan semangat literasi”, ungkap Elly.
Sejak tahun 2021, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) telah berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi literasi di kalangan guru melalui berbagai program pelatihan.
Program pelatihan penulisan buku merupakan bagian dari kegiatan Klub Literasi KGSB, yang telah menghasilkan karya-karya inspiratif sejak didirikan pada tahun 2021.
Sebelumnya, Klub Literasi KGSB telah menerbitkan dua buku seri antologi praktik baik pada tahun 2023 yang berjudul 'Inovasi & Kreativitas Guru dalam Mewujudkan Merdeka Belajar' serta 'Pencegahan dan Penanganan Cyberbullying di Lingkungan Sekolah'
Kedua buku tersebut juga didistribusikan secara gratis kepada 150 sekolah di Indonesia dan Timor Leste sebagai bagian dari upaya menyebarkan wawasan dan pengalaman praktis yang bermanfaat.
Melalui program-program tersebut, KGSB terus menunjukkan perannya dalam meningkatkan literasi, mendukung kreativitas guru, dan memperkaya sumber belajar bagi anak-anak Indonesia.
Buku Antologi Cerita Anak Khatulistiwa berisi dongeng penuh imajinasi yang mengangkat nilai moral, tradisi lokal, dan kisah-kisah budaya yang jarang dikenal. Setiap cerita menyajikan nilai moral yang relevan bagi anak-anak, sekaligus memperkenalkan mereka pada kekayaan budaya yang ada di sekitar mereka.
Baca juga: Kampanyekan Urus Izin Sendiri Mudah melalui Lomba Mendongeng
Melalui cerita-cerita yang diangkat, KGSB berharap dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya Indonesia yang kaya dan beragam.
Sebagai bagian dari persiapan peluncuran, KGSB telah mendistribusikan donasi buku melalui program 'Berbagi Buku untuk Sekolah' kepada lebih dari 200 sekolah anggota KGSB yang tersebar di Indonesia dan Timor Leste. Buku Cerita Anak dari Khatulistiwa ditujukan untuk anak usia 10-13 tahun dan dirancang sebagai media pembelajaran yang menarik, mendidik, serta memperkenalkan kekayaan budaya lokal.
Founder KGSB, Ruth Adriani mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi atas kontribusi para guru yang berpartisipasi dalam penyusunan buku antologi ini.
“Dengan penuh kebanggaan, kami persembahkan buku Cerita Anak Khatulistiwa sebagai hasil kerja keras para guru hebat di KGSB. Kami berharap buku ini dapat menjadi upaya untuk melestarikan budaya lokal Indonesia serta budaya membaca sejak dini pada anak”, ujar Ruth, melalui siaran pers, Minggu (15/12/2024).
Secara khusus, ia memberikan apresiasi kepada para guru yang dengan dedikasi tinggi berhasil menyelesaikan tugas menulis cerita anak berbasis budaya lokal. Proses kreatif buku Cerita Anak Katulistiwa berjalan selama 3 bulan, dimulai sejak September 2024 melalui seminar, presentasi outline, hingga bimbingan intensif pada Oktober 2024.
Melalui riset budaya dan sejarah lokal, para guru telah berhasil menciptakan karya sastra yang tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga melengkapi proses pembelajaran di sekolah.
Ruth berharap karya para guru anggota KGSB ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk terus mendukung gerakan literasi di Indonesia. Ia berharap, buku Cerita Anak Katulistiwa bisa menjadi awal dari lebih banyak kontribusi nyata dalam memajukan pendidikan dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada generasi penerus.
Wakil Kepala Sekolah SDN Lenteng Agung 09, Elly Putriandari selaku tuan rumah acara, turut mengungkapkan rasa terima kasih atas kontribusi KGSB. Ia menyampaikan harapannya agar program Klub Literasi KGSB dapat memotivasi lebih banyak penulis dari kalangan guru dan siswa.
“Kami berharap kerja sama ini dapat melahirkan lebih banyak penulis baru. Guru sebagai figur teladan memiliki peran penting dalam menanamkan semangat literasi”, ungkap Elly.
Sejak tahun 2021, Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) telah berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi literasi di kalangan guru melalui berbagai program pelatihan.
Program pelatihan penulisan buku merupakan bagian dari kegiatan Klub Literasi KGSB, yang telah menghasilkan karya-karya inspiratif sejak didirikan pada tahun 2021.
Sebelumnya, Klub Literasi KGSB telah menerbitkan dua buku seri antologi praktik baik pada tahun 2023 yang berjudul 'Inovasi & Kreativitas Guru dalam Mewujudkan Merdeka Belajar' serta 'Pencegahan dan Penanganan Cyberbullying di Lingkungan Sekolah'
Kedua buku tersebut juga didistribusikan secara gratis kepada 150 sekolah di Indonesia dan Timor Leste sebagai bagian dari upaya menyebarkan wawasan dan pengalaman praktis yang bermanfaat.
Melalui program-program tersebut, KGSB terus menunjukkan perannya dalam meningkatkan literasi, mendukung kreativitas guru, dan memperkaya sumber belajar bagi anak-anak Indonesia.
(nnz)