Profil Endang Superi Wahyudi, Kepala Sekolah SMAN 1 Mempawah yang Lalai Mendaftarkan Siswanya di SNBP 2025
loading...

Endang Superi Wahyudi adalah Kepala Sekolah SMAN 1 Mempawah. Ia kini tengah jadi sorotan lantaran diduga telah lalai mendaftarkan siswanya di SNBP 2025. Foto/SMAN 1 Mempawah Hilir.
A
A
A
JAKARTA - Endang Superi Wahyudi adalah Kepala Sekolah SMAN 1 Mempawah. Ia kini tengah jadi sorotan lantaran diduga telah lalai mendaftarkan siswanya di Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) 2025.
Hal tersebut membuat ratusan siswa SMA Negeri 1 Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) terancam tidak bisa ikut tes SNBP 2025 . Sebab pengisian data PPDS di Portal SNPMB oleh sekolah seharusnya dilakukan paling lambat pada 31 Januari 2025.
Baca juga: SNBP 2025 Dibuka Hari Ini, Pertimbangkan Daya Tampung dan Peminat Prodi Incaranmu
Para siswa yang merasa kecewa lantas melakukan aksi demonstrasi di sekolah yang terletak di Jalan Raden Kusno, Kecamatan Mempawah Hilir, pada Senin, 3 Februari 2025.
Mereka meminta supaya pihak sekolah bertanggung jawab atas tindakan mereka yang dinilai lalai terkait mengakomodasi para siswa untuk mendaftar SNBP 2025 yang berakibat fatal.
Baca juga: Pendaftaran SNBP 2025 Dimulai Hari Ini, Klik snbp.snpmb.id
Dari peristiwa ini, Kepala Sekolah SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi lantas turun tangan dan menjelaskan kronologi kejadian.
Endang Superi Wahyudi diketahui telah menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Mempawah setelah melakukan serah terima jabatan pada 27 Juni 2022 silam.
Endang Superi Wahyudi mengakui ada kelalaian dari pihak sekolah sehingga ratusan siswa-siswinya gagal mengikuti SNBP 2025.
Hingga batas waktu yang telah ditentukan, masih ada data 7 siswa yang belum lengkap atau penginputan datanya belum selesai. Hal tersebut berdampak kepada semuanya, sehingga tidak bisa dilakukan finalisasi.
"Mungkin karena kesalahan dari kami, human error. Jadi sebaiknya itu difinalkan dulu yang belum, habis itu baru difinalisasi. Jadi kita masih bisa mengurus yang sisanya 7 itu. Jadi atas dasar ini, kami mengakui ini ada suatu kelalaian, human error," ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, Endang menyampaikan permohonan maaf kepada para siswa dan juga orang tuanya. Endang mengaku telah berupaya maksimal tetapi sudah tidak bisa.
"Saya selaku kepala sekolah memang sudah mengingatkan dan juga begitu ada masalah saya juga sudah mencoba, tetap tidak bisa," ujarnya.
"Saya juga sudah menghubungi nomor yang diberi Direktorat juga tidak bisa. Kemudian juga dibantu Dinas (Disdikbud) Provinsi (Kalbar), Kabid SMA menghubungi admin Untan itu jawabannya juga tidak bisa," tambah Endang.
Sebagai pertanggungjawaban atas permasalahan tersebut, pihak sekolah akan memberikan bimbingan belajar kepada siswa agar bisa lulus tes masuk PTN.
Hal tersebut membuat ratusan siswa SMA Negeri 1 Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) terancam tidak bisa ikut tes SNBP 2025 . Sebab pengisian data PPDS di Portal SNPMB oleh sekolah seharusnya dilakukan paling lambat pada 31 Januari 2025.
Baca juga: SNBP 2025 Dibuka Hari Ini, Pertimbangkan Daya Tampung dan Peminat Prodi Incaranmu
Para siswa yang merasa kecewa lantas melakukan aksi demonstrasi di sekolah yang terletak di Jalan Raden Kusno, Kecamatan Mempawah Hilir, pada Senin, 3 Februari 2025.
Mereka meminta supaya pihak sekolah bertanggung jawab atas tindakan mereka yang dinilai lalai terkait mengakomodasi para siswa untuk mendaftar SNBP 2025 yang berakibat fatal.
Baca juga: Pendaftaran SNBP 2025 Dimulai Hari Ini, Klik snbp.snpmb.id
Dari peristiwa ini, Kepala Sekolah SMAN 1 Mempawah, Endang Superi Wahyudi lantas turun tangan dan menjelaskan kronologi kejadian.
Profil Endang Superi Wahyudi
Endang Superi Wahyudi diketahui telah menjabat sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Mempawah setelah melakukan serah terima jabatan pada 27 Juni 2022 silam.
Endang Superi Wahyudi mengakui ada kelalaian dari pihak sekolah sehingga ratusan siswa-siswinya gagal mengikuti SNBP 2025.
Hingga batas waktu yang telah ditentukan, masih ada data 7 siswa yang belum lengkap atau penginputan datanya belum selesai. Hal tersebut berdampak kepada semuanya, sehingga tidak bisa dilakukan finalisasi.
"Mungkin karena kesalahan dari kami, human error. Jadi sebaiknya itu difinalkan dulu yang belum, habis itu baru difinalisasi. Jadi kita masih bisa mengurus yang sisanya 7 itu. Jadi atas dasar ini, kami mengakui ini ada suatu kelalaian, human error," ungkapnya.
Atas kejadian tersebut, Endang menyampaikan permohonan maaf kepada para siswa dan juga orang tuanya. Endang mengaku telah berupaya maksimal tetapi sudah tidak bisa.
"Saya selaku kepala sekolah memang sudah mengingatkan dan juga begitu ada masalah saya juga sudah mencoba, tetap tidak bisa," ujarnya.
"Saya juga sudah menghubungi nomor yang diberi Direktorat juga tidak bisa. Kemudian juga dibantu Dinas (Disdikbud) Provinsi (Kalbar), Kabid SMA menghubungi admin Untan itu jawabannya juga tidak bisa," tambah Endang.
Sebagai pertanggungjawaban atas permasalahan tersebut, pihak sekolah akan memberikan bimbingan belajar kepada siswa agar bisa lulus tes masuk PTN.
(nnz)
Lihat Juga :