Kemendikbud Dorong Inovasi Tak Sekadar Prototipe
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbud mendorong mahasiswa dan dosen untuk terus berinovasi. Tidak hanya sekadar menjadi prototipe namun menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kepala Subbagian Tata Usaha Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Didi Rustam mengatakan, Ditjen Dikti saat ini tengah berupaya mewujudkan ekosistem reka cipta di Indonesia. Melalui ekosistem yang berlandaskan kebijakan kampus merdeka ini, maka kedepannya akan terjalin hubungan baik antara perguruan tinggi dan industri. (Baca juga: 27 Kampus Raih Dana Hibah Rp2,7 M untuk Bangkitkan UKM )
"Kesempatan tersebut terbuka lebar bagi mahasiswa maupun dosen untuk meneruskan karya reka ciptanya agar tidak berhenti pada tahap prototype, melainkan bisa dilanjutkan hingga tahap produksi bersama industri. Untuk itu data base inovator di perguruan tinggi harus diperhatikan dengan baik. Wujud ekosistem reka cipta ini akan kami persembahkan dalam bentuk platform bernama Kedai Reka,” katanya pada webinar Membangun Ekosistem Reka Cipta Dalam Rangka Mendukung Kampus Merdeka, Selasa (15/9).
Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti Ade Kadarisman menambahkan, tantangan saat ini sangatlah dinamis dimana masyarakat global tengah menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dan pandemi COVID-19. Dalam rangka merespon hal tersebut industri dan perguruan tinggi dapat saling melengkapi satu sama lain.
Industri membutuhkan reka cipta untuk memastikan bertahan dalam situasi disrupsi, sedangkan perguruan tinggi terus melakukan riset reka cipta dan membutuhkan hilirisasi industri. Maka dari itu Kedai Reka hadir sebagai jembatan askselerasi reka cipta yang akan menghubungkan simpul-simpul kolaborasi industri dan perguruan tinggi. (Baca juga: Logo Kampus Merdeka Diluncurkan, Sinergikan PT dan Dunia Kerja )
“Keterlibatan elemen penta-helix sangatlah penting dalam mendukung terwujudnya ekosistem reka cipta ini, misalnya saja tempo hari kami sudah mengadakan kegiatan FGD Tematik dan CEO Power Breakfast yang dapat menjembatani pertemuan para inovator dan investor,” ujarnya.
Ade menambahkan, ruang kolaborasi pada platform Kedai Reka membuka ruang kolaborasi dan kesempatan yang luas. Upaya proaktif senantiasa dilakukan agar dapat menyasar beragam potensi reka cipta perguruan tinggi diberbagai sudut penjuru nusantara. Hal ini begitu penting untuk dioptimalkan karena bagian dari cermin Tridarma Perguruan Tinggi. Mahasiswa, dosen, serta para akademisi harus bergotong royong dalam platform Kedai Reka yang akan membawa dampak kebermanfaatan bagi masyarakat Indonesia.
“Kita akan ketuk semua pintu perguruan tinggi dan industri untuk bersama-sama meramaikan platform kedai reka yang akan menjadi ruang kolaborasi dalam mewujudkan kedaulatan reka cipta di Indonesia,” pungkasnya.
Lihat Juga: Achieva Edu Platform Lead Generation Pertama Berbasis AI Solusi untuk Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan
Kepala Subbagian Tata Usaha Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Didi Rustam mengatakan, Ditjen Dikti saat ini tengah berupaya mewujudkan ekosistem reka cipta di Indonesia. Melalui ekosistem yang berlandaskan kebijakan kampus merdeka ini, maka kedepannya akan terjalin hubungan baik antara perguruan tinggi dan industri. (Baca juga: 27 Kampus Raih Dana Hibah Rp2,7 M untuk Bangkitkan UKM )
"Kesempatan tersebut terbuka lebar bagi mahasiswa maupun dosen untuk meneruskan karya reka ciptanya agar tidak berhenti pada tahap prototype, melainkan bisa dilanjutkan hingga tahap produksi bersama industri. Untuk itu data base inovator di perguruan tinggi harus diperhatikan dengan baik. Wujud ekosistem reka cipta ini akan kami persembahkan dalam bentuk platform bernama Kedai Reka,” katanya pada webinar Membangun Ekosistem Reka Cipta Dalam Rangka Mendukung Kampus Merdeka, Selasa (15/9).
Tim Kerja Akselerasi Reka Cipta Ditjen Dikti Ade Kadarisman menambahkan, tantangan saat ini sangatlah dinamis dimana masyarakat global tengah menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dan pandemi COVID-19. Dalam rangka merespon hal tersebut industri dan perguruan tinggi dapat saling melengkapi satu sama lain.
Industri membutuhkan reka cipta untuk memastikan bertahan dalam situasi disrupsi, sedangkan perguruan tinggi terus melakukan riset reka cipta dan membutuhkan hilirisasi industri. Maka dari itu Kedai Reka hadir sebagai jembatan askselerasi reka cipta yang akan menghubungkan simpul-simpul kolaborasi industri dan perguruan tinggi. (Baca juga: Logo Kampus Merdeka Diluncurkan, Sinergikan PT dan Dunia Kerja )
“Keterlibatan elemen penta-helix sangatlah penting dalam mendukung terwujudnya ekosistem reka cipta ini, misalnya saja tempo hari kami sudah mengadakan kegiatan FGD Tematik dan CEO Power Breakfast yang dapat menjembatani pertemuan para inovator dan investor,” ujarnya.
Ade menambahkan, ruang kolaborasi pada platform Kedai Reka membuka ruang kolaborasi dan kesempatan yang luas. Upaya proaktif senantiasa dilakukan agar dapat menyasar beragam potensi reka cipta perguruan tinggi diberbagai sudut penjuru nusantara. Hal ini begitu penting untuk dioptimalkan karena bagian dari cermin Tridarma Perguruan Tinggi. Mahasiswa, dosen, serta para akademisi harus bergotong royong dalam platform Kedai Reka yang akan membawa dampak kebermanfaatan bagi masyarakat Indonesia.
“Kita akan ketuk semua pintu perguruan tinggi dan industri untuk bersama-sama meramaikan platform kedai reka yang akan menjadi ruang kolaborasi dalam mewujudkan kedaulatan reka cipta di Indonesia,” pungkasnya.
Lihat Juga: Achieva Edu Platform Lead Generation Pertama Berbasis AI Solusi untuk Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan
(mpw)