Bantuan Kuota untuk Tetap Nyalakan Api Belajar Siswa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama empat bulan pemerintah memberikan bantuan kuota data kepada jutaan siswa di Indonesia. Lewat bantuan ini, nyala api belajar peserta didik diharapkan tetap berkobar di tengah pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan akan berhenti ini.
Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Muhammad Hasan Chabibie mengatakan, selama masa pandemi ini tidak mudah bagi semua orang untuk terus berdiam diri di rumah, apalagi dalam waktu hingga berbulan-bulan. Orang tua umumnya bekerja dari rumah. Demikian juga para pelajar pun harus tetap diberi semangat agar bisa meraih masa depan mereka. (Baca: Penyebab Rezeki Tidak Lancar dan Penawarnya)
“Makanya Kemendikbud memikirkan apa pun yang bisa kita lakukan untuk menjaga nyala api belajar peserta didik kita,” kata Hasan pada diskusi “Subsidi Pulsa: Belajar Aman dan Tetap Terkoneksi dari Rumah Saja” yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat (FMB) 9 via streaming YouTube, kemarin.
Diskusi ini menghadirkan juga Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir dan seorang guru SMA Rangkasbitung di Lebak, Banten, Wenny Purnama Putri.
Hasan menjelaskan, mahalnya harga kuota memang telah menjadi curahan hati para siswa dan guru di tengah pendidikan jarak jauh (PJJ) ini. Karena itu, jelasnya, Kemendikbud terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk terus berikhtiar menjaga generasi penerus bangsa untuk tetap belajar. (Baca juga: Kemendikbud: Aplikasi untuk Paket Kuota belajar akan Ditambah)
Menurut Hasan, masa pandemi ini adalah momentum yang baik bagi semua pihak untuk membantu dunia pendidikan. Ketika di masa sebelum pandemi ini, jelasnya, hanya kepada sekolah persoalan pendidikan diserahkan, tetapi kini semua pihak baik orang tua, pemerintah, hingga operator membantu.
“Ini momentum buat kita untuk kemudian sama-sama bisa bergandengan tangan berkolaborasi. Mari kita jaga generasi kita ini jangan sampai hilang karena pandemi. Bahwa ada kesulitan mari kita cari solusinya secara bersama-sama,” terangnya.
Mantan ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Tengah ini menjelaskan, bantuan kuota data ini terbagi dua, yakni kuota umum dan kuota belajar. Dia menjelaskan, dengan kuota umum yang terbatas, para penerima bantuan tetap bisa membuka aplikasi lain yang menghibur. Namun, karena bantuan ini untuk belajar, maka kuota belajar yang diperbanyak porsinya. (Baca juga: Saatnya Menjadi Tuan Rumah Industri Halal)
Dengan begitu, katanya, dengan kuota belajar itu, kebutuhan untuk menggunakan WhatsApp sebagai sarana berkomunikasi serta Zoom, Webex, ataupun Google Meet untuk video konferensi bisa terpenuhi. “Dengan kecanggihan teknologi saat ini, guru dan siswa pun bisa berinteraksi langsung dengan konferensi virtual,” katanya.
Persyaratan mendapatkan bantuan kuota belajar ini dibuat semudah mungkin agar semua bisa menerima. Hasan mengungkapkan, asalkan nama siswa, guru, dosen, dan mahasiswa tercantum namanya di daftar pokok pendidikan dan pangkalan data pendidikan tinggi (PDDikti), maka bantuan akan dikirim. Teknisnya, Kemendikbud akan bekerja sama dengan para operator seluler untuk memastikan bahwa nomor ponsel yang telah didaftarkan itu sudah aktif sehingga kuota bisa dikirim ke orang yang tepat.
Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir mengatakan, Telkomsel akan terus mendukung program ini dengan memberikan layanan penuh. Terlebih saat ini pemerintah memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia sehingga masa pembelajaran di masa pandemi ini tidak boleh terhenti. “Api belajar ini harus bisa dilaksanakan meski ada tantangan yang dihadapi siswa, guru, dan juga orang tua pada pembelajaran jarak jauh ini,” jelasnya. (Baca juga: PBB: Korea Utara Abaikan Sanksi Nuklir)
Dharma menjelaskan, ada lima tantangan PJJ di masa pandemi ini. Pertama, ketersediaan akses internet. Bukan hanya akses yang tersedia, namun juga harus dipastikan kualitasnya baik dan prima di seluruh Indonesia karena semua siswa berhak untuk belajar.
Kedua, materi pembelajaran. Dharma mengatakan, kini materi pembelajaran tidak lagi manual disediakan sekolah melalui fotokopi atau rangkuman tulisan, tetapi sudah bisa diakses melalui konten platform digital.
Ketiga adalah ada kebutuhan synchronous learning melalui ruang kelas digital yang interaktif. “Tantangan keempat adalah akses yang diberikan akan tepat guna pada pembelajaran dan keikutsertaan orang tua dalam proses pembelajaran itu,” katanya. (Baca juga: Fahri Hamzah Dorong Fadli ZOn Ungkap Sejarah Komunis dan PKI)
Sedangkan tantangan PJJ di masa pandemi yang terakhir, menurut Dharma, adalah ketersediaan kuota data yang cukup dan optimal. Dia menyatakan, Telkomsel akan melakukan optimalisasi jaringan 4G dengan bandwith yang cukup besar guna menghasilkan kualitas layanan yang prima tersebut.
Sementara itu, Wenny Purnama Putri menuturkan, dilihat dari akses internet, sekolahnya sudah siap melaksanakan PJJ. Meski demikian, dia mengungkapkan masih ada sekolah tetangganya yang mengalami blankspot. Wenny juga berharap agar platform pembelajaran yang disediakan pemerintah bisa ditambah.
Menurut Wenny, tidak semua siswa di daerahnya memiliki ponsel dan belum semua wilayah akses internetnya lancar. Namun, dia mengapresiasi ada platform Rumah Belajar offline untuk bisa mengakses materi pembelajaran. Karena itu, dia berharap pemerintah akan terus melakukan intervensi agar proses pembelajaran bisa maksimal, tidak hanya di kota, namun juga di daerah. (Lihat videonya: Habiskan 300 M, Proyek Kota Baru Lampung Kini Jadi Kota Mati)
“Tentunya kami di sini sebagai guru ikut berjuang menghadapi pandemi. Di tengah keterbatasan kita bagaimanapun caranya untuk terus membakar api semangat siswa-siswi untuk melakukan pembelajaran secara maksimal,” katanya. (Neneng Zubaidah)
Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Muhammad Hasan Chabibie mengatakan, selama masa pandemi ini tidak mudah bagi semua orang untuk terus berdiam diri di rumah, apalagi dalam waktu hingga berbulan-bulan. Orang tua umumnya bekerja dari rumah. Demikian juga para pelajar pun harus tetap diberi semangat agar bisa meraih masa depan mereka. (Baca: Penyebab Rezeki Tidak Lancar dan Penawarnya)
“Makanya Kemendikbud memikirkan apa pun yang bisa kita lakukan untuk menjaga nyala api belajar peserta didik kita,” kata Hasan pada diskusi “Subsidi Pulsa: Belajar Aman dan Tetap Terkoneksi dari Rumah Saja” yang diselenggarakan Forum Merdeka Barat (FMB) 9 via streaming YouTube, kemarin.
Diskusi ini menghadirkan juga Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir dan seorang guru SMA Rangkasbitung di Lebak, Banten, Wenny Purnama Putri.
Hasan menjelaskan, mahalnya harga kuota memang telah menjadi curahan hati para siswa dan guru di tengah pendidikan jarak jauh (PJJ) ini. Karena itu, jelasnya, Kemendikbud terus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk terus berikhtiar menjaga generasi penerus bangsa untuk tetap belajar. (Baca juga: Kemendikbud: Aplikasi untuk Paket Kuota belajar akan Ditambah)
Menurut Hasan, masa pandemi ini adalah momentum yang baik bagi semua pihak untuk membantu dunia pendidikan. Ketika di masa sebelum pandemi ini, jelasnya, hanya kepada sekolah persoalan pendidikan diserahkan, tetapi kini semua pihak baik orang tua, pemerintah, hingga operator membantu.
“Ini momentum buat kita untuk kemudian sama-sama bisa bergandengan tangan berkolaborasi. Mari kita jaga generasi kita ini jangan sampai hilang karena pandemi. Bahwa ada kesulitan mari kita cari solusinya secara bersama-sama,” terangnya.
Mantan ketua Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Tengah ini menjelaskan, bantuan kuota data ini terbagi dua, yakni kuota umum dan kuota belajar. Dia menjelaskan, dengan kuota umum yang terbatas, para penerima bantuan tetap bisa membuka aplikasi lain yang menghibur. Namun, karena bantuan ini untuk belajar, maka kuota belajar yang diperbanyak porsinya. (Baca juga: Saatnya Menjadi Tuan Rumah Industri Halal)
Dengan begitu, katanya, dengan kuota belajar itu, kebutuhan untuk menggunakan WhatsApp sebagai sarana berkomunikasi serta Zoom, Webex, ataupun Google Meet untuk video konferensi bisa terpenuhi. “Dengan kecanggihan teknologi saat ini, guru dan siswa pun bisa berinteraksi langsung dengan konferensi virtual,” katanya.
Persyaratan mendapatkan bantuan kuota belajar ini dibuat semudah mungkin agar semua bisa menerima. Hasan mengungkapkan, asalkan nama siswa, guru, dosen, dan mahasiswa tercantum namanya di daftar pokok pendidikan dan pangkalan data pendidikan tinggi (PDDikti), maka bantuan akan dikirim. Teknisnya, Kemendikbud akan bekerja sama dengan para operator seluler untuk memastikan bahwa nomor ponsel yang telah didaftarkan itu sudah aktif sehingga kuota bisa dikirim ke orang yang tepat.
Senior Vice President Enterprise Account Management Telkomsel Dharma Simorangkir mengatakan, Telkomsel akan terus mendukung program ini dengan memberikan layanan penuh. Terlebih saat ini pemerintah memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia sehingga masa pembelajaran di masa pandemi ini tidak boleh terhenti. “Api belajar ini harus bisa dilaksanakan meski ada tantangan yang dihadapi siswa, guru, dan juga orang tua pada pembelajaran jarak jauh ini,” jelasnya. (Baca juga: PBB: Korea Utara Abaikan Sanksi Nuklir)
Dharma menjelaskan, ada lima tantangan PJJ di masa pandemi ini. Pertama, ketersediaan akses internet. Bukan hanya akses yang tersedia, namun juga harus dipastikan kualitasnya baik dan prima di seluruh Indonesia karena semua siswa berhak untuk belajar.
Kedua, materi pembelajaran. Dharma mengatakan, kini materi pembelajaran tidak lagi manual disediakan sekolah melalui fotokopi atau rangkuman tulisan, tetapi sudah bisa diakses melalui konten platform digital.
Ketiga adalah ada kebutuhan synchronous learning melalui ruang kelas digital yang interaktif. “Tantangan keempat adalah akses yang diberikan akan tepat guna pada pembelajaran dan keikutsertaan orang tua dalam proses pembelajaran itu,” katanya. (Baca juga: Fahri Hamzah Dorong Fadli ZOn Ungkap Sejarah Komunis dan PKI)
Sedangkan tantangan PJJ di masa pandemi yang terakhir, menurut Dharma, adalah ketersediaan kuota data yang cukup dan optimal. Dia menyatakan, Telkomsel akan melakukan optimalisasi jaringan 4G dengan bandwith yang cukup besar guna menghasilkan kualitas layanan yang prima tersebut.
Sementara itu, Wenny Purnama Putri menuturkan, dilihat dari akses internet, sekolahnya sudah siap melaksanakan PJJ. Meski demikian, dia mengungkapkan masih ada sekolah tetangganya yang mengalami blankspot. Wenny juga berharap agar platform pembelajaran yang disediakan pemerintah bisa ditambah.
Menurut Wenny, tidak semua siswa di daerahnya memiliki ponsel dan belum semua wilayah akses internetnya lancar. Namun, dia mengapresiasi ada platform Rumah Belajar offline untuk bisa mengakses materi pembelajaran. Karena itu, dia berharap pemerintah akan terus melakukan intervensi agar proses pembelajaran bisa maksimal, tidak hanya di kota, namun juga di daerah. (Lihat videonya: Habiskan 300 M, Proyek Kota Baru Lampung Kini Jadi Kota Mati)
“Tentunya kami di sini sebagai guru ikut berjuang menghadapi pandemi. Di tengah keterbatasan kita bagaimanapun caranya untuk terus membakar api semangat siswa-siswi untuk melakukan pembelajaran secara maksimal,” katanya. (Neneng Zubaidah)
(ysw)