Persaingan Ketat, Ini Harapan Menristek untuk Kampus di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menristek melakukan kunjungan kerja ke Universitas Udayana dalam rangka Bakti Inovasi Universitas Udayana. Menristek pun berharap kampus terus melahirkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana ini mengusung tema ‘Mengembangkan Inovasi Membangun Kesejahteraan Negeri’ dengan turut memamerkan produk-produk hasil riset dan inovasi dari Universitas Udayana. (Baca juga: Gandeng Universitas Malaysia, Unair Terus Kejar Status Kampus Berkelas Dunia )
Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan apresiasinya atas upaya Universitas Udayana dalam membangun komunitas riset demi terciptanya berbagai inovasi.
Menurutnya, suatu perguruan tinggi harus mampu mengembangkan penguasaan terhadap teknologi sehingga mampu menghadirkan beragam inovasi sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
“Ini menjadi hal yang sangat bagus, perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan riset namun juga mampu melahirkan inovasi-inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (26/12/2020). (Baca juga: Pandemi Covid-19, Perguruan Tinggi Lahirkan Ribuan Inovasi Baru )
Bambang berharap penguasaan teknologi seperti ini dapat terus dikembangkan. Sehingga perguruan tinggi dapat semakin berkontribusi menciptakan inovasi. Tidak hanya untuk menangani Covid-19 namun juga di sektor lain yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan bangsa.
Berbagai hasil riset dan inovasi Universitas Udayana dipamerkan dalam kegiatan ini, antara lain Protovak MRNA-QUART Covid-19 (Prototype vaksin Covid-19), Covidek ELISA-AB (kit deteksi antibodi terhadap Covid-19), Protovak Covid-19 untuk Anjing dan Kucing, Soc Tea (minuman botanikal herbal), Bio HS (Arak Hand Sanitizer), RATNA (Robot Assitance Udayana), SmartDrone (penyemprot desinfektan Covid-19), dan lainnya.
Menteri Bambang melanjutkan, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Kemampuan berinovasi menjadi penting dimiliki dalam mengolah keanekaragaman hayati demi terciptanya berbagai nilai tambah.
Perguruan tinggi pun diharapkan tidak hanya melakukan penelitian tetapi juga harus mampu melahirkan banyak inovator.
“Ke depannya inovasi harus menjadi kata kunci sebagai orientasi kita bersama. Riset tetap menjadi backbone-nya namun apa yang dilakukan oleh perguruan tinggi juga harus bisa dinikmati oleh masyarakat,” pungkasnya.
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana ini mengusung tema ‘Mengembangkan Inovasi Membangun Kesejahteraan Negeri’ dengan turut memamerkan produk-produk hasil riset dan inovasi dari Universitas Udayana. (Baca juga: Gandeng Universitas Malaysia, Unair Terus Kejar Status Kampus Berkelas Dunia )
Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan apresiasinya atas upaya Universitas Udayana dalam membangun komunitas riset demi terciptanya berbagai inovasi.
Menurutnya, suatu perguruan tinggi harus mampu mengembangkan penguasaan terhadap teknologi sehingga mampu menghadirkan beragam inovasi sebagai solusi dari permasalahan yang ada.
“Ini menjadi hal yang sangat bagus, perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan riset namun juga mampu melahirkan inovasi-inovasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (26/12/2020). (Baca juga: Pandemi Covid-19, Perguruan Tinggi Lahirkan Ribuan Inovasi Baru )
Bambang berharap penguasaan teknologi seperti ini dapat terus dikembangkan. Sehingga perguruan tinggi dapat semakin berkontribusi menciptakan inovasi. Tidak hanya untuk menangani Covid-19 namun juga di sektor lain yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan bangsa.
Berbagai hasil riset dan inovasi Universitas Udayana dipamerkan dalam kegiatan ini, antara lain Protovak MRNA-QUART Covid-19 (Prototype vaksin Covid-19), Covidek ELISA-AB (kit deteksi antibodi terhadap Covid-19), Protovak Covid-19 untuk Anjing dan Kucing, Soc Tea (minuman botanikal herbal), Bio HS (Arak Hand Sanitizer), RATNA (Robot Assitance Udayana), SmartDrone (penyemprot desinfektan Covid-19), dan lainnya.
Menteri Bambang melanjutkan, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Kemampuan berinovasi menjadi penting dimiliki dalam mengolah keanekaragaman hayati demi terciptanya berbagai nilai tambah.
Perguruan tinggi pun diharapkan tidak hanya melakukan penelitian tetapi juga harus mampu melahirkan banyak inovator.
“Ke depannya inovasi harus menjadi kata kunci sebagai orientasi kita bersama. Riset tetap menjadi backbone-nya namun apa yang dilakukan oleh perguruan tinggi juga harus bisa dinikmati oleh masyarakat,” pungkasnya.
(mpw)