Heboh, Pejabat AS Pakai Jilbab Saat Konferensi Pers di Gedung Putih

Sabtu, 27 Februari 2021 - 16:05 WIB
loading...
Heboh, Pejabat AS Pakai Jilbab Saat Konferensi Pers di Gedung Putih
Wakil Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Sameera Fazili, menghebohkan dunia maya saat tampil berjilbab ketika memberikan pengarahan di Gedung Putih. Foto/Al Araby
A A A
WASHINGTON - Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) membuat heboh dunia maya saat tampil dengan mengenakan jilbab ketika memberikan pengarahan di Gedung Putih . Para pengguna media sosial memuji momen langka tersebut sebagai bentuk simbolis setelah bertahun-tahun Islamofobia dinormalisasi oleh pemerintahan sebelumnya.

Adalah Sameera Fazili, Wakil Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, yang membuat para netizen terpesona dengan penampilannya. Itu terjadi saat ia berbicara kepada wartawan atas perintah eksekutif Presiden Joe Biden untuk mengatasi kekurangan chip elektronik dan masalah rantai pasokan penting lainnya pada Rabu lalu.

Lulusan Universitas Harvard dan Sekolah Hukum Yale ini diangkat ke posisi kunci dalam pemerintahan baru bulan lalu. Dewan Ekonomi Nasional akan menangani proses pembuatan kebijakan ekonomi dan memberikan saran kebijakan kepada presiden.



Pengguna media sosial menyambut baik penampilan pertama Fazili sebagai pejabat di pemerintahan Biden, dengan beberapa menafsirkan gambar pejabat Muslim yang mengenakan jilbab sebagai simbol pergeseran dari warisan kefanatikan Donald Trump yang anti terhadap Muslim.

"Sebulan setelah Trump pergi dan kami memiliki seorang saudara perempuan berjilbab yang memberikan konferensi pers di Gedung Putih," tulis Imraan Siddiqi, direktur eksekutif Dewan Muslim Hubungan Islam Amerika (CAIR) cabang Washington.

"Para Islamaphobia menangis," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Sabtu (27/2/2021).



Shahed Amanullah, seorang pengusaha teknologi Muslim yang menjabat sebagai penasihat senior di Departemen Luar Negeri AS antara tahun 2011 dan 2014, juga mengungkapkan sentimen serupa.

Dia menggambarkan penampilan Fazili, putri imigran Kashmir, menunjukkan bahwa AS hanya dalam sebulan telah mencapai dari ketidakmampuan dan pengucilan hingga kecerdasan dan inklusi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1679 seconds (0.1#10.140)