Demi Penguatan Pancasila sebagai Ilmu, Pegiat Pancasila Luncurkan Majalah Silapedia

Jum'at, 30 April 2021 - 21:10 WIB
loading...
Demi Penguatan Pancasila sebagai Ilmu, Pegiat Pancasila Luncurkan Majalah Silapedia
Sejumlah pegiat kebangsaan meluncurkan Majalah Silapedia edisi perdana bertajuk Mutiara Pancasila Sukarno, dari 1 Juni 1945-1 Juni 1964 Kamis, (29/4). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Dalam rangka menguatkan nilai-nilai Pancasila , sejumlah pegiat kebangsaan meluncurkan Majalah Silapedia . Majalah Pancasila pertama di Indonesia yang terbit dua bulan sekali ini, dihadirkan demi penguatan Pancasila sebagai khasanah ilmu pengetahuan. Sasaran pembacanya luas, mulai dari para pendidik Pancasila, mahasiswa, pelajar, penyelenggara negara dan masyarakat secara umum.

Dalam acara peluncuran edisi perdana secara daring pada Kamis, (29/4), dengan tajuk Mutiara Pancasila Sukarno , dari 1 Juni 1945 hingga 1 Juni 1964, Pemimpin Umum Majalah Silapedia, Syaiful Arif menyatakan, Majalah Silapedia hadir dalam rangka menghidupkan khasanah ilmu pengetahuan Pancasila. "Selama ini kita hanya memahami Pancasila sebagai dasar legal negara dan nilai-nilai normatif perilaku kebangsaan. Padahal sejak awal, Pancasila diusulkan Bung Karno sebagai dasar falsafah negara,” kata Syaiful Arif disela-sela peluncuran Majalah Silapedia, Kamis (29/4/2021).



Lebih lanjut ia menambahkan dengan mengutip Prof. Notonagoro dari Universitas Gadjah Mada, “Pancasila memiliki dua dimensi. Pertama, dimensi formal yang kita sebut sebagai dasar negara. Dimensi formal ini terdapat dalam Pembukaan UUD NRI 1945 alinea keempat. Kedua, dimensi material yang memuat materi pengetahuan Pancasila. Jika dimensi formal kita ibaratkan wadah. Maka dimensi material merupakan isi. Dimensi material inilah yang diusulkan Soekarno pada 1 Juni 1945 sehingga 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Akan tetapi materi pengetahuan Pancasila tidak berhenti di pemikiran Soekarno. Ia telah dikembangkan oleh para pendiri bangsa seperti Bung Hatta, Ki Hadjar Dewantara, juga para ilmuwan seperti Notonagoro, Romo Driyarkara, hingga Yudi Latif, dll,” kutipnya.

Hadir sebagai keynote speaker, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. KH Yudian Wahyudi, PhD. Ia menyambut baik terbitnya majalah ini karena merupakan upaya serius dari generasi muda untuk menguatkan khasanah pengetahuan Pancasila. “Kita harus mendukung Majalah Silapedia ini agar pendidikan Pancasila semakin menguat, bersamaan dengan semangat Pemerintah dalam mengarusutamakan ideologi bangsa,” tegas Yudian.

Beberapa narsumber yang hadir juga menyatakan pandangan sama. Kepala Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM, Agus Wahyudi, PhD menyambut antusias majalah tersebut karena memberikan pendekatan baru yang bersifat keilmuan. “Majalah ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga edukasi. Kita bisa memahami Pancasila sebagai realitas sejarah, serta data-data empirik yang disajikan berdasarkan sumber yang otentik,” papar Wahyudi.



Sejarawan Universitas Indonesia, Bondan Kanumoyoso, PhD memiliki pandangan serupa. Menurutnya, pemilihan gagasan Pancasila Soekarno sebagai tema edisi perdana sudah tepat, sebab ia menjadi pijakan historis dalam mempelajari Pancasila. Karena sebagai pengetahuan, Pancasila digagas oleh Bung Karno, maka memahami gagasan penggali Pancasila ini menjadi langkah pertama untuk mendekati dasar negara sebagai khasanah ilmu pengetahuan.

Pentingnya memahami Pancasila secara historis ini juga ditegaskan oleh Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Sumardiansyah Perdana Kusuma. Ia menyatakan, Pancasila merupakan warisan pendiri bangsa, maka memahami gagasan para perumus Pancasila menjadi langkah mutlak jika ingin mendapatkan mutiara gagasan yang progresif, yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa. "Sudah lama nilai-nilai Pancasila tercerabut dari akar pemikiran pendiri bangsa. Maka upaya Majalah Silapedia untuk menghadirkan khasanah pengetahuan Pancasila pendiri bangsa sangat strategis,” terangnya.

Peserta peluncuran Majalah Silapedia Edisi Perdana ini datang dari berbagai latar belakang. Akan tetapi sebagian besar adalah para pendidik, baik guru PPKn, guru sejarah hingga dosen Pancasila. Di tengah kontroversi Peraturan Pemerintah No. 57/2021 tentang Standar Nasional Pendidikan yang tidak mewajibkan pendidikan Pancasila kehadiran Majalah Silapedia disambut antusias oleh kalangan pendidik. Sebab dunia pendidikan Pancasila memang membutuhkan nutrisi pengetahuan yang berbobot agar pendidikan kebangsaan kita bisa menghasilkan output maksimal.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2050 seconds (0.1#10.140)