Taklukkan Kampus Dunia, 4 Mahasiswa UGM Raih Juara di Ajang Bisnis Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Empat mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) menorehkan prestasi internasional dengan menjadi juara tiga kompetisi bisnis. Kompetisi ini diselenggarakan Rotterdam School of Management (RSM), Belanda dalam kompetisi 12-hour case internasional RSM STAR Case Competition
4 mahasiswa tersebut adalah Veronika Xaveria (IUP Management 2016), Erica Lesmana (Akuntansi 2017), Alexander Tjhung (IUP Management 2018) dan Mathew Ihot Lorenz Sijabat (IUP Economics 2019).
Pada kompetisi kasus bisnis kali ini, tim UGM harus bersaing dengan 15 tim dari sejumlah universitas dunia. Selain UGM, kompetisi ini diikuti oleh Ivey Business School, Copenhagen Business School, Corvinus University Budapest, University of Calgary, Chulalongkorn University, University of Technology Sydney, HEC Montreal.
Daftar kampus dunia yang ikut kompetisi ini berlanjut ke National University of Singapore, University of Waikato, Thammasat University, The Hong Kong University of Science and Technology, Chinese University of Hong Kong Shenzhen, IE Business School Madrid, University of St Gallen dan Rotterdam School of Management.
Meski kompetisi ini diikuti oleh perguruan tinggi bergengsi di dunia, namun keempatnya berhasil menyabet juara 3 setelah menyelesaikan kasus bisnis dalam 12 jam mengenai Coca-Cola European Partners (CCEP).
Di babak final, tim UGM berhadapan dengan 3 pemenang dari pool lainnya yakni Rotterdam School of Management, The Hong Kong University of Science and Technology, serta University of Calgary.
Veronika menceritakan setiap peserta ditantang untuk menyampaikan ide bisnis mereka dalam melihat berbagai persoalan perusahaan yang dituntut untuk selalu berinovasi guna mengembangkan bisnis mereka.
Sementara, perubahan perilaku masyarakat yang terjadi begitu cepat membuat perusahaan diharuskan untuk terus beradaptasi dengan perubahan baru. Namun, dalam kompetsi ini semua peserta diharuskan menyelesaikan kasus 12 jam dengan Coca-Cola.
“Semua peserta ditantang untuk menyajikan solusi terbaik dan inovatif guna mendukung Coca-Cola dalam strategi pemasaran mereka untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap komitmen perusahaan pada sustainability dan environment. Pada kasus ini, kita juga diharuskan untuk memilih target negara yang akan disasar secara spesifik,” katanya dikutip dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Selasa (4/5).
Sementara pada kasus 24 jam dengan Docubird, setiap tim diharuskan untuk memberikan strategi go-to-market pada startup yang baru didirikan ini guna meningkatkan penjualan dan menambah pengguna add-in mereka dalam waktu singkat.
Untuk berpartisipasi dalam kompetisi tahun ini, tim UGM harus melalui babak seleksi dimana setiap tim diharuskan oleh RSM STAR Case Club untuk mengirimkan motivation letter serta overview partisipasi pada case competition setiap anggota tim.
Selain itu, format kompetisi tahun ini terdiri dari 4 divisi atau pool dan 2 babak yakni penyisihan dan final untuk masing-masing kasus 12 jam dan 24 jam. Untuk melaju ke babak final, setiap tim diharuskan menjadi peringkat 1 divisi dengan menyisihkan ketiga tim lainnya.
“Pada babak penyisihan kasus 12 jam dengan studi kasus dari Coca-Cola, tim UGM berhasil melaju ke babak final setelah menyisihkan National University of Singapore, University of St Gallen serta HEC Montreal,” paparnya.
4 mahasiswa tersebut adalah Veronika Xaveria (IUP Management 2016), Erica Lesmana (Akuntansi 2017), Alexander Tjhung (IUP Management 2018) dan Mathew Ihot Lorenz Sijabat (IUP Economics 2019).
Pada kompetisi kasus bisnis kali ini, tim UGM harus bersaing dengan 15 tim dari sejumlah universitas dunia. Selain UGM, kompetisi ini diikuti oleh Ivey Business School, Copenhagen Business School, Corvinus University Budapest, University of Calgary, Chulalongkorn University, University of Technology Sydney, HEC Montreal.
Daftar kampus dunia yang ikut kompetisi ini berlanjut ke National University of Singapore, University of Waikato, Thammasat University, The Hong Kong University of Science and Technology, Chinese University of Hong Kong Shenzhen, IE Business School Madrid, University of St Gallen dan Rotterdam School of Management.
Meski kompetisi ini diikuti oleh perguruan tinggi bergengsi di dunia, namun keempatnya berhasil menyabet juara 3 setelah menyelesaikan kasus bisnis dalam 12 jam mengenai Coca-Cola European Partners (CCEP).
Di babak final, tim UGM berhadapan dengan 3 pemenang dari pool lainnya yakni Rotterdam School of Management, The Hong Kong University of Science and Technology, serta University of Calgary.
Veronika menceritakan setiap peserta ditantang untuk menyampaikan ide bisnis mereka dalam melihat berbagai persoalan perusahaan yang dituntut untuk selalu berinovasi guna mengembangkan bisnis mereka.
Sementara, perubahan perilaku masyarakat yang terjadi begitu cepat membuat perusahaan diharuskan untuk terus beradaptasi dengan perubahan baru. Namun, dalam kompetsi ini semua peserta diharuskan menyelesaikan kasus 12 jam dengan Coca-Cola.
“Semua peserta ditantang untuk menyajikan solusi terbaik dan inovatif guna mendukung Coca-Cola dalam strategi pemasaran mereka untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap komitmen perusahaan pada sustainability dan environment. Pada kasus ini, kita juga diharuskan untuk memilih target negara yang akan disasar secara spesifik,” katanya dikutip dari laman resmi UGM di ugm.ac.id, Selasa (4/5).
Sementara pada kasus 24 jam dengan Docubird, setiap tim diharuskan untuk memberikan strategi go-to-market pada startup yang baru didirikan ini guna meningkatkan penjualan dan menambah pengguna add-in mereka dalam waktu singkat.
Untuk berpartisipasi dalam kompetisi tahun ini, tim UGM harus melalui babak seleksi dimana setiap tim diharuskan oleh RSM STAR Case Club untuk mengirimkan motivation letter serta overview partisipasi pada case competition setiap anggota tim.
Selain itu, format kompetisi tahun ini terdiri dari 4 divisi atau pool dan 2 babak yakni penyisihan dan final untuk masing-masing kasus 12 jam dan 24 jam. Untuk melaju ke babak final, setiap tim diharuskan menjadi peringkat 1 divisi dengan menyisihkan ketiga tim lainnya.
“Pada babak penyisihan kasus 12 jam dengan studi kasus dari Coca-Cola, tim UGM berhasil melaju ke babak final setelah menyisihkan National University of Singapore, University of St Gallen serta HEC Montreal,” paparnya.
(mpw)