SACKER, Smart Jacket yang Digagas Mahasiswa ITS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim mahasiswa yang terdiri dari lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas Smart Jacket for Hiker atau SACKER. Inovasi yang dibuat untuk memudahkan pencarian korban di jalur pendakian ini pun berhasil meraih perak pada International Invention Competition for Young Moslem Scientists (IICYMS) 2021.
Adalah Talia Kamil (Teknik Mesin), Cindi Dwi Pramudita (Teknik Informatika), Rafif Fernanda (Teknik Elektro), Jauhari Azhar (Teknik Material dan Metalurgi), serta Raditya Rafie Johari (Manajemen Bisnis) yang menggagas inovasi tersebut.
Talia Kamil, sang ketua tim mengungkapkan bahwa SACKER merupakan jaket yang dilengkapi dengan komponen Global Positioning System (GPS) dan pulse sensor yang berfungsi untuk mendeteksi lokasi dan kondisi dari para pendaki. "Kedua komponen tersebut kami pilih dengan tujuan meminimalisir waktu pencarian jika terjadi kasus hilangnya pendaki," katanya melalui siaran pers, Kamis (22/7/2021).
Talia menambahkan, cara kerja komponen GPS pada SACKER adalah sebagai pengirim sinyal lokasi dari pendaki. Sedangkan komponen pulse sensor sendiri adalah sensor detak jantung yang dikoneksikan dengan lampu indikator untuk mengetahui kondisi detak jantung pendaki. Lampu akan menyala jika detak jantung sang pendaki di atas 90bpm.
Selain untuk mengetahui kondisi satu sama lain, lanjut Talia, lampu tersebut juga berguna untuk memudahkan pencarian korban pendakian saat tersesat atau hilang di malam hari. "Nantinya, data lokasi dan kondisi pendaki dikirim dengan modul komunikasi serial HC-12 yang akan ditampilkan di monitor pada pos registrasi," terangnya.
Menurut mahasiswa kelahiran Trenggalek ini, sebelumnya ada gagasan serupa terkait penelitian ini, di antaranya adalah pelampung dan sarung tangan pelacak lokasi. Bedanya adalah, inovasi mereka telah dilengkapi dengan GPS dan pulse sensor yang kemudian dikemas dalam bentuk jaket.
Berkat ide cemerlang ini, tim mereka berhasil meraih medali perak dalam ajang International Invention Competition for Young Moslem Scientists (IICYMS) 2021. Mengusung tajuk SACKER (Smart Jacket for Hiker): GPS and Pulse Sensor – Based Smart Jacket to Monitoring Track and Condition of Hiker, mereka berhasil merampungkan penelitian selama dua bulan berkat bimbingan dosen Teknik Mesin ITS, Ari Kurniawan Saputra ST MT.
Para juri, kata Talia, banyak memberikan komentar positif dan menawarkan bantuan untuk realisasi alat ke depannya. "Menurut mereka, inovasi kami cukup menarik dan dapat direalisasikan meski membutuhkan biaya tambahan untuk memperluas range dari modul transceiver pada alat," jelas mahasiswi Angkatan 2019 tersebut.
Meski begitu, Talia dan tim merasa masih belum dapat melakukan penyusunan prototipe beserta pengujiannya, mengingat penelitian mereka saat ini hanya berbentuk paper. Ke depan, dirinya berharap pandemi ini bisa segera berlalu sehingga gagasan ini dapat lebih mudah untuk dikembangkan. "Selain itu, kami juga berharap agar SACKER dapat terealisasikan dan diterima oleh banyak orang," pungkasnya.
Caption: Desain prototype Smart Jacket for Hiker (SACKER) karya mahasiswa ITS. Foto/Dok/ITS
Adalah Talia Kamil (Teknik Mesin), Cindi Dwi Pramudita (Teknik Informatika), Rafif Fernanda (Teknik Elektro), Jauhari Azhar (Teknik Material dan Metalurgi), serta Raditya Rafie Johari (Manajemen Bisnis) yang menggagas inovasi tersebut.
Talia Kamil, sang ketua tim mengungkapkan bahwa SACKER merupakan jaket yang dilengkapi dengan komponen Global Positioning System (GPS) dan pulse sensor yang berfungsi untuk mendeteksi lokasi dan kondisi dari para pendaki. "Kedua komponen tersebut kami pilih dengan tujuan meminimalisir waktu pencarian jika terjadi kasus hilangnya pendaki," katanya melalui siaran pers, Kamis (22/7/2021).
Talia menambahkan, cara kerja komponen GPS pada SACKER adalah sebagai pengirim sinyal lokasi dari pendaki. Sedangkan komponen pulse sensor sendiri adalah sensor detak jantung yang dikoneksikan dengan lampu indikator untuk mengetahui kondisi detak jantung pendaki. Lampu akan menyala jika detak jantung sang pendaki di atas 90bpm.
Selain untuk mengetahui kondisi satu sama lain, lanjut Talia, lampu tersebut juga berguna untuk memudahkan pencarian korban pendakian saat tersesat atau hilang di malam hari. "Nantinya, data lokasi dan kondisi pendaki dikirim dengan modul komunikasi serial HC-12 yang akan ditampilkan di monitor pada pos registrasi," terangnya.
Menurut mahasiswa kelahiran Trenggalek ini, sebelumnya ada gagasan serupa terkait penelitian ini, di antaranya adalah pelampung dan sarung tangan pelacak lokasi. Bedanya adalah, inovasi mereka telah dilengkapi dengan GPS dan pulse sensor yang kemudian dikemas dalam bentuk jaket.
Berkat ide cemerlang ini, tim mereka berhasil meraih medali perak dalam ajang International Invention Competition for Young Moslem Scientists (IICYMS) 2021. Mengusung tajuk SACKER (Smart Jacket for Hiker): GPS and Pulse Sensor – Based Smart Jacket to Monitoring Track and Condition of Hiker, mereka berhasil merampungkan penelitian selama dua bulan berkat bimbingan dosen Teknik Mesin ITS, Ari Kurniawan Saputra ST MT.
Para juri, kata Talia, banyak memberikan komentar positif dan menawarkan bantuan untuk realisasi alat ke depannya. "Menurut mereka, inovasi kami cukup menarik dan dapat direalisasikan meski membutuhkan biaya tambahan untuk memperluas range dari modul transceiver pada alat," jelas mahasiswi Angkatan 2019 tersebut.
Meski begitu, Talia dan tim merasa masih belum dapat melakukan penyusunan prototipe beserta pengujiannya, mengingat penelitian mereka saat ini hanya berbentuk paper. Ke depan, dirinya berharap pandemi ini bisa segera berlalu sehingga gagasan ini dapat lebih mudah untuk dikembangkan. "Selain itu, kami juga berharap agar SACKER dapat terealisasikan dan diterima oleh banyak orang," pungkasnya.
Caption: Desain prototype Smart Jacket for Hiker (SACKER) karya mahasiswa ITS. Foto/Dok/ITS
(zik)