Pfizer Ajak Mahasiswa Indonesia Adu Gagasan Perkembangan Bioteknologi Kesehatan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemajuan bidang bioteknologi kesehatan telah memberikan dampak positif dalam beberapa dekade terakhir. Mulai dari pengembangan vaksin untuk menghambat penyebaran penyakit mematikan dan mewabah hingga pemetaan DNA manusia, sektor bioteknologi selalu menjadi garda terdepan dalam penciptaan terobosan baru dan kemajuan bidang kesehatan dunia.
Hasil studi Global Biotechnology Innovation Scorecard oleh Thinkbiotech menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi 52 dari 54 negara dalam hal perkembangan bioteknologi. Studi ini mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bioteknologi, antara lain inovasi dan riset, serta ekosistem pendidikan dan sumber daya manusia (SDM). Hal ini menunjukkan bahwa bioteknologi Indonesia memiliki ruang yang luas untuk bertumbuh.
Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia, Sulistyo Emantoko mengatakan bahwa mahasiswa memerankan peran yang strategis dalam pengembangan bioteknologi di Indonesia, “Mahasiswa hari ini merupakan peneliti, pelaku usaha, dan pemimpin industri masa depan yang akan mewujudkan bioteknologi kesehatan Indonesia yang unggul. Oleh karenanya, dengan dukungan berbagai pihak seperti Pfizer Indonesia, kami berupaya memfasilitasi dan memberikan kesempatan pada mereka untuk dapat meningkatkan kapabilitas masing-masing. Termasuk di antara upaya tersebut adalah kerja sama dengan sejumlah rekanan ataupun berpartisipasi dalam inisiatif yang secara aktif melibatkan mahasiswa, dosen dan peneliti di perguruan tinggi,” kata Sulistyo dalam webinar, Selasa (10/8/2021).
Sejalan dengan pendapat tersebut, serta untuk mendukung kemajuan bioteknologi kesehatan di Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, Pfizer Indonesia dan Tenggara Strategics mengundang mahasiswa program studi bioteknologi kesehatan di Indonesia untuk beradu gagasan dalam menciptakan inovasi maupun berbagi sumbangsih pemikiran terhadap penyusunan roadmap perkembangan bioteknologi kesehatan melalui program Pfizer Biotech Fellowship.
Dalam program ini, mereka nantinya juga berkesempatan untuk bertukar pikiran dengan peneliti profesional, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk dapat semakin mengembangkan wawasan mereka. Salah satu organisasi riset internasional yang akan terlibat adalah Multi-Regional Clinical Trials Center of Brigham and Women's Hospital and Harvard (MRCT Center). Mereka akan berbagi pengalaman dan keahlian mulai dari pengembangan obat inovatif dan penelitian di bidang bioteknologi kesehatan.
“Kami percaya dengan dukungan dan bimbingan yang mumpuni, mahasiswa dapat menghadirkan gagasan-gagasan yang dapat memberikan kontribusi nyata pada perkembangan bioteknologi Indonesia. Program Pfizer Biotech Fellowship menjadi sarana bagi mahasiswa dan civitas akademika lainnya untuk mengasah pemikiran sekaligus membuka wawasan melalui kompetisi antar mahasiswa dan diskusi interaktif bersama kelompok peneliti profesional dari dalam maupun luar negeri,” ujar Policy and Public Affairs Director Pfizer Indonesia Bambang Chriswanto.
Direktur eksekutif Tenggara Strategics, Riyadi Suparno menambahkan, “Melalui program ini nantinya para mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan manfaat berupa mentorship dari peneliti profesional serta dana pendidikan yang dapat digunakan untuk melanjutkan riset. Penerima manfaat program ini tidak hanya ditujukan bagi mahasiswa S1 saja, tetapi juga bagi mahasiswa S2 serta dosen dalam kategori program yang berbeda.”
Tiga kategori program Pfizer Biotech Fellowship adalah sebagai berikut:
1. Kompetisi mahasiswa sarjana
Kategori ini ditujukan bagi mahasiswa program sarjana yang sudah memasuki tahun ketiga perkuliahan. Peserta akan diminta membentuk tim yang terdiri dari tiga mahasiswa dan menulis esai ilmiah dari pilihan topik yang sudah ditentukan. Selama program berlangsung, peserta akan mendapatkan pendampingan dari peneliti profesional dari dalam maupun luar negeri, termasuk peneliti-peneliti dari Pfizer. Tiga tim terpilih juga akan berkesempatan mendapatkan dukungan dana pendidikan dengan nilai Rp75.000.000, Rp60.000.000, dan Rp50.000.000. Setidaknya 20 tim dari berbagai perguruan tinggi dijadwalkan akan mengikuti proses seleksi mulai Agustus ini.
2. Dana penelitian mahasiswa pascasarjana
Melalui kategori yang ditujukan bagi mahasiswa program magister ini, peserta dapat mengajukan permintaan dana penelitian untuk riset tesis dengan nilai sebesar Rp50.000.000 per orang. Peserta akan diminta untuk mengumpulkan proposal penelitian dan surat rekomendasi dari universitas untuk diseleksi. Peserta pada kategori ini juga akan akan mendapatkan bimbingan dan kesempatan berdikusi dengan komunitas peneliti global dan nasional, serta peneliti-peneliti unggulan Pfizer.
3. Pelatihan dosen dan peneliti
Kategori ini ditujukan bagi tenaga pengajar yang menerima rekomendasi dari universitas. Selain mendapatkan pelatihan dari akademisi dan peneliti internasional terkemuka, program ini diharapkan dapat menjadi ruang diskusi bagi para tenaga pengajar untuk dapat bersama-sama menyusun rekomendasi untuk memajukan bioteknologi kesehatan di Indonesia.
Pfizer Biotech Fellowship mengundang peserta dari 11 Fakultas Bioteknologi di Indonesia. Kesebelas kampus tersebut adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Andalas, Universitas Jember, Universitas Surabaya, Unika Atma Jaya, Universitas Esa Unggul, Universitas Pelita Harapan, i3L, Universitas Kristen Duta Wacana, dan Universitas Teknologi Sumbawa. Program beasiswa yang diberikan bersifat tidak mengikat dan tidak merupakan bagian dari proses rekrutmen perusahaan.
Program ini akan secara resmi diluncurkan pada Kamis, 12 Agustus 2021 melalui seminar nasional dengan topik “Penguatan SDM Bioteknologi Kesehatan sebagai Fondasi Resiliensi Sistem Kesehatan Nasional" yang akan menghadirkan pembicara kunci Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. Setelah itu, para peserta mahasiswa yang sudah terdaftar akan berkompetisi dan mulai diseleksi mulai akhir Agustus hingga November nanti. Peserta dosen dan peneliti akan mengikuti program penguatan kapasitas dan bersama-sama merumuskan pernyataan bersama sebagai masukan kepada pemangku kepentingan dalam memajukan bioteknologi kesehatan di Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan Pfizer Indonesia dan Tenggara Strategics melalui program Pfizer Biotech Fellowship ini. Kontribusi dari rekan-rekan pelaku industri sangat penting bagi kemajuan institusi perguruan tinggi dan SDM Indonesia,” pungkas Emantoko.
Hasil studi Global Biotechnology Innovation Scorecard oleh Thinkbiotech menunjukkan bahwa Indonesia menempati posisi 52 dari 54 negara dalam hal perkembangan bioteknologi. Studi ini mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan bioteknologi, antara lain inovasi dan riset, serta ekosistem pendidikan dan sumber daya manusia (SDM). Hal ini menunjukkan bahwa bioteknologi Indonesia memiliki ruang yang luas untuk bertumbuh.
Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia, Sulistyo Emantoko mengatakan bahwa mahasiswa memerankan peran yang strategis dalam pengembangan bioteknologi di Indonesia, “Mahasiswa hari ini merupakan peneliti, pelaku usaha, dan pemimpin industri masa depan yang akan mewujudkan bioteknologi kesehatan Indonesia yang unggul. Oleh karenanya, dengan dukungan berbagai pihak seperti Pfizer Indonesia, kami berupaya memfasilitasi dan memberikan kesempatan pada mereka untuk dapat meningkatkan kapabilitas masing-masing. Termasuk di antara upaya tersebut adalah kerja sama dengan sejumlah rekanan ataupun berpartisipasi dalam inisiatif yang secara aktif melibatkan mahasiswa, dosen dan peneliti di perguruan tinggi,” kata Sulistyo dalam webinar, Selasa (10/8/2021).
Sejalan dengan pendapat tersebut, serta untuk mendukung kemajuan bioteknologi kesehatan di Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, Pfizer Indonesia dan Tenggara Strategics mengundang mahasiswa program studi bioteknologi kesehatan di Indonesia untuk beradu gagasan dalam menciptakan inovasi maupun berbagi sumbangsih pemikiran terhadap penyusunan roadmap perkembangan bioteknologi kesehatan melalui program Pfizer Biotech Fellowship.
Dalam program ini, mereka nantinya juga berkesempatan untuk bertukar pikiran dengan peneliti profesional, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk dapat semakin mengembangkan wawasan mereka. Salah satu organisasi riset internasional yang akan terlibat adalah Multi-Regional Clinical Trials Center of Brigham and Women's Hospital and Harvard (MRCT Center). Mereka akan berbagi pengalaman dan keahlian mulai dari pengembangan obat inovatif dan penelitian di bidang bioteknologi kesehatan.
“Kami percaya dengan dukungan dan bimbingan yang mumpuni, mahasiswa dapat menghadirkan gagasan-gagasan yang dapat memberikan kontribusi nyata pada perkembangan bioteknologi Indonesia. Program Pfizer Biotech Fellowship menjadi sarana bagi mahasiswa dan civitas akademika lainnya untuk mengasah pemikiran sekaligus membuka wawasan melalui kompetisi antar mahasiswa dan diskusi interaktif bersama kelompok peneliti profesional dari dalam maupun luar negeri,” ujar Policy and Public Affairs Director Pfizer Indonesia Bambang Chriswanto.
Direktur eksekutif Tenggara Strategics, Riyadi Suparno menambahkan, “Melalui program ini nantinya para mahasiswa berkesempatan untuk mendapatkan manfaat berupa mentorship dari peneliti profesional serta dana pendidikan yang dapat digunakan untuk melanjutkan riset. Penerima manfaat program ini tidak hanya ditujukan bagi mahasiswa S1 saja, tetapi juga bagi mahasiswa S2 serta dosen dalam kategori program yang berbeda.”
Tiga kategori program Pfizer Biotech Fellowship adalah sebagai berikut:
1. Kompetisi mahasiswa sarjana
Kategori ini ditujukan bagi mahasiswa program sarjana yang sudah memasuki tahun ketiga perkuliahan. Peserta akan diminta membentuk tim yang terdiri dari tiga mahasiswa dan menulis esai ilmiah dari pilihan topik yang sudah ditentukan. Selama program berlangsung, peserta akan mendapatkan pendampingan dari peneliti profesional dari dalam maupun luar negeri, termasuk peneliti-peneliti dari Pfizer. Tiga tim terpilih juga akan berkesempatan mendapatkan dukungan dana pendidikan dengan nilai Rp75.000.000, Rp60.000.000, dan Rp50.000.000. Setidaknya 20 tim dari berbagai perguruan tinggi dijadwalkan akan mengikuti proses seleksi mulai Agustus ini.
2. Dana penelitian mahasiswa pascasarjana
Melalui kategori yang ditujukan bagi mahasiswa program magister ini, peserta dapat mengajukan permintaan dana penelitian untuk riset tesis dengan nilai sebesar Rp50.000.000 per orang. Peserta akan diminta untuk mengumpulkan proposal penelitian dan surat rekomendasi dari universitas untuk diseleksi. Peserta pada kategori ini juga akan akan mendapatkan bimbingan dan kesempatan berdikusi dengan komunitas peneliti global dan nasional, serta peneliti-peneliti unggulan Pfizer.
3. Pelatihan dosen dan peneliti
Kategori ini ditujukan bagi tenaga pengajar yang menerima rekomendasi dari universitas. Selain mendapatkan pelatihan dari akademisi dan peneliti internasional terkemuka, program ini diharapkan dapat menjadi ruang diskusi bagi para tenaga pengajar untuk dapat bersama-sama menyusun rekomendasi untuk memajukan bioteknologi kesehatan di Indonesia.
Pfizer Biotech Fellowship mengundang peserta dari 11 Fakultas Bioteknologi di Indonesia. Kesebelas kampus tersebut adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjadjaran, Universitas Andalas, Universitas Jember, Universitas Surabaya, Unika Atma Jaya, Universitas Esa Unggul, Universitas Pelita Harapan, i3L, Universitas Kristen Duta Wacana, dan Universitas Teknologi Sumbawa. Program beasiswa yang diberikan bersifat tidak mengikat dan tidak merupakan bagian dari proses rekrutmen perusahaan.
Program ini akan secara resmi diluncurkan pada Kamis, 12 Agustus 2021 melalui seminar nasional dengan topik “Penguatan SDM Bioteknologi Kesehatan sebagai Fondasi Resiliensi Sistem Kesehatan Nasional" yang akan menghadirkan pembicara kunci Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. Setelah itu, para peserta mahasiswa yang sudah terdaftar akan berkompetisi dan mulai diseleksi mulai akhir Agustus hingga November nanti. Peserta dosen dan peneliti akan mengikuti program penguatan kapasitas dan bersama-sama merumuskan pernyataan bersama sebagai masukan kepada pemangku kepentingan dalam memajukan bioteknologi kesehatan di Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan Pfizer Indonesia dan Tenggara Strategics melalui program Pfizer Biotech Fellowship ini. Kontribusi dari rekan-rekan pelaku industri sangat penting bagi kemajuan institusi perguruan tinggi dan SDM Indonesia,” pungkas Emantoko.
(mpw)