Ahli Gizi IPB University Ungkap Kehebatan Tahu bagi Kesehatan Tubuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selain lezat, tahu dikenal sebagai sumber protein nabati yang baik bagi pemenuhan nutrisi dan gizi tubuh. Makanan tradisional hasil fermentasi kacang kedelai ini bahkan menjadi alternatif pengganti daging.
Guru Besar IPB University bidang Keamanan Pangan dan Gizi Masyarakat Prof Ahmad Sulaeman menyebutkan, tren gaya hidup sehat telah menggiring masyarakat lebih sadar akan kesehatan pencernaan. Masyarakat mencari sumber protein berkelanjutan yang berasal dari nabati atau tumbuhan. Pemilihan tersebut mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan rasa yang sebanding dengan daging.
“Tahu merupakan sumber makanan nabati bergizi tinggi dan pengganti protein hewani terbaik yang bebas asam lemak jenuh dan kolesterol,” ungkapnya melalui siaran pers, Senin (6/9/2021).
Menurutnya, di beberapa negara, tahu menjadi sumber protein utama untuk memenuhi kebutuhan protein. Konsumsi tahu masih bisa ditingkatkan, jumlah konsumsi per kapita sama dengan 18 kali konsumsi daging sapi yang hanya 0,0008 kilogram per kapita per minggu.
Dia menjelaskan, Tahu bukan hanya produk serbaguna yang dapat digunakan untuk aneka hidangan. Tahu juga dipenuhi oleh zat gizi yang vital dan manfaat kesehatan yang bisa dirasakan. Tahu menyediakan berbagai zat gizi yang penting dan manfaat fisiologis karena kandungan proteinnya yang tinggi.
“Tahu juga mengandung lipid, vitamin, mineral, dan isoflavon. Karenanya, tahu dapat menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Bahkan dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, dan sebagainya akibat konsumsi protein hewani yang tinggi, " jelasnya.
Dikatakannya, tahu memiliki energi yang sangat rendah sehingga cocok sebagai pilihan menu diet rendah kalori. Tahu dapat memenuhi sepertiga kebutuhan protein harian. Mutu gizi protein di dalam tahu juga hampir sama hebatnya dengan daging atau susu.
“Selain memberikan manfaat gizi yang baik, ternyata tahu memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa.Tahu dapat menjadi alternatif protein hewani dan menguatkan tulang. Selain itu baik bagi kesehatan otak dan mengurangi berbagai risiko penyakit kardiovaskular,” jelasnya.
Dikatakannya, produksi tahu yang bermutu, aman, dan higenis bergantung pada teknologi pengolahan yang digunakan. Sehingga selain manfaat gizi kesehatan yang diperoleh optimal, keracunan dan penyakit kronis juga dapat dicegah. Produsen memperoleh keuntungan maksimal dan terhindar dari jeratan hukum.
“Proses pengolahan ini akan sangat mempengaruhi mutu dan keamanan tahu, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk memproduksi tahu dengan mutu yang tinggi, gizi tinggi, dan cita rasanya mantap. Karena dalam produksi tahu ini melibatkan berbagai tahapan yang kompleks seperti pemilihan kedelai, penggunaan penggumpal yang tepat, dan pengemasan tahu,” jelasnya.
Ditandaskannya, produsen perlu memahami titik kritis dalam pengolahan tahu. Untuk membuat produk tahu berkualitas tinggi, sangat penting untuk memahami secara sistematis faktor-faktor kritis yang mempengaruhi mutu tahu. Misalnya pada tahap koagulasi, yang melibatkan pemilihan koagulan. Mutu produk akhir dan rendemen tahu dapat dipengaruhi oleh tipe koagulan yang berbeda.
Lihat Juga: Dosen Brawijaya Ciptakan Alat Pengelolaan Hutan Berbasis AI, Mampu Mitigasi Kebakaran dan Banjir
Guru Besar IPB University bidang Keamanan Pangan dan Gizi Masyarakat Prof Ahmad Sulaeman menyebutkan, tren gaya hidup sehat telah menggiring masyarakat lebih sadar akan kesehatan pencernaan. Masyarakat mencari sumber protein berkelanjutan yang berasal dari nabati atau tumbuhan. Pemilihan tersebut mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan rasa yang sebanding dengan daging.
“Tahu merupakan sumber makanan nabati bergizi tinggi dan pengganti protein hewani terbaik yang bebas asam lemak jenuh dan kolesterol,” ungkapnya melalui siaran pers, Senin (6/9/2021).
Menurutnya, di beberapa negara, tahu menjadi sumber protein utama untuk memenuhi kebutuhan protein. Konsumsi tahu masih bisa ditingkatkan, jumlah konsumsi per kapita sama dengan 18 kali konsumsi daging sapi yang hanya 0,0008 kilogram per kapita per minggu.
Dia menjelaskan, Tahu bukan hanya produk serbaguna yang dapat digunakan untuk aneka hidangan. Tahu juga dipenuhi oleh zat gizi yang vital dan manfaat kesehatan yang bisa dirasakan. Tahu menyediakan berbagai zat gizi yang penting dan manfaat fisiologis karena kandungan proteinnya yang tinggi.
“Tahu juga mengandung lipid, vitamin, mineral, dan isoflavon. Karenanya, tahu dapat menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Bahkan dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes, dan sebagainya akibat konsumsi protein hewani yang tinggi, " jelasnya.
Dikatakannya, tahu memiliki energi yang sangat rendah sehingga cocok sebagai pilihan menu diet rendah kalori. Tahu dapat memenuhi sepertiga kebutuhan protein harian. Mutu gizi protein di dalam tahu juga hampir sama hebatnya dengan daging atau susu.
“Selain memberikan manfaat gizi yang baik, ternyata tahu memberikan manfaat kesehatan yang luar biasa.Tahu dapat menjadi alternatif protein hewani dan menguatkan tulang. Selain itu baik bagi kesehatan otak dan mengurangi berbagai risiko penyakit kardiovaskular,” jelasnya.
Dikatakannya, produksi tahu yang bermutu, aman, dan higenis bergantung pada teknologi pengolahan yang digunakan. Sehingga selain manfaat gizi kesehatan yang diperoleh optimal, keracunan dan penyakit kronis juga dapat dicegah. Produsen memperoleh keuntungan maksimal dan terhindar dari jeratan hukum.
“Proses pengolahan ini akan sangat mempengaruhi mutu dan keamanan tahu, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk memproduksi tahu dengan mutu yang tinggi, gizi tinggi, dan cita rasanya mantap. Karena dalam produksi tahu ini melibatkan berbagai tahapan yang kompleks seperti pemilihan kedelai, penggunaan penggumpal yang tepat, dan pengemasan tahu,” jelasnya.
Ditandaskannya, produsen perlu memahami titik kritis dalam pengolahan tahu. Untuk membuat produk tahu berkualitas tinggi, sangat penting untuk memahami secara sistematis faktor-faktor kritis yang mempengaruhi mutu tahu. Misalnya pada tahap koagulasi, yang melibatkan pemilihan koagulan. Mutu produk akhir dan rendemen tahu dapat dipengaruhi oleh tipe koagulan yang berbeda.
Lihat Juga: Dosen Brawijaya Ciptakan Alat Pengelolaan Hutan Berbasis AI, Mampu Mitigasi Kebakaran dan Banjir
(mpw)