Shoffan Mujahid, Mahasiswa UNS Pendiri Sekolah Gratis untuk Anak Tak Mampu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memiliki segudang mahasiswa hebat. Mereka tidak saja berprestasi di ranah akademik, namun juga memiliki kiprah pengabdian masyarakat yang luar biasa.
Salah satunya adalah Shoffan Mujahid. Ia adalah mahasiswa asal Program Studi (Prodi) S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS yang mendirikan sekolah untuk anak-anak dari keluarga membutuhkan yang tinggal di pinggiran kota Surakarta.
Sekolah tersebut bernama Sekolah Generasi Indonesia yang merupakan implementasi program dari komunitas Bersamabisa.id. Adapun, komunitas Bersamabisa.id juga didirikan oleh Shoffan Mujahid. Sekolah Generasi Indonesia ini diresmikan pada Minggu (22/8/2021). Lokasinya terletak di RT 03/ RW 36 Kampung Mipitan, Mojosongo, Jebres, Surakarta.
Shoffan yang merupakan mahasiswa angkatan 2019 ini menuturkan, Sekolah Generasi Indonesia ditujukan untuk meningkatkan wawasan, membentuk karakter mulia, meningkatkan soft skill dan menunjang sekolah formal bagi anak-anak yang tinggal di pinggiran sungai.
“Identitas sekolah ini adalah sekolah gratis untuk masyarakat marjinal kota, pinggiran-pinggiran kota yang kurang mampu. Nah, dan pinggirannya juga di pinggir sungai dan memang tujuan kita sederhana aja,” ungkapnya.
Dia mengatakan, keinginannya untuk mendirikan Sekolah Generasi Indonesia dilatarbelakangi oleh panggilan hatinya sebagai kaum terpelajar. “Alasannya, tanggung jawab sebagai orang terdidik untuk menciptakan orang terdidik lainnya,” katanya.
Shoffan Mujahid menceritakan, sebelum Sekolah Generasi Indonesia resmi berdiri, komunitas Bersamabisa.id sempat melakukan penjajakan dan merencanakan pendirian sekolah di pinggiran rel di Pasar Nusukan, Surakarta. Namun, rencana tersebut harus diubah.
“Dulu sebenarnya endak di sini. Ada lembaga yang minta program di situ kemudian kami serahkan dan pindah ke sini. Kemudian, kita cari assessment di sini dan ternyata aksesnya lebih deket, warganya lebih membutuhkan dan tempatnya strategis dekat masjid dan lapangan,” terang Shoffan Mujahid.
Untuk menyiapkan Sekolah Generasi Indonesia, Shoffan Mujahid bersama rekan-rekannya telah mempersiapkan segala sesuatunya secara matang. Salah satunya dengan menunjuk kepala sekolah dan membuka perekrutan relawan untuk ditempatkan dalam struktural organisasi sekolah.
Shoffan Mujahid menerangkan, pihaknya sudah membuka perekrutan relawan untuk Sekolah Generasi Indonesia sejak Juli lalu. Dan, akhirnya terpilih puluhan relawan.
“Strukturnya sudah lengkap. Kalau di sekolah ada Steering Committee (SC), kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan staf pengajar. Ada 45-an (red: relawan). Ada fungsionalnya masing-masing namun mereka juga berhak untuk mengajar,” tambahnya.
Saat ditanya soal pendanaan Sekolah Generasi Indonesia, ia menyampaikan pihaknya mendapat dukungan dari Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Dr. Sutanto. Selain memberikan dukungan berupa dana, Dr. Sutanto juga menjadi pembina di Sekolah Generasi Indonesia.
Dukungan yang diberikan Dr. Sutanto, disebut Shoffan Mujahid berawal dari kecocokan visi yang dimiliki keduanya. Bahkan, Dr. Sutanto menghubungi Shoffan Mujahid secara langsung untuk membicarakan pendirian Sekolah Generasi Indonesia.
“Kebetulan ini kemarin dapat sedikit pendanaan dari rektorat, khususnya dari Pak Sutanto. Tapi, kan ini ndak mungkin setiap tahun dan kita akan fundraising mandiri dari website,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan harapannya agar Sekolah Generasi Indonesia yang menjadi program dari komunitas Bersamabisa.id dapat terus berkesinambungan di masa yang akan datang.
“Jadi, ini program berkelanjutan sampai kapan pun akan menjadi warisan dari teman-teman semuanya dan akan ada selalu pergantian regenerasi periodik dan teman-teman ada kesempatan untuk di sini, dari berbagai fakultas, prodi, daerah, dan latar belakang apapun kompetensi apapun bisa untuk mewakafkan diri untuk masyarakat,” pungkasnya.
Salah satunya adalah Shoffan Mujahid. Ia adalah mahasiswa asal Program Studi (Prodi) S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS yang mendirikan sekolah untuk anak-anak dari keluarga membutuhkan yang tinggal di pinggiran kota Surakarta.
Sekolah tersebut bernama Sekolah Generasi Indonesia yang merupakan implementasi program dari komunitas Bersamabisa.id. Adapun, komunitas Bersamabisa.id juga didirikan oleh Shoffan Mujahid. Sekolah Generasi Indonesia ini diresmikan pada Minggu (22/8/2021). Lokasinya terletak di RT 03/ RW 36 Kampung Mipitan, Mojosongo, Jebres, Surakarta.
Shoffan yang merupakan mahasiswa angkatan 2019 ini menuturkan, Sekolah Generasi Indonesia ditujukan untuk meningkatkan wawasan, membentuk karakter mulia, meningkatkan soft skill dan menunjang sekolah formal bagi anak-anak yang tinggal di pinggiran sungai.
“Identitas sekolah ini adalah sekolah gratis untuk masyarakat marjinal kota, pinggiran-pinggiran kota yang kurang mampu. Nah, dan pinggirannya juga di pinggir sungai dan memang tujuan kita sederhana aja,” ungkapnya.
Dia mengatakan, keinginannya untuk mendirikan Sekolah Generasi Indonesia dilatarbelakangi oleh panggilan hatinya sebagai kaum terpelajar. “Alasannya, tanggung jawab sebagai orang terdidik untuk menciptakan orang terdidik lainnya,” katanya.
Shoffan Mujahid menceritakan, sebelum Sekolah Generasi Indonesia resmi berdiri, komunitas Bersamabisa.id sempat melakukan penjajakan dan merencanakan pendirian sekolah di pinggiran rel di Pasar Nusukan, Surakarta. Namun, rencana tersebut harus diubah.
“Dulu sebenarnya endak di sini. Ada lembaga yang minta program di situ kemudian kami serahkan dan pindah ke sini. Kemudian, kita cari assessment di sini dan ternyata aksesnya lebih deket, warganya lebih membutuhkan dan tempatnya strategis dekat masjid dan lapangan,” terang Shoffan Mujahid.
Untuk menyiapkan Sekolah Generasi Indonesia, Shoffan Mujahid bersama rekan-rekannya telah mempersiapkan segala sesuatunya secara matang. Salah satunya dengan menunjuk kepala sekolah dan membuka perekrutan relawan untuk ditempatkan dalam struktural organisasi sekolah.
Shoffan Mujahid menerangkan, pihaknya sudah membuka perekrutan relawan untuk Sekolah Generasi Indonesia sejak Juli lalu. Dan, akhirnya terpilih puluhan relawan.
“Strukturnya sudah lengkap. Kalau di sekolah ada Steering Committee (SC), kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan staf pengajar. Ada 45-an (red: relawan). Ada fungsionalnya masing-masing namun mereka juga berhak untuk mengajar,” tambahnya.
Saat ditanya soal pendanaan Sekolah Generasi Indonesia, ia menyampaikan pihaknya mendapat dukungan dari Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Dr. Sutanto. Selain memberikan dukungan berupa dana, Dr. Sutanto juga menjadi pembina di Sekolah Generasi Indonesia.
Dukungan yang diberikan Dr. Sutanto, disebut Shoffan Mujahid berawal dari kecocokan visi yang dimiliki keduanya. Bahkan, Dr. Sutanto menghubungi Shoffan Mujahid secara langsung untuk membicarakan pendirian Sekolah Generasi Indonesia.
“Kebetulan ini kemarin dapat sedikit pendanaan dari rektorat, khususnya dari Pak Sutanto. Tapi, kan ini ndak mungkin setiap tahun dan kita akan fundraising mandiri dari website,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan harapannya agar Sekolah Generasi Indonesia yang menjadi program dari komunitas Bersamabisa.id dapat terus berkesinambungan di masa yang akan datang.
“Jadi, ini program berkelanjutan sampai kapan pun akan menjadi warisan dari teman-teman semuanya dan akan ada selalu pergantian regenerasi periodik dan teman-teman ada kesempatan untuk di sini, dari berbagai fakultas, prodi, daerah, dan latar belakang apapun kompetensi apapun bisa untuk mewakafkan diri untuk masyarakat,” pungkasnya.
(mpw)