Ini 10 Gagasan Terbaik Peserta Pfizer Biotech Fellowship
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pfizer Biotech Fellowship , program fellowship dan beasiswa yang diinisiasi Pfizer Indonesia bersama Tenggara Strategics untuk mahasiswa-mahasiswa bioteknologi kesehatan di Indonesia, kini telah memasuki babak baru. Para reviewer telah memilih 10 gagasan terbaik dari para peserta kategori mahasiswa S1 dan mahasiswa S2 yang akan melaju ke tahap berikutnya.
Kesepuluh gagasan tersebut berusaha memberikan solusi terhadap isu-isu terhangat di industri bioteknologi saat ini. Beberapa gagasan tersebut di antaranya terkait sistem ketanggapan dini terhadap beberapa jenis penyakit, eksplorasi peran Indonesia dalam rantai pasok global, dan pencegahan bioterorisme.
Peneliti Senior dan Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Farmasi UI Prof. Dr. apt. Amarila Malik, M.Si. mengaku bangga bagaimana para pemikir-pemikir muda menyampaikan gagasan-gagasan yang cemerlang. Hal ini, lanjut dia, sungguh membesarkan hati dan optimisme dirinya sebagai peneliti senior, dan tentu juga bagi pelaku industri, terhadap masa depan industri bioteknologi di Indonesia.
"Saya yakin melalui pengayaan materi dan penajaman gagasan yang para peserta program dapatkan dari program fellowship ini, maka kedepannya ide-ide tersebut akan dapat diwujudkan dan memberikan dampak nyata bagi perkembangan industri, yang tentu saja dengan melibatkan dukungan nyata dari Pemerintah," ujar Prof. Amarila Malik yang juga perwakilan reviewer Pfizer Biotech Fellowship.
Berdasar urutan abjad, berikut merupakan daftar sepuluh gagasan terbaik yang akan ditandingkan kembali di babak selanjutnya dalam kategori Undergraduate Competition:
Contract Development and Manufacture Organization Sebagai Strategi dalam Membangun Kemampuan Bioteknologi Medis Indonesia, karya Tim We-rNA (Alvian Christian, Musa Djuan Alvindja, dan Novanka dari Universitas Pelita Harapan).
Ekosistem Kebijakan Biodefense: Cegah Bahaya Bioterorisme 2022, karya Tim Alatur (Stanley Christy Satriya Jati Karundeng, Verrent Vanessa, dan Audrey Belinda dari Universitas Surabaya).
Indonesian Vaccine Designer Academy (IVDA): Suatu Oasis dalam Mendukung Program Percepatan Kemandirian Vaksin Nasional, karya Tim Ext-Men (Fadhil Ammar, Ahmad Yafi, dan Roni Kurniawan dari Universitas Teknologi Sumbawa).
Kesepuluh gagasan tersebut berusaha memberikan solusi terhadap isu-isu terhangat di industri bioteknologi saat ini. Beberapa gagasan tersebut di antaranya terkait sistem ketanggapan dini terhadap beberapa jenis penyakit, eksplorasi peran Indonesia dalam rantai pasok global, dan pencegahan bioterorisme.
Peneliti Senior dan Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Farmasi UI Prof. Dr. apt. Amarila Malik, M.Si. mengaku bangga bagaimana para pemikir-pemikir muda menyampaikan gagasan-gagasan yang cemerlang. Hal ini, lanjut dia, sungguh membesarkan hati dan optimisme dirinya sebagai peneliti senior, dan tentu juga bagi pelaku industri, terhadap masa depan industri bioteknologi di Indonesia.
"Saya yakin melalui pengayaan materi dan penajaman gagasan yang para peserta program dapatkan dari program fellowship ini, maka kedepannya ide-ide tersebut akan dapat diwujudkan dan memberikan dampak nyata bagi perkembangan industri, yang tentu saja dengan melibatkan dukungan nyata dari Pemerintah," ujar Prof. Amarila Malik yang juga perwakilan reviewer Pfizer Biotech Fellowship.
Berdasar urutan abjad, berikut merupakan daftar sepuluh gagasan terbaik yang akan ditandingkan kembali di babak selanjutnya dalam kategori Undergraduate Competition:
Contract Development and Manufacture Organization Sebagai Strategi dalam Membangun Kemampuan Bioteknologi Medis Indonesia, karya Tim We-rNA (Alvian Christian, Musa Djuan Alvindja, dan Novanka dari Universitas Pelita Harapan).
Ekosistem Kebijakan Biodefense: Cegah Bahaya Bioterorisme 2022, karya Tim Alatur (Stanley Christy Satriya Jati Karundeng, Verrent Vanessa, dan Audrey Belinda dari Universitas Surabaya).
Indonesian Vaccine Designer Academy (IVDA): Suatu Oasis dalam Mendukung Program Percepatan Kemandirian Vaksin Nasional, karya Tim Ext-Men (Fadhil Ammar, Ahmad Yafi, dan Roni Kurniawan dari Universitas Teknologi Sumbawa).