Ini 10 Gagasan Terbaik Peserta Pfizer Biotech Fellowship

Senin, 04 Oktober 2021 - 18:34 WIB
loading...
Ini 10 Gagasan Terbaik Peserta Pfizer Biotech Fellowship
Pfizer Biotech Fellowship. Foto/Dok/Pfizer Indonesia
A A A
JAKARTA - Pfizer Biotech Fellowship , program fellowship dan beasiswa yang diinisiasi Pfizer Indonesia bersama Tenggara Strategics untuk mahasiswa-mahasiswa bioteknologi kesehatan di Indonesia, kini telah memasuki babak baru. Para reviewer telah memilih 10 gagasan terbaik dari para peserta kategori mahasiswa S1 dan mahasiswa S2 yang akan melaju ke tahap berikutnya.

Kesepuluh gagasan tersebut berusaha memberikan solusi terhadap isu-isu terhangat di industri bioteknologi saat ini. Beberapa gagasan tersebut di antaranya terkait sistem ketanggapan dini terhadap beberapa jenis penyakit, eksplorasi peran Indonesia dalam rantai pasok global, dan pencegahan bioterorisme.



Peneliti Senior dan Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Farmasi UI Prof. Dr. apt. Amarila Malik, M.Si. mengaku bangga bagaimana para pemikir-pemikir muda menyampaikan gagasan-gagasan yang cemerlang. Hal ini, lanjut dia, sungguh membesarkan hati dan optimisme dirinya sebagai peneliti senior, dan tentu juga bagi pelaku industri, terhadap masa depan industri bioteknologi di Indonesia.

"Saya yakin melalui pengayaan materi dan penajaman gagasan yang para peserta program dapatkan dari program fellowship ini, maka kedepannya ide-ide tersebut akan dapat diwujudkan dan memberikan dampak nyata bagi perkembangan industri, yang tentu saja dengan melibatkan dukungan nyata dari Pemerintah," ujar Prof. Amarila Malik yang juga perwakilan reviewer Pfizer Biotech Fellowship.

Berdasar urutan abjad, berikut merupakan daftar sepuluh gagasan terbaik yang akan ditandingkan kembali di babak selanjutnya dalam kategori Undergraduate Competition:



Contract Development and Manufacture Organization Sebagai Strategi dalam Membangun Kemampuan Bioteknologi Medis Indonesia, karya Tim We-rNA (Alvian Christian, Musa Djuan Alvindja, dan Novanka dari Universitas Pelita Harapan).

Ekosistem Kebijakan Biodefense: Cegah Bahaya Bioterorisme 2022, karya Tim Alatur (Stanley Christy Satriya Jati Karundeng, Verrent Vanessa, dan Audrey Belinda dari Universitas Surabaya).

Indonesian Vaccine Designer Academy (IVDA): Suatu Oasis dalam Mendukung Program Percepatan Kemandirian Vaksin Nasional, karya Tim Ext-Men (Fadhil Ammar, Ahmad Yafi, dan Roni Kurniawan dari Universitas Teknologi Sumbawa).

Pembangunan Labspace untuk Mendukung Perkembangan Bioteknologi Medis di Indonesia, karya Tim Humboldt (Devina Checylia Setiawan, Velecia Salim, dan Wenny Novella dari Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L)).

Pencegahan dan Pengobatan Thalasemia Beta Mayor di Indonesia dengan Menggunakan Bioteknologi, karya Tim Zipyourgenes (Vania Austine Callista Timotius, Christa Anggelia Sulistio, dan Nathania Calista Putri dari Universitas Pelita Harapan).

Pengembangan Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT) Berdasarkan Uji Metilasi pada Cell-Free FetalDNA untuk Pencegahan Perkembangan Diabetes di Indonesia, karya Tim Reverie (Tassya Prajna Paramita Riansyah, Aurelia Christabella Wincent Oey, dan Tiffany Evelyn Angki dari Universitas Surabaya).

Rantai Pasok Global NIPT-Based Deteksi Dini Diabetes dan Implikasinya untuk BPJS dalam Jangka Panjang, karya Tim DIAMED (Ivy Erinia, Celine Imanuel Hermanto, dan Fransisca Aurelia Rahmad dari Universitas Surabaya).

Sistem Ketanggapan Dini yang Smart dan Terintegrasi untuk Menghadapi Outbreak di Indonesia, karya Tim PEDeS (Enjelia Febriani, Jonathan Suciono Purnomo, dan Regina Arissaputri dari Universitas Pelita Harapan).

Strategi Imperatif untuk Mengembangkan Kapabilitas Bioteknologi Kesehatan di Indonesia: Sebuah Studi Komparatif dengan Korea Selatan, karya Tim THE RISING BIOT3CH (Clara Ayu Widjojo, Hennie, dan Jesslyn Audrey Virginia dari Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L)).

Tiga Kunci Imperatif Sebagai Pondasi Eksplorasi Bahan Baku Bioteknologi Medis di Indonesia: Penelitian dan Pengembangan, Infrastruktur, dan Komersialisasi, karya Tim UNLOCKED (Deby Cyntia Chandra, Jessica Renata Wijaya Tumboimbela, dan Reza Hanun Alyaa dari Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L)).

Untuk kategori mahasiswa S2, mayoritas peserta mengajukan proposal penelitian dengan tema seputar akses yang lebih luas terhadap terapi inovatif dan terobosan pengobatan dalam bioteknologi kesehatan. Berdasarkan abjad, berikut daftar lengkap peserta kategori mahasiswa S2 yang lolos ke tahap berikutnya;

Alfandy Hermansyah dari Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Bramadi Arya dari Universitas Gadjah Mada
Denny Nyotohadi dari Universitas Surabaya
Fauziah Novita Putri Rifai dari Universitas Gadjah Mada
Indriana Pratiwi dari Universitas Gadjah Mada
Leny Yulia Widia Sari dari Universitas Jember
Natasha Felicia Karnadi dari Universitas Surabaya
Nurina Indirayati dari Universitas Gadjah Mada
Nurul Istinaroh dari Universitas Jember
Rizka Ayu Febriani dari Universitas Jember

Sepuluh besar Pfizer Biotech Fellowship kategori mahasiswa S1 akan beradu dan diseleksi kembali menjadi 5 tim finalis, sedangkan 10 besar kategori mahasiswa S2 akan melewati pengayaan sebelum akhirnya dipilih peserta yang berhak mendapatkan dana bantuan pendidikan dari Pfizer.

Mahasiswa peserta Pfizer Biotech Fellowship kategori S2 dan 10 tim dengan gagasan terbaik dari kategori S1 akan mengikuti rangkaian pelatihan dan pembekalan daring untuk mempertajam pemikiran mereka. Pelatihan daring yang akan dimulai pada tanggal 7-21 Oktober 2021 ini akan dibimbing pakar dan peneliti level nasional dan internasional.

Termasuk di antaranya para pakar dari Kjeldgaard LLC dan Multi-Regional Clinical Trial (MRCT) Center of Brigham and Women’s Hospital and Harvard yang akan membagikan pengetahuan mengenai kekayaan intelektual dan inovasi bioteknologi kesehatan.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2390 seconds (0.1#10.140)