Strategi Menjadi Guru Besar dari Profesor Muda IPB University

Senin, 25 Oktober 2021 - 19:20 WIB
loading...
Strategi Menjadi Guru...
Rektor IPB University Prof Arif Satria. Foto/Dok/IPB
A A A
JAKARTA - Profesor sebagai gelar akademik tertinggi, selaras pula dengan tanggung jawabnya yang tinggi terhadap bidang keilmuan yang didalami. IPB University dalam agenda rutinnya Professor Insight mengangkat kisah, perjuangan dan strategi menjadi guru besar yang dilaksanakan secara daring.

“Proses ini butuh mindset yang kuat bahwa kita bisa. Yang penting semangatnya itu harus selalu dijaga. Dengan semangat yang kuat ingin menjadi profesor, kita juga bisa memberikan semangat untuk yang lain,” ujar Rektor IPB University , Prof Arif Satria melalui siaran pers, Senin (25/20/2021).



Adapun dinamika itu, lanjutnya, adalah hal yang biasa. IPB University berusaha semaksimal mungkin menyediakan instrumen-instrumen yang dapat memudahkan para dosen.

Prof Agus Purwito sebagai Wakil Rektor bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan menyampaikan, “Kenaikan pangkat itu adalah kewajiban sekaligus hak untuk dapat mengembangkan karir. Guru besar itu bukan gelar, tetapi jabatan. Jabatan guru besar harus diraih. Saat ini jumlah guru besar di IPB University sudah ada 202 orang,” katanya.

Menurutnya, persiapan terkait dokumen perlu dilakukan agar dapat diberikan tips oleh pembicara kita. Ia berharap acara ini dapat menginspirasi dan dapat memberikan pengalaman dari pembicara.



Sebagai pembicara, Prof Anuraga Jayanegara, Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University mengatakan, seringkali para dosen hanya fokus pada tujuan namun tidak merencanakannya. Menurutnya, dapat menulis jurnal adalah sebuah skill, bukan genetik. Kuncinya adalah keseimbangan yaitu pada karir dan keluarga.

“Baik akal, fisik, maupun mentalitas. Dan melakukan time management yang baik. Mudahkanlah urusan orang lain, tidak berbuat dzalim/berlaku adil, insyaAllah urusan kita juga akan dimudahkan,” terang Prof Anuraga Jayanegara.

Sementara itu, Prof Uju, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan menceritakan tiga artikelnya sempat ditolak. Ini karena ada bahan kajian yang bukan komoditas perikanan sehingga nilai Angka Kredit Dosen (KUM) 550 tidak tercapai. Hal ini pun kemudian mendorongnya melakukan strategi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3633 seconds (0.1#10.140)