Begini Dampak Pandemi Covid-19 pada Anak Usia Prasekolah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Namun ternyata, kondisi pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kehidupan orang dewasa saja tetapi juga pada anak-anak usia prasekolah.
Dr. Primatia Yogi Wulandari, S.Psi., M.Si., Psikolog, salah satu dosen di Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga (Unair) mengungkapkan bahwa banyak situasi tidak menyenangkan yang dihadapi anak selama pandemi Covid-19.
“Dari penelitian terbaru yang dilaksanakan selama pandemi, anak-anak usia prasekolah hingga remaja turut merasakan kecemasan yang berantai dari lingkungan mereka,” papar Primatia dilansir dari laman resmi Unair di unair.ac.id, Selasa (30/11/2021).
Ia menuturkan bahwa emosi negatif seperti cemas, gelisah, dan khawatir yang ditunjukkan oleh orang tua atau anggota keluarga lain akan memberi dampak kepada anak bila tidak dikelola dengan baik.
Pembatasan fisik dan sosial yang diberlakukan oleh pemerintah juga turut berdampak pada anak usia prasekolah. Seperti yang telah kita ketahui bahwa anak usia prasekolah memiliki kebutuhan akan kegiatan bermain yang tinggi. Mereka tumbuh dan berkembang termasuk juga mengeksplorasi lingkungan sosial mereka dengan bermain.
“Anak-anak akan merasakan kejenuhan karena tidak semua rumah mempunyai alat bermain anak yang komplit terutama untuk permainan motorik kasar. Selain itu, mereka juga tidak mendapat kesempatan berinteraksi dengan teman sebaya,” ungkap Primatia.
Bagi para remaja, opsi untuk berinteraksi dengan teman sebayanya mungkin masih ada seperti menggunakan layanan video conference. Namun, anak-anak belum bisa mengalihkan kebutuhan sosial seperti pada remaja dan dewasa sehingga dapat dipastikan bahwa anak akan bingung dengan apa yang harus mereka lakukan.
Primatia juga mengungkapkan bahwa banyak anak usia prasekolah yang cenderung tantrum selama masa pandemi ini. “Kadang ada anak yang sudah matang secara emosi, namun saat pandemi justru rewel, gampang marah, dan sebagainya,” terang Primatia.
Dr. Primatia Yogi Wulandari, S.Psi., M.Si., Psikolog, salah satu dosen di Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga (Unair) mengungkapkan bahwa banyak situasi tidak menyenangkan yang dihadapi anak selama pandemi Covid-19.
“Dari penelitian terbaru yang dilaksanakan selama pandemi, anak-anak usia prasekolah hingga remaja turut merasakan kecemasan yang berantai dari lingkungan mereka,” papar Primatia dilansir dari laman resmi Unair di unair.ac.id, Selasa (30/11/2021).
Ia menuturkan bahwa emosi negatif seperti cemas, gelisah, dan khawatir yang ditunjukkan oleh orang tua atau anggota keluarga lain akan memberi dampak kepada anak bila tidak dikelola dengan baik.
Pembatasan fisik dan sosial yang diberlakukan oleh pemerintah juga turut berdampak pada anak usia prasekolah. Seperti yang telah kita ketahui bahwa anak usia prasekolah memiliki kebutuhan akan kegiatan bermain yang tinggi. Mereka tumbuh dan berkembang termasuk juga mengeksplorasi lingkungan sosial mereka dengan bermain.
“Anak-anak akan merasakan kejenuhan karena tidak semua rumah mempunyai alat bermain anak yang komplit terutama untuk permainan motorik kasar. Selain itu, mereka juga tidak mendapat kesempatan berinteraksi dengan teman sebaya,” ungkap Primatia.
Bagi para remaja, opsi untuk berinteraksi dengan teman sebayanya mungkin masih ada seperti menggunakan layanan video conference. Namun, anak-anak belum bisa mengalihkan kebutuhan sosial seperti pada remaja dan dewasa sehingga dapat dipastikan bahwa anak akan bingung dengan apa yang harus mereka lakukan.
Primatia juga mengungkapkan bahwa banyak anak usia prasekolah yang cenderung tantrum selama masa pandemi ini. “Kadang ada anak yang sudah matang secara emosi, namun saat pandemi justru rewel, gampang marah, dan sebagainya,” terang Primatia.