87 Profesor Luar Negeri dan Indonesia Kolaborasi di World Class Professor 2021

Jum'at, 10 Desember 2021 - 05:13 WIB
loading...
87 Profesor Luar Negeri dan Indonesia Kolaborasi di World Class Professor 2021
Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Prof Nizam. Foto/tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Sebanyak 87 profesor yang terdiri dari 76 profesor luar negeri, diaspora Indonesia, dan 11 profesor dari dalam negeri tergabung dalam program World Class Professor (WCP). Kegiatan yang digelar Kemendikbudristek tersebut bertujuan untuk membangun sinergi antara kampus Indonesia dengan kampus kelas dunia.

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi ( Diktiristek ) Kemendikbudristek Prof Nizam mengatakan, melalui WCP Kemendikbudristek ingin adanya pertukaran ide atau pun praktik baik dari pakar kelas internasional dan juga keahlian dari profesor ke dalam kampus Tanah Air. Sekaligus bisa membawa karya dari akademisi di dalam negeri ke panggung dunia.



Nizam menjelaskan, WCP memiliki 2 tujuan. Pertama, membawa pengalaman-pengalaman para pakar kelas dunia untuk bisa membangun kapasitas penelitian dosen dan peneliti. Khususnya kapasitas para dosen muda melalui bimbingan para profesor kelas dunia ini.

"Selain itu juga membawa karya dari para profesor dan dosen muda kita ke panggung dunia. Karena kalau tidak digandeng oleh mereka yang sudah terkenal itu sulit bisa masuk ke jurnal kelas dunia," katanya pada Annual Webinar World Class Professor 2021 di Jakarta, Kamis (9/12/2021).

Nizam mengatakan, meskipun dana penelitian di Indonesia masih terbilang rendah namun produktivitasnya tidak kalah dengan negara lain. "Kalau kita melihat peringkat publikasi internasional Indonesia saat ini sudah berada di peringkat 21 dunia. Dari peringkat 54 antara 6-7 tahun yang lalu," ujarnya.



Dia menjelaskan, meskipun jumlah publikasi internasional sudah meningkat berlipat kali namun ada satu tugas yang mesti diselesaikan. Yakni meningkatkan kualitas dari publikasi internasional dan juga relevansi dari penelitian dan publikasinya.

Nizam menuturkan, kualitas itu berarti publikasi internasional yang dibuat itu dapat menjadi referensi pakar seluruh dunia. "Relevansi itu publikasi riset dapat menjawab permasalahan masyarakat atau relevan dengan pembangunan di tanah air," ucapnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1902 seconds (0.1#10.140)