Ukrida Gelar Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Rabu, 29 Desember 2021 - 15:27 WIB
loading...
Ukrida Gelar Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Ukrida Jakarta menggelar seminar hasil Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) Jakarta menggelar seminar hasil Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa. Seminar yang digelar secara hybrid ini dilaksanakan di Mercure Hotel, Ancol, Jakarta (Senin/12/2021).

Dalam sambutan Rektor Ukrida, Wani Devita Gunardi menyampaikan terima kasihnya kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) atas pendanaan hibah yang sangat bermanfaat bagi kampusnya maupun masyarakat. "Saya mengapresiasi topik-topik yang telah diusulkan oleh masing-masing tim penelitian maupun pengabdian masyarakat yang dirancang sangat menarik dan relevan dalam Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/12/2021).

Dalam seminar ini, masing-masing tim pengusul dari penelitian maupun pengabdian masyarakat memaparkan proses, pelaksanaan, hingga hasil dari kegiatan yang dilakukan. Pada tim penelitian 1 membahas mengenai "Pengembangan Model & Framework Ekosistem Digital Learning untuk Memfasilitasi Pembelajaran Berpusat Pada Siswa MBKM". Lidia Sandra dan tim menguji beberapa faktor determinan partisipasi mahasiswa dalam program MBKM, antara lain: pengaruh sosial, kondisi pendukung, keputusan pemerintah, rekognisi, insentif keuangan, utilitas, serta kemudahan.

Baca juga: 28 Mahasiswa UNM Lolos Seleksi Magang MBKM

Berdasarkan survei terhadap 745 partisipan, tim menemukan bahwa diluar dari keputusan pemerintah yang telah ada, ternyata pengaruh sosial memiliki peranan yang sangat penting terhadap partisipasi program MBKM. Pengaruh sosial yang ditemukan meliputi keinginan mahasiswa untuk merasakan pengalaman di luar bidang kuliah, berkontribusi dalam masyarakat, merangsang tantangan baru dan ingin eksis, serta lingkungan dan teman yang mengikuti program MBKM.

Selain itu, juga dipengaruhi beberapa kondisi pendukung seperti terdapat fasilitas yang cukup untuk peserta; dukungan orang tua dan pihak kampus; terdapat jaminan keamanan dan keselamatan dari pemerintah; dan kondisi pandemi yang telah kondusif. Mahasiswa mengharapkan partisipasi mereka terhadap program MBKM ini sesuai dengan apa yang mereka harapkan," kata Lidia dalam paparannya.

Selain itu, pengetahuan partisipan terhadap suatu program menjadi hal yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi jumlah partisipasi dan kepuasan partisipan. Pengetahuan manfaat dan ketertarikan mahasiswa terhadap program MBKM sangat tinggi sekitar 81,6%. Begitu juga tingkat kepuasan pelaksanaan program MBKM mencapai 84,78% bagi dosen dan 71,74% bagi mahasiswa. Apabila program yang dilakukan bermanfaat maka partisipasi akan meningkat dan kepuasan juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya.

Lidia Sandra dan tim juga melakukan analisis sentimen terhadap seluruh mahasiswa di Indonesia, melalui Twitter. Sekitar 63% sentimen positif terhadap program MBKM, wordcloud yang ditemukan dari partisipan seperti terdapat insentif uang saku, pujian terhadap Indonesia dan presiden, serta lainnya. Namun terdapat 37% sentimen negatif yang mengungkapkan masalah terhadap konversi nilai, perasaan lelah mengikuti program MBKM, perasaan sedih karena kesulitan atau gagal saat penyeleksian program MBKM, pembayaran uang insentif yang tertunda, dan lainnya.

Baca juga: Gowa Jadi Piloting Program Penerapan MBKM Kemendikbud Ristek

Dalam dunia pembelajaran, ada beberapa pro dan kontra antara mahasiswa yang menyukai teori lalu ada yang yang lebih menyukai praktik. Ada mahasiswa yang menyukai jika teori diikuti oleh praktik yang sesuai, sehingga mahasiswa memiliki bayangan bagaimana sebenarnya teori itu bekerja.

Lalu ada saran dari salah satu mahasiswa untuk memunculkan sesi diskusi bersama dosen ataupun sesama mahasiswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan berbagi pengalaman. Diskusi yang diikuti dengan keterbukaan dari dosen juga membantu perencanaan materi pembelajaran yang implementatif dan berguna bagi mahasiswanya. Tentunya partisipasi dari mahasiswa terhadap program MBKM ini jika sesuai dengan harapan dari mahasiswa, maka akan meningkatkan kepuasan partisipan.

Lidia Sandra menyatakan bahwa efek pandemi secara tidak langsung memberikan efek memaksa bagi perguruan tinggi untuk melakukan transformasi digital. Sejalan dengan itu, program MBKM juga ditargetkan untuk meningkatkan kualitas lulusan mahasiswa menyambut era transformasi digital. Jika sebagai Perguruan Tinggi diminta untuk menyiapkan lulusan yang kompeten, melek digital, dan siap menyambut ekonomi digital.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5092 seconds (0.1#10.140)