Didik Anak di Masa Pandemi, Komunikasi Guru dan Orang Tua Harus Efektif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kegiatan belajar mengajar di Tahun Ajaran Baru 2020/2021 bakal bergulir dalam beberapa pekan lagi. Lantaran pandemi Covid-19 belum usai, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih mendorong pembelajaran jarak jauh (PJJ), baik secara daring (online) maupun luring (offline).
Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara menilai sistem belajar jarak jauh merupakan pertimbangan yang paling rasional. Sebab, keselamatan dan kesehatan anak merupakan prioritas utama. “Kesehatan anak adalah yang paling penting. Kami menimbang aspirasi dan semua masukan dari pihak lain, maka itu PGRI mendukung sistem PJJ masih dilakukan selama masa pandemi,” ujar Dudung dalam diskusi daring, Rabu (10/6/2020). (Baca juga: Ajaran Baru Dimulai Juli, Kemendikbud: Proses Belajar Tak Langsung Tatap Muka)
Berdasarkan survei yang dilakukan PGRI di 514 kabupaten/kota, sebanyak 85% orang tua tidak setuju siswa kembali belajar di sekolah. Sementara, sekitar 54% siswa setuju. Adapun 50% guru juga setuju. Kendati demikian, Dudung mendorong agar pihak sekolah terus berkoordinasi dengan para orang tua atau wali murid dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebab, kedua pihak memiliki peran sentral dalam tumbuh kembang kecerdasan anak. “Di saat PJJ seperti ini, guru harus benar-benar berkomunikasi secara efektif dengan orang tua dan anak didiknya. Guru dan orang tua adalah yang paling bertanggung jawab dalam mendidik anak yang belum dewasa,” imbuh dia. (Baca juga: KPAI Usul Lima Syarat Buka Sekolah di Masa Pandemi Corona)
Kolaborasi kedua pihak itu diyakini Dudung akan membuat anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak meskipun tidak belajar tatap muka di sekolah. Menurut dia, guru adalah orang yang umumnya lebih ‘ditakuti’ murid ketimbang orang tuanya sendiri. Kendati begitu, Dudung meminta orang tua juga harus menyediakan waktu yang berkualitas untuk mengajar anak di rumah. Hal itu memudahkan anak bisa merasakan pendidikan dan pengajaran dari orang-orang dewasa di sekitarnya.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara menilai sistem belajar jarak jauh merupakan pertimbangan yang paling rasional. Sebab, keselamatan dan kesehatan anak merupakan prioritas utama. “Kesehatan anak adalah yang paling penting. Kami menimbang aspirasi dan semua masukan dari pihak lain, maka itu PGRI mendukung sistem PJJ masih dilakukan selama masa pandemi,” ujar Dudung dalam diskusi daring, Rabu (10/6/2020). (Baca juga: Ajaran Baru Dimulai Juli, Kemendikbud: Proses Belajar Tak Langsung Tatap Muka)
Berdasarkan survei yang dilakukan PGRI di 514 kabupaten/kota, sebanyak 85% orang tua tidak setuju siswa kembali belajar di sekolah. Sementara, sekitar 54% siswa setuju. Adapun 50% guru juga setuju. Kendati demikian, Dudung mendorong agar pihak sekolah terus berkoordinasi dengan para orang tua atau wali murid dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebab, kedua pihak memiliki peran sentral dalam tumbuh kembang kecerdasan anak. “Di saat PJJ seperti ini, guru harus benar-benar berkomunikasi secara efektif dengan orang tua dan anak didiknya. Guru dan orang tua adalah yang paling bertanggung jawab dalam mendidik anak yang belum dewasa,” imbuh dia. (Baca juga: KPAI Usul Lima Syarat Buka Sekolah di Masa Pandemi Corona)
Kolaborasi kedua pihak itu diyakini Dudung akan membuat anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak meskipun tidak belajar tatap muka di sekolah. Menurut dia, guru adalah orang yang umumnya lebih ‘ditakuti’ murid ketimbang orang tuanya sendiri. Kendati begitu, Dudung meminta orang tua juga harus menyediakan waktu yang berkualitas untuk mengajar anak di rumah. Hal itu memudahkan anak bisa merasakan pendidikan dan pengajaran dari orang-orang dewasa di sekitarnya.
(cip)