4 Tips Sukses Budidaya Ikan dalam Ember ala Pakar Unpad, Mudah dan Efisien
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran ( Unpad ) Yuli Andriani mengatakan budidaya ikan dalam ember atau “budikdamber” dapat menjadi solusi pemenuhan nutrisi keluarga di tengah pandemi.
Dikatakan Yuli, pandemi turut menimbulkan perubahan dalam penyediaan makanan untuk keluarga, Perubahan ini terjadi antara lain keterbatasan distribusi akibat pembatasan wilayah dan harga yang melambung karena suplai yang menurun.
Untuk mempertahankan asupan gizi yang baik untuk keluarga dan balita, salah satunya bisa memanfaatkan lahan pekarangan di rumah untuk menyediakan pangan keluarga secara mandiri.
“Budikdamber merupakan salah satu pilihan untuk mendapatkan suplai protein hewani dan sayuran secara mandiri untuk keluarga,” katanya melansir laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Rabu (26/1/2022).
Yuli menjelaskan, budikdamber adalah metode budidaya ikan yang disinergikan dengan tanaman sayuran yang dilakukan dalam wadah berupa ember. Prinsip pelaksanaan budikdamber sama dengan akuaponik yang mensinergikan antara budidaya tanaman dan ikan dalam satu wadah.
Namun, budikdamber dilakukan dalam wadah yang lebih kecil (ember) sehingga efisien bila ditempatkan di lahan sempit. “Selain efisien tempat, budikdamber juga hemat energi listrik dan ramah lingkungan karena tidak memerlukan tambahan pupuk selama pemeliharaannya,” ujarnya.
Agar praktik budikdamber berhasil, Yuli mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Jenis, sumber dan kepadatan ikan
Tidak semua jenis ikan cocok untuk dibudidayakan dalam sistem budikdamber. Ini disebabkan, kapasitas ruang yang terbatas, ikan-ikan yang sesuai untuk dibudidayakan adalah jenis ikan yang tidak bersisik dan tidak memerlukan oksigen banyak dalam air, seperti: ikan lele, patin, dan gabus.
Ikan-ikan bersisik dan memiliki sirip-sirip tajam berpotensi melukai satu sama lain dalam wadah yang terbatas, sehingga tingkat kematiannya akan meningkat. Sementara penggunaan ikan-jenis catfish seperti lele lebih aman karena tubuhnya dilindungi lendir, sehingga memungkinkan digunakan dalam kepadatan yang tinggi.
Lendir akan melindungi tubuh ikan karena mengurangi gesekan satu sama lain sehingga ikan bebas dari luka akibat gesekan.
Selain jenis, kesehatan ikan yang digunakan juga merupakan syarat keberhasilan dalam budikdamber. Ikan yang sehat dapat dibeli di tempat yang terpercaya, seperti Balai Benih Ikan, dan memiliki ciri-ciri seperti warna cerah mengkilap, tidak terdapat bercak putih, gerakan lincah, dan bentuk tubuhnya sempurna.
Dalam satu ember volume 78 liter yang diisi air setinggi 50 cm atau sebanyak 60 liter air dapat diisi dengan benih ikan lele sebanyak 60 ekor.
2. Jenis tanaman
Pada dasarnya semua tanaman dapat digunakan dalam kegiatan budikdamber. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis tanaman sayuran seperti selada, kangkung, pakcoy dan sawi memiliki pertumbuhan yang baik bila ditanam dalam budikdamber.
Struktur akar tanaman tersebut berbentuk serabut halus, sehingga mampu menyaring unsur hara yang terdapat media budidaya. Pada gilirannya, hal ini berkaitan dengan penyediaan pupuk organik yang berasal dari feses ikan, yang membantu penyediaan nutrisi bagi tanaman.
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dalam sistem budikdamber harus diatur jumlahnya karena sisa pakan yang tidak dimakan ikan akan membusuk dan menyebabkan penurunan kualitas air. Pakan cukup diberikan 2-3 kali sehari dengan jumlah 3-4% dari bobot total ikan di ember.
Selama pemberian perhatikan respons ikan terhadap pakan. Bila ikan sudah tidak merespons pakan, hentikan pemberian. Pakan yang diberikan pada ikan dalam sistem ini bisa juga memanfaatkan limbah organik rumah tangga yang terlebih dahulu difermentasi.
4. Kualitas air
Peranan kualitas air dalam budikdamber sangatlah krusial, karena volume air yang digunakan sangat terbatas. Pemeliharaan kualitas air dapat dipertahankan dengan melakukan penggantian air sebesar 20-30% secara berkala sehingga air dalam kondisi yang baik untuk ikan.
Penggunaan probiotik sangat disarankan, terutama untuk mengurangi bau yang ditimbulkan, sekaligus menekan mikroba patogen yang berpotensi menyebabkan penyakit pada ikan. Dosis yang disarankan adalah 1 ml/liter air.
Dikatakan Yuli, pandemi turut menimbulkan perubahan dalam penyediaan makanan untuk keluarga, Perubahan ini terjadi antara lain keterbatasan distribusi akibat pembatasan wilayah dan harga yang melambung karena suplai yang menurun.
Untuk mempertahankan asupan gizi yang baik untuk keluarga dan balita, salah satunya bisa memanfaatkan lahan pekarangan di rumah untuk menyediakan pangan keluarga secara mandiri.
“Budikdamber merupakan salah satu pilihan untuk mendapatkan suplai protein hewani dan sayuran secara mandiri untuk keluarga,” katanya melansir laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Rabu (26/1/2022).
Yuli menjelaskan, budikdamber adalah metode budidaya ikan yang disinergikan dengan tanaman sayuran yang dilakukan dalam wadah berupa ember. Prinsip pelaksanaan budikdamber sama dengan akuaponik yang mensinergikan antara budidaya tanaman dan ikan dalam satu wadah.
Namun, budikdamber dilakukan dalam wadah yang lebih kecil (ember) sehingga efisien bila ditempatkan di lahan sempit. “Selain efisien tempat, budikdamber juga hemat energi listrik dan ramah lingkungan karena tidak memerlukan tambahan pupuk selama pemeliharaannya,” ujarnya.
Agar praktik budikdamber berhasil, Yuli mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Jenis, sumber dan kepadatan ikan
Tidak semua jenis ikan cocok untuk dibudidayakan dalam sistem budikdamber. Ini disebabkan, kapasitas ruang yang terbatas, ikan-ikan yang sesuai untuk dibudidayakan adalah jenis ikan yang tidak bersisik dan tidak memerlukan oksigen banyak dalam air, seperti: ikan lele, patin, dan gabus.
Ikan-ikan bersisik dan memiliki sirip-sirip tajam berpotensi melukai satu sama lain dalam wadah yang terbatas, sehingga tingkat kematiannya akan meningkat. Sementara penggunaan ikan-jenis catfish seperti lele lebih aman karena tubuhnya dilindungi lendir, sehingga memungkinkan digunakan dalam kepadatan yang tinggi.
Lendir akan melindungi tubuh ikan karena mengurangi gesekan satu sama lain sehingga ikan bebas dari luka akibat gesekan.
Selain jenis, kesehatan ikan yang digunakan juga merupakan syarat keberhasilan dalam budikdamber. Ikan yang sehat dapat dibeli di tempat yang terpercaya, seperti Balai Benih Ikan, dan memiliki ciri-ciri seperti warna cerah mengkilap, tidak terdapat bercak putih, gerakan lincah, dan bentuk tubuhnya sempurna.
Dalam satu ember volume 78 liter yang diisi air setinggi 50 cm atau sebanyak 60 liter air dapat diisi dengan benih ikan lele sebanyak 60 ekor.
2. Jenis tanaman
Pada dasarnya semua tanaman dapat digunakan dalam kegiatan budikdamber. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis tanaman sayuran seperti selada, kangkung, pakcoy dan sawi memiliki pertumbuhan yang baik bila ditanam dalam budikdamber.
Struktur akar tanaman tersebut berbentuk serabut halus, sehingga mampu menyaring unsur hara yang terdapat media budidaya. Pada gilirannya, hal ini berkaitan dengan penyediaan pupuk organik yang berasal dari feses ikan, yang membantu penyediaan nutrisi bagi tanaman.
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dalam sistem budikdamber harus diatur jumlahnya karena sisa pakan yang tidak dimakan ikan akan membusuk dan menyebabkan penurunan kualitas air. Pakan cukup diberikan 2-3 kali sehari dengan jumlah 3-4% dari bobot total ikan di ember.
Selama pemberian perhatikan respons ikan terhadap pakan. Bila ikan sudah tidak merespons pakan, hentikan pemberian. Pakan yang diberikan pada ikan dalam sistem ini bisa juga memanfaatkan limbah organik rumah tangga yang terlebih dahulu difermentasi.
4. Kualitas air
Peranan kualitas air dalam budikdamber sangatlah krusial, karena volume air yang digunakan sangat terbatas. Pemeliharaan kualitas air dapat dipertahankan dengan melakukan penggantian air sebesar 20-30% secara berkala sehingga air dalam kondisi yang baik untuk ikan.
Penggunaan probiotik sangat disarankan, terutama untuk mengurangi bau yang ditimbulkan, sekaligus menekan mikroba patogen yang berpotensi menyebabkan penyakit pada ikan. Dosis yang disarankan adalah 1 ml/liter air.
(mpw)