PTM Kembali 50 %, Dosen Psikologi UB Beri Tips untuk Orang Tua dan Guru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan Pembelajaran Tatap Muka ( PTM ) kembali ke angka 50% dari kuota satu kelas. Terutama untuk wilayah yang sedang berstatus PPKM level 2. Sementara daerah PPKM Level 1, 3, dan 4 tetap mengikuti ketentuan SKB 4 menteri.
Kembali berubahnya kebijakan PTM ini diprediksi oleh Dosen Psikologi Universitas Brawijaya (UB) Ari Pratiwi akan menimbulkan perasaan ketidakpastian kepada anak.
“Mereka kan termasuk baru memulai adaptasi dari rumah ke sekolah sekarang di rumah lagi. Tentu hal ini membuat anak-anak akan merasa tidak pasti. Kita saja yang dewasa kadang merasa tidak pasti perasaannya tidak senang juga,” ucapnya merangkum laman UB, Jumat (18/2/2022).
Potensi kondisi ini membuat Ari memberikan empat tips yang bisa dipakai oleh orang tua dan anak agar PTM yang kembali berjalan 50% ini dapat berjalan dengan lancar.
Pertama, Ari menyarankan kepada orang tua untuk melakukan sikap yang fleksibel kepada anak-anak karena kebijakan seperti PTM ini bisa berubah setiap saat.
“Orang tua mengajarkan sikap fleksibel. Sebab kalau kaku malah membuat anak anak stress di rumah, perilaku mereka tidak terkendali, dan jika direspon negatif oleh orang tua malah akan membuat konflik,” ucapnya.
Baca: Ini Tanda-tanda Anak Anda Cerdas Secara Emosional
Sikap fleksibel ini, menurut Ari, akan membuat anak siap dalam kondisi apa pun terkait kebijakan PTM yang akan diberlakukan.
Kedua, pahami mood anak. Orang tua wajib memahami perasaan anak. Sebab, kata Ari, ada potensi anak-anak sudah semangat tapi ternyata mereka kembali belajar di rumah. Atau sebaliknya, seharusnya belajar di sekolah malah mereka malas untuk ke sekolah.
“Ini perlu orang tua memahami perasaan misal bilang, oh lagi semangat ya ke sekolah tapi sayang kita sekarang belajar di rumah dulu ya,” imbuh alumni Universitas Indonesia ini.
Kembali berubahnya kebijakan PTM ini diprediksi oleh Dosen Psikologi Universitas Brawijaya (UB) Ari Pratiwi akan menimbulkan perasaan ketidakpastian kepada anak.
“Mereka kan termasuk baru memulai adaptasi dari rumah ke sekolah sekarang di rumah lagi. Tentu hal ini membuat anak-anak akan merasa tidak pasti. Kita saja yang dewasa kadang merasa tidak pasti perasaannya tidak senang juga,” ucapnya merangkum laman UB, Jumat (18/2/2022).
Potensi kondisi ini membuat Ari memberikan empat tips yang bisa dipakai oleh orang tua dan anak agar PTM yang kembali berjalan 50% ini dapat berjalan dengan lancar.
Pertama, Ari menyarankan kepada orang tua untuk melakukan sikap yang fleksibel kepada anak-anak karena kebijakan seperti PTM ini bisa berubah setiap saat.
“Orang tua mengajarkan sikap fleksibel. Sebab kalau kaku malah membuat anak anak stress di rumah, perilaku mereka tidak terkendali, dan jika direspon negatif oleh orang tua malah akan membuat konflik,” ucapnya.
Baca: Ini Tanda-tanda Anak Anda Cerdas Secara Emosional
Sikap fleksibel ini, menurut Ari, akan membuat anak siap dalam kondisi apa pun terkait kebijakan PTM yang akan diberlakukan.
Kedua, pahami mood anak. Orang tua wajib memahami perasaan anak. Sebab, kata Ari, ada potensi anak-anak sudah semangat tapi ternyata mereka kembali belajar di rumah. Atau sebaliknya, seharusnya belajar di sekolah malah mereka malas untuk ke sekolah.
“Ini perlu orang tua memahami perasaan misal bilang, oh lagi semangat ya ke sekolah tapi sayang kita sekarang belajar di rumah dulu ya,” imbuh alumni Universitas Indonesia ini.