Mahasiswa ITS Gagas Sistem Daur Ulang Air Limbah Ekstraksi Minyak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) menginovasikan sistem daur ulang air limbah ekstraksi minyak agar dapat dipergunakan kembali. Inovasi ini sekaligus sebagai upaya penghematan air.
Inovasi dari tim mahasiswa TEL-U Team ini hadir karena proses ekstraksi minyak bumi yang masih terperangkap dalam lapisan batuan menghasilkan limbah air dalam jumlah yang besar.
Salah satu metode ekstraksi minyak bumi yang terkandung dalam lapisan batuan ialah dengan teknik hydraulic fracturing. Teknik ini diterapkan untuk meretakkan dinding batuan di dalam sumur yang sudah digali, selanjutnya minyak pada batuan disalurkan kembali ke permukaan.
“Proses ini membutuhkan injeksi fluida untuk membuat dan memperpanjang pecahan batu,” jelas Ketua Tim Tyara Novia Andhin melalui siaran pers, Kamis (24/2/2022).
Dipaparkan Tyara, injeksi fluida terdiri dari 95 % air, 4 % propan berupa pasir, dan 1 % campuran bahan kimia lain. “Setidaknya dibutuhkan 5 juta barel air yang setara dengan 19.700 kolam renang Olimpiade,” ungkap mahasiswi Departemen Teknik Kimia ITS ini.
Tyara menerangkan, air tersebut akan diinjeksikan ke dalam sumur batuan lalu akan naik kembali dengan sendirinya ke permukaan bersama dengan minyak bumi. Setelah dilakukan pemisahan air dan minyak, limbah air yang bercampur dengan kotoran dan air tanah ini akan dibuang.
Namun hanya dengan treatment seperlunya tanpa ada perlakuan khusus. “Selain pemborosan air, limbah dapat membahayakan bagi lingkungan sekitar,” tuturnya.
Baca: UGM Kembangkan Pewarna Alami Tekstil dari Kayu Merbau Papua
Berangkat dari permasalahan tersebut, Tyara bersama dua anggota timnya yang juga berasal dari Departemen Teknik Kimia ITS yakni Evania Christiana Febiani dan Latif Setyabudi menginovasikan sistem daur ulang limbah airnya.
Sistem usulan tim ITS ini mengombinasikan tiga metode sekaligus, yaitu electrocoagulation, nanofiltration, dan pervaporation. “Melalui metode ini, air dapat digunakan hingga tiga kali pemakaian dalam proses ekstraksi minyak,” ungkap Tyara.
Inovasi dari tim mahasiswa TEL-U Team ini hadir karena proses ekstraksi minyak bumi yang masih terperangkap dalam lapisan batuan menghasilkan limbah air dalam jumlah yang besar.
Salah satu metode ekstraksi minyak bumi yang terkandung dalam lapisan batuan ialah dengan teknik hydraulic fracturing. Teknik ini diterapkan untuk meretakkan dinding batuan di dalam sumur yang sudah digali, selanjutnya minyak pada batuan disalurkan kembali ke permukaan.
“Proses ini membutuhkan injeksi fluida untuk membuat dan memperpanjang pecahan batu,” jelas Ketua Tim Tyara Novia Andhin melalui siaran pers, Kamis (24/2/2022).
Dipaparkan Tyara, injeksi fluida terdiri dari 95 % air, 4 % propan berupa pasir, dan 1 % campuran bahan kimia lain. “Setidaknya dibutuhkan 5 juta barel air yang setara dengan 19.700 kolam renang Olimpiade,” ungkap mahasiswi Departemen Teknik Kimia ITS ini.
Tyara menerangkan, air tersebut akan diinjeksikan ke dalam sumur batuan lalu akan naik kembali dengan sendirinya ke permukaan bersama dengan minyak bumi. Setelah dilakukan pemisahan air dan minyak, limbah air yang bercampur dengan kotoran dan air tanah ini akan dibuang.
Namun hanya dengan treatment seperlunya tanpa ada perlakuan khusus. “Selain pemborosan air, limbah dapat membahayakan bagi lingkungan sekitar,” tuturnya.
Baca: UGM Kembangkan Pewarna Alami Tekstil dari Kayu Merbau Papua
Berangkat dari permasalahan tersebut, Tyara bersama dua anggota timnya yang juga berasal dari Departemen Teknik Kimia ITS yakni Evania Christiana Febiani dan Latif Setyabudi menginovasikan sistem daur ulang limbah airnya.
Sistem usulan tim ITS ini mengombinasikan tiga metode sekaligus, yaitu electrocoagulation, nanofiltration, dan pervaporation. “Melalui metode ini, air dapat digunakan hingga tiga kali pemakaian dalam proses ekstraksi minyak,” ungkap Tyara.