Mahasiswa ITS Gagas Sistem Daur Ulang Air Limbah Ekstraksi Minyak

Kamis, 24 Februari 2022 - 19:20 WIB
loading...
Mahasiswa ITS Gagas Sistem Daur Ulang Air Limbah Ekstraksi Minyak
Tim mahasiswa ITS. Foto/Dok/Humas ITS
A A A
JAKARTA - Tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) menginovasikan sistem daur ulang air limbah ekstraksi minyak agar dapat dipergunakan kembali. Inovasi ini sekaligus sebagai upaya penghematan air.

Inovasi dari tim mahasiswa TEL-U Team ini hadir karena proses ekstraksi minyak bumi yang masih terperangkap dalam lapisan batuan menghasilkan limbah air dalam jumlah yang besar.

Salah satu metode ekstraksi minyak bumi yang terkandung dalam lapisan batuan ialah dengan teknik hydraulic fracturing. Teknik ini diterapkan untuk meretakkan dinding batuan di dalam sumur yang sudah digali, selanjutnya minyak pada batuan disalurkan kembali ke permukaan.

“Proses ini membutuhkan injeksi fluida untuk membuat dan memperpanjang pecahan batu,” jelas Ketua Tim Tyara Novia Andhin melalui siaran pers, Kamis (24/2/2022).

Dipaparkan Tyara, injeksi fluida terdiri dari 95 % air, 4 % propan berupa pasir, dan 1 % campuran bahan kimia lain. “Setidaknya dibutuhkan 5 juta barel air yang setara dengan 19.700 kolam renang Olimpiade,” ungkap mahasiswi Departemen Teknik Kimia ITS ini.

Tyara menerangkan, air tersebut akan diinjeksikan ke dalam sumur batuan lalu akan naik kembali dengan sendirinya ke permukaan bersama dengan minyak bumi. Setelah dilakukan pemisahan air dan minyak, limbah air yang bercampur dengan kotoran dan air tanah ini akan dibuang.

Namun hanya dengan treatment seperlunya tanpa ada perlakuan khusus. “Selain pemborosan air, limbah dapat membahayakan bagi lingkungan sekitar,” tuturnya.

Baca: UGM Kembangkan Pewarna Alami Tekstil dari Kayu Merbau Papua

Berangkat dari permasalahan tersebut, Tyara bersama dua anggota timnya yang juga berasal dari Departemen Teknik Kimia ITS yakni Evania Christiana Febiani dan Latif Setyabudi menginovasikan sistem daur ulang limbah airnya.

Sistem usulan tim ITS ini mengombinasikan tiga metode sekaligus, yaitu electrocoagulation, nanofiltration, dan pervaporation. “Melalui metode ini, air dapat digunakan hingga tiga kali pemakaian dalam proses ekstraksi minyak,” ungkap Tyara.

Lebih dalam, Tyara menjelaskan, limbah air akan melalui proses electro coagulation terlebih dahulu untuk mengendapkan padatan kimia, ion logam berat, serta senyawa organik lainnya yang tekandung dalam limbah air.

“Endapan dan gumpalan ini akan dipisahkan dari air oleh membran berukuran nano pada proses nanofiltration,” tambah mahasiswi asal Surabaya ini.

Pada tahap terakhir, air akan diproses dengan metode pervaporation yang memanfaatkan membran hidrofilik. Membran ini sangat efektif dalam menghilangkan kandungan garam yang sangat tinggi pada air akibat limbah yang bercampur dengan air tanah.

Baca juga: Dirikan Prodi Kedokteran, IPB University Berguru ke Unpad

Membran hidrofilik hanya akan menarik kandungan air, sehingga garam dan partikel tersisa dapat terpisah dari air dengan efektivitas mencapai 99 %. “Pervaporation mampu menangani air dengan kandungan garam hingga 250mg/L,” ucapnya.

Mengangkat karya tulis berjudul Sustainable Innovation for Hydraulic Fracturing Wastewater Treatment to Enhace Oil and Gas Production, tim perwakilan ITS ini juga telah berhasil meraih gelar first runner up dan poster terfavorit dalam kompetisi APECX 2021 yang digelar Universitas Gadjah Mada (UGM), tahun lalu.

“Inovasi ini mampu menekan biaya distirbusi air serta ramah lingkungan karena menekan produksi emisi selama pendsitribusian air tersebut,” tandasnya meyakinkan.
(nz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1164 seconds (0.1#10.140)