UMM Ranking 6 Kampus Swasta Terbaik se-ASEAN versi AppliedHE
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ). Terbaru, Kampus Putih ini berhasil meraih predikat sebagai kampus swasta terbaik nomor 6 se-Asia Tenggara menurut data yang dikeluarkan oleh AppliedHE.
AppliedHE merupakan lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia yang berpusat di 20 Sin Ming Lane, Midview City, Singapura.
Ada lebih dari 700 perguruan tinggi swasta di ASEAN yang dinilai dan masuk dalam proses pemeringkatan. Beberapa kriteria yang digunakan untuk penilaian ini meliputi teaching and learning, employability, serta research. Adapula community engagement, internasionalisasi dan reputasi institusi.
Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengungkapkan bahwa raihan ini menjadi kabar yang sangat menggembirakan. Meski begitu, hal utama yang perlu dilakukan bukanlah euforia berlebihan meramaikan capaian UMM menjadi kampus peringkat enam se-ASEAN. Namun harus segera melakukan evaluasi terhadap variabel-variabel yang masih perlu dikembangkan.
“Tentu harus ada peningkatan peringkat UMM di hasil pemeringkatan tahun berikutnya, mengingat hal ini menjadi aspek penting dalam perjalanan sebuah perguruan tinggi. Begitu pun dengan peningkatan kualitas di seluruh aspek layanan. Hasil ini juga menjadi bagian dari rekognisi internasional yang sudah menjadi milestone UMM sejak lama,” ungkap Fauzan.
Senada dengan Fauzan, Wakil Rektor I UMM Prof. Syamsul Arifin, M.Si. bersyukur Kampus Putih dapat bertengger di kampus teratas se-Asia Tenggara menurut AppliedHE. Hal ini menunjukkan bahwa kampus ini telah memperoleh pengakuan, terutama di berbagai bidang yang dinilai.
“Kita tentu senang karena dari segi akademik yang meliputi teaching and learning serta riset, kita mampu memperoleh hasil yang bagus. Apalagi melihat kenyataan bahwa universitas dinilai sebagai centre of excellence dalam pengembangan ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Syamsul, panggilan akrabnya, menilai riset yang dilakukan UMM relatif bagus karena mampu berkolaborasi dan memanfaatkan hibah dari pemerintah maupun Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Meski begitu, ia ingin hasil riset yang diperoleh dapat diselaraskan dengan aspek teaching dan learning. Begitu pun dengan community engagement yang seharusnya bisa dikembangkan lebih baik lagi.
“Apa yang disampaikan oleh AppliedHE menandakan bahwa kita sudah masuk di kancah internasional, sesuai dengan milestone kita tahun ini yakni intenational competitiveness. Hasil ini harus menjadi momentum, refleksi dan muhasabah supaya semua komponen UMM bisa bagus. Saya tentu mengapresiasi kerja kolektif dari semua unit dan bagian di UMM yang sudah berupaya semaksimal mungkin,” tambahnya.
Di sisi lain, Asisten Rektor Bidang Akreditasi Internasional UMM, Suparto menjelaskan bahwa data penilaian yang dilakukan oleh AppliedHE bersumber pada tiga hal yakni data dari kampus, angket yang diberikan ke alumni dan mahasiswa serta data dari Google Scholar. Enam aspek yang ada dinilai secara objektif dan memiliki porsi masing-masing.
“Sebut saja teaching and learning yang porsinya mencapai 40% dari total seluruh penilaian. Aspek ini terbagi atas kepuasan peserta didik akan dosen, fasilitas serta sistem penilaian. Alhamdulillah, UMM mampu membukukan nilai yang sangat tinggi di angka 85-90 di masing-masing poin dan menjadi peringkat empat di aspek teaching dan learning,” ungkapnya.
Kemudian, aspek kedua yakni riset yang memiliki porsi sebesar 15% dari penilaian. Data Google Scholar para dosen, artikel dan makalah, serta sitasi dosen sangat berperan dalam mendukung tingginya nilai yang diperoleh. Terhitung, UMM mendapat angka di kisaran 82 hingga 87 dalam aspek riset yang mengantarkan UMM bertengger di nomor dua se-ASEAN.
“Tentu angka ini membuktikan bahwa sivitas akademika memiliki semangat yang luar biasa untuk meneliti dan memberikan inovasi baru. Sehingga dapat maksimal dalam memberikan sederet manfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Parto, panggilan akrabnya juga menyebutkan peringkat di tiap aspek penilaian secara berurutan. Aspek employability berada di posisi 18, community engagement di posisi 19, dan internasionalisasi yang berhasil menempati peringkat ke 18.
“Predikat kampus peringkat enam se-Asia Tenggara ini menjadi raihan yang membanggakan. Namun jangan sampai kita terlena, malah sebaliknya harus meningkatkan berbagai aspek yang dirasa kurang. Sehingga mampu memberikan hasil maksimal, terutama peringkat UMM di mata dunia,” tambahnya.
Lihat Juga: IPB Peringkat 1 ASEAN Kriteria Environmental Education di QS Sustainability Ranking 2025
AppliedHE merupakan lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia yang berpusat di 20 Sin Ming Lane, Midview City, Singapura.
Ada lebih dari 700 perguruan tinggi swasta di ASEAN yang dinilai dan masuk dalam proses pemeringkatan. Beberapa kriteria yang digunakan untuk penilaian ini meliputi teaching and learning, employability, serta research. Adapula community engagement, internasionalisasi dan reputasi institusi.
Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengungkapkan bahwa raihan ini menjadi kabar yang sangat menggembirakan. Meski begitu, hal utama yang perlu dilakukan bukanlah euforia berlebihan meramaikan capaian UMM menjadi kampus peringkat enam se-ASEAN. Namun harus segera melakukan evaluasi terhadap variabel-variabel yang masih perlu dikembangkan.
“Tentu harus ada peningkatan peringkat UMM di hasil pemeringkatan tahun berikutnya, mengingat hal ini menjadi aspek penting dalam perjalanan sebuah perguruan tinggi. Begitu pun dengan peningkatan kualitas di seluruh aspek layanan. Hasil ini juga menjadi bagian dari rekognisi internasional yang sudah menjadi milestone UMM sejak lama,” ungkap Fauzan.
Senada dengan Fauzan, Wakil Rektor I UMM Prof. Syamsul Arifin, M.Si. bersyukur Kampus Putih dapat bertengger di kampus teratas se-Asia Tenggara menurut AppliedHE. Hal ini menunjukkan bahwa kampus ini telah memperoleh pengakuan, terutama di berbagai bidang yang dinilai.
“Kita tentu senang karena dari segi akademik yang meliputi teaching and learning serta riset, kita mampu memperoleh hasil yang bagus. Apalagi melihat kenyataan bahwa universitas dinilai sebagai centre of excellence dalam pengembangan ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Syamsul, panggilan akrabnya, menilai riset yang dilakukan UMM relatif bagus karena mampu berkolaborasi dan memanfaatkan hibah dari pemerintah maupun Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Meski begitu, ia ingin hasil riset yang diperoleh dapat diselaraskan dengan aspek teaching dan learning. Begitu pun dengan community engagement yang seharusnya bisa dikembangkan lebih baik lagi.
“Apa yang disampaikan oleh AppliedHE menandakan bahwa kita sudah masuk di kancah internasional, sesuai dengan milestone kita tahun ini yakni intenational competitiveness. Hasil ini harus menjadi momentum, refleksi dan muhasabah supaya semua komponen UMM bisa bagus. Saya tentu mengapresiasi kerja kolektif dari semua unit dan bagian di UMM yang sudah berupaya semaksimal mungkin,” tambahnya.
Di sisi lain, Asisten Rektor Bidang Akreditasi Internasional UMM, Suparto menjelaskan bahwa data penilaian yang dilakukan oleh AppliedHE bersumber pada tiga hal yakni data dari kampus, angket yang diberikan ke alumni dan mahasiswa serta data dari Google Scholar. Enam aspek yang ada dinilai secara objektif dan memiliki porsi masing-masing.
“Sebut saja teaching and learning yang porsinya mencapai 40% dari total seluruh penilaian. Aspek ini terbagi atas kepuasan peserta didik akan dosen, fasilitas serta sistem penilaian. Alhamdulillah, UMM mampu membukukan nilai yang sangat tinggi di angka 85-90 di masing-masing poin dan menjadi peringkat empat di aspek teaching dan learning,” ungkapnya.
Kemudian, aspek kedua yakni riset yang memiliki porsi sebesar 15% dari penilaian. Data Google Scholar para dosen, artikel dan makalah, serta sitasi dosen sangat berperan dalam mendukung tingginya nilai yang diperoleh. Terhitung, UMM mendapat angka di kisaran 82 hingga 87 dalam aspek riset yang mengantarkan UMM bertengger di nomor dua se-ASEAN.
“Tentu angka ini membuktikan bahwa sivitas akademika memiliki semangat yang luar biasa untuk meneliti dan memberikan inovasi baru. Sehingga dapat maksimal dalam memberikan sederet manfaat bagi masyarakat,” tambahnya.
Parto, panggilan akrabnya juga menyebutkan peringkat di tiap aspek penilaian secara berurutan. Aspek employability berada di posisi 18, community engagement di posisi 19, dan internasionalisasi yang berhasil menempati peringkat ke 18.
“Predikat kampus peringkat enam se-Asia Tenggara ini menjadi raihan yang membanggakan. Namun jangan sampai kita terlena, malah sebaliknya harus meningkatkan berbagai aspek yang dirasa kurang. Sehingga mampu memberikan hasil maksimal, terutama peringkat UMM di mata dunia,” tambahnya.
Lihat Juga: IPB Peringkat 1 ASEAN Kriteria Environmental Education di QS Sustainability Ranking 2025
(mpw)